Alarm yang dipasang di ponsel gadis itu sejak tadi terus berdering nyaring, namun tampaknya tak memiliki pengaruh besar untuk mengganggu tidurnya yang nyenyak itu.
"Sstttss.. berisik banget!" Gerutunya dengan tangan meraba mencari ponsel.
Perlahan matanya menyesuaikan dengan cahaya sekitar lalu pandangannya tertuju pada ponsel yang sudah ditangan.
"Anjirrr. Gue telat lagi!" Pekik gadis itu langsung bangun dari tempat tidurnya.
Seperti biasa. Ketika bangun Kesiangan, ia hanya membasuh muka dan gosok gigi setelahnya memakai seragam.
"Luar biasa," ucapnya takjub saat melihat dirinya di cermin.
"Gue gak mandi aja secantik ini, apalagi kalo mandi." Lanjutnya dengan cekikikan.
Gadis itu melangkah keluar kamar dengan papan nama tergantung dibalik pintu dengan bertuliskan nama Anala. Hanya Anala, tak ada nama panjang.
Ia mengeluarkan sepeda dari halaman depan rumahnya lalu mulai mengayuh dengan cepat.
Nala terus mengayuh sepeda dengan semangat dan cepat agar tak telat masuk ke kelas.
Seperti biasa di jam-jam seperti ini jalanan ibukota sudah di terjang macet. Nala terus mengayuh melewati trotoar.
"Kesialan apalagi ini!" Kesalnya lalu mulai turun dari sepeda
.
Dengan sangat berat hati ia harus menuntun sepedanya menuju tukang tambal ban terdekat."Bocor lagi neng?" Tanya abang bengkel.
"Yeuhhh si abang udah tau bocor segala nanya lagi." Jawab Nala kesal.
"Yasudah ayo sini neng duduk. Biar abang tambal dulu ban sepedanya."
"Saya sekalian titip sepeda deh bang. Mau lari aja biar gak telat lagi"
"Iya, hati-hati neng."
Ia berlari menyusuri trotoar dengan cepat. Jangan tanya lagi dengan penampilannya saat ini rambut lepek yang sudah dipenuhi keringat di sana sini bahkan seragamnya tak luput dari keringat yang mulai menembus membasahi.
Masa bodo dengan orang-orang yang memandang dirinya aneh. Toh ia sudah terbiasa di pandang seperti itu.
"Pagi pak Tejo!" ucap Nala ketika sudah menyerobot masuk ketika gerbang sekolah hendak ditutup.
Pak Tejo yang berprofesi sebagai satpam sekolah cuma bisa geleng-geleng kepala. Toh pak Tejo memang sudah terbiasa melihat Nala yang sering telat masuk sekolah.
"Berbakat deh gue jadi maling" katanya sambil mengendap-endap di koridor takut ketahuan guru piket.
Bughhhh....
Nala Menabrak seseorang dari belakang hingga tubuhnya sempoyongan hendak jatuh tengkurap akibat benturan yang cukup keras
Namun belum sampai mengenai lantai, seragam belakang Nala ditahan membuat Nala mengambang tak jadi jatuh.
"Berdiri yang bener atau gue lepas nih baju." Kata seseorang dengan suara berat yang berada dibelakangnya.
Refleks Nala langsung mengimbangi posisi berdirinya. Ia tak ingin wajah cantik menawan bagai bidadari ini menghantam keras nan dinginnya lantai itu.
Nala berbalik ketika seragamnya sudah tak lagi dipegang oleh orang yang saat ini ada dihadapannya.
"Mau sampe kapan lo natap muka gue? Gue tau kalo gue ganteng." Katanya percaya diri menyadarkan Nala dari lamunan nya.
Nala mengibaskan tangannya, "idih pede banget lo."
Belum sempat cowok itu menjawab Nala sudah terlebih dulu menarik nya ke balik dinding yang ada tidak jauh dari posisinya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SENIOR IS MY BOYFRIEND [Completed]
Teen Fiction[Part Lengkap] [TAHAP REVISI POST ULANG SATU PER SATU!!] "Gue gak suka sama lo!" Bentak Givan. "Nanti juga Gipan bakal suka sama Nala." Jawab Nala dengan senyum percaya dirinya. "Gak akan!" "Dengar ya. Sekarang emang Gipan gak suka sama Nala. tapi n...