The Writer-Side Creator : PROLOG

582 20 21
                                    

Malam hari di salah satu kota besar negeri ini. Seorang pemuda sedang menulis sebuah cerita di komputer miliknya. Dia menulis cerita yang berdasarkan pengalaman pribadi miliknya yang tentunya dengan sedikit tambahan bumbu penyedap agar cerita tersebut lebih menarik.

"Syena Fiolera, Raihand Tritama, Ariana Freesia.. Itu nama karakter utama."

Dia sangat fokus membuat cerita tersebut di apartemen miliknya. Tanpa ia sadari, seorang gadis misterius sedang memperhatikan dia dari kejauhan.

"Rey Hadrian.." Gadis tersebut menyebut nama pemuda tersebut.

Gadis tersebut kemudian melompat turun dari atap sebuah rumah dan menghilang di gelapnya malam. Rey sempat melihat ke arah gadis tersebut tadi berada. Sesaat dia melihat sesosok gadis berambut putih perak, tapi gadis tersebut tiba tiba menghilang. Dia berpikir itu hanya imajinasi miliknya saja.

'Ding Dong'

Suara bell pintu apartemen Rey berbunyi. Mendengar suara bell tersebut, rey kemudian bergegas menuju ke pintu dan menyambut tamunya.

"Shera, akhirnya kau datang juga."

Seorang gadis berambut hitam dan gaya rambut ponytail berdiri di depan pintu.

"Huh.. ya aku datang.. kenapa kau memanggilku? Sekarang sudah larut malam... Jangan bilang..."

"Tidak, seperti yang ku katakan tadi di chatbox, aku memutuskan membuat cerita baru"

"Bisa tidak kita bahas ini di chat saja?"

"Apartemenmu berada di sebelah, bicara langsung lebih baik. Cepat masuklah.."

Rey kemudian mempersilahkan Shera masuk.

"Huh.. baiklah, jadi genre apa yang kau mau coba sekarang. Karyamu yang komedi dan misteri lumayan populer. Kurasa selanjutnya kau akan membuat cerita fantasi" Kata Shera sambil berjalan masuk.

Ruangan Rey tak terlalu luas, hanya apartemen kecil saja. Ruangan ini hanya memiliki satu tempat tidur dan meja kecil dengan komputer di atasnya. Selain itu, ada dua ruangan kecil yang terpisah untuk dapur kecil dan kamar mandi. Shera duduk melantai dan menyadar di tempat tidur tersebut. Rey menuju ke dapur dan mengambil minuman di kulkas.

"Aku memutuskan membuat cerita romansa bukan fantasi." Rey keluar dari dapur dengan dua gelas dan sebotol orange jus.

"Romansa, huh.. apa yang kau tahu tentang romansa? Sendirinya ditolak lalu mengurung diri di ruangan dan putus kuliah gara gara cintanya di tolak" Kata Shera.

Rey kemudian duduk di hadapan Shera dan menuangkan orange jus ke kedua gelas yang dia bawa.

"Diamlah!! Aku tak ditolak!!"

"Ah iya, kamu di salib sama sahabat sendiri... aku mau tahu kabar Erika sekarang bagaimana." Kata Shera.

"Ah.. jangan bahas itu lagi.. well, cerita ini terinspirasi dari itu sih." kata Rey.

"Eh.. terinspirasi dari?..."

"Aah!!... kau lihat sendiri konsep plotnya sana" Kata Rey yang kemudian meminum orange jus dalam seteguk.

"Syena..." Shera melihat menyebut nama tersebut, kemudian berhenti.

"Am? ada apa kenapa kau senyum seperti itu? Apa kau suka dengan konsepnya?" Kata Rey.

"Konsepnya lumayan menarik, tapi bukannya ini akhir ceritanya sangat menyedihkan?" Kata Shera.

"Aku hanya mencoba hal baru.. aku belum pernah membuat cerita di mana protagonisnya tidak berakhir bahagia." Kata Rey.

The WriterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang