Unpredictable Things

2 0 0
                                    

Me, who selfishly only always knew of myself
Me, who heartlessly didn't even know of your feelings
How I've changed like this, I'd rather not believe in it
Your love keeps moving me like this.

I'm seeing things I did not see before,
I'm hearing things I did not hear before
.
After you left me, it became a strength to me that I never had before

( EXO- Miracle In December)

***

Aku mengerejapkan mataku perlahan sambil berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina mataku. Kepalaku sedikit pening. bau khas obat obatan menusuk seolah berlomba masuk untuk segera mengisi penuh paru paruku. Kulihat orang orang di sekelilingku menatapku cemas. Beberapa kelihatan menangis dan langsung memelukku. Dahiku mengerenyit heran.

"Syukurlah, prosesnya lancar" Mama memelukku erat. Air mata Mama merembes membasahi baju berwarna hijau pudar khas rumah sakit. Aroma parfum Mama yang berbau pai bluberry benar benar kusuka saat Mama memelukku begini. Tubuhku rasanya hangat dan nyaman .
Ah,aku ingat sekarang. Aku barusan operasi mata. Karena mataku rusak, terpaksa diganti dengan mata sehat dari orang yang rela binti iklash menyumbangkan matanya padaku. Dan siapapun itu, terima kasih banyak.

Namun pengelihatanku masih aneh, semua terasa buram dan kepalaku terasa berat. Mungkin karena masih dalam tahap penyesuaian. Mama melepaskan pelukannya dan mencium keningku lembut seperti kecupan sebelum tidur. Karena semenjak mama naik pangkat menjadi CEO, mama sering..-tidak, bahkan setiap hari lembur dan selalu pulang dalam keadaan lelah.

"Kau tahu ? Dokter bilang presentasi keberhasilan operasi ini cuma 2% karena matamu sarafnya ada yang bermasalah" Mama menyeka air matanya pelan.

" Udahlah ma, nggak apa apa.. nggak usah cemas"

Aku tersenyum dan memeluk Mama erat erat. Sumpah aku sayang dengan Mama lebih dari apapun. Bahkan kurasa aku rela kalau umurku dipotong dan diberikan ke Mama karena kurasa umurku bisa lebih berguna jika kuberikan ke mama.

Setelah membayar adminitrasi dan mengisi beberapa formulir , aku boleh pulang. Dengan catatan jangan sering sering di depan laptop ataupun televisi sampai bulan depan. Saat di rumah aku menarik nafas dalam dalam dan menikmati suasana rumah yang telah lama tidak kurasakan karna sudah beberapa bulan di apartemen pribadi.

TOK TOK TOK

"Siapa ? masuk aja, pintunya nggak dikunci,kok. " sahutku malas.

Kulihat Adelia masuk, dia tetap cantik kayak biasa. Adelia memakai blouse kuning pucat dengan rok putih selutut yang membuatnya kelihatan manis . Rambut hitam bergelombangnya dia biarkan tergerai . Mata berbentuk almond nya ia edarkan ke seisi ruangan sembari bergumam " Gue pikir semenjak lu dirawat, kamar ini bakal berantakan." ia mencubit pipiku gemas.

"Aww" aku meringis kesakitan.

Adelia memang sering komen dan ngoceh tentang apapun yang menurutnya salah. Kadang dia bisa ngoceh panjang lebar cuma karena aku yang lupa membersihkan kamar. Ckckck, benar benar tipe cerewet ibu ibu. semoga calon suaminya nanti bisa tahan dengan sikap cerewet Adelia yang udah sampai stadium 4 itu.

"Mau nggak jalan jalan di taman sambil makan ice cream ?" dia mengerlingkan matanya jahil.

Aku menggeleng lemah. aku lagi nggak mau keluar apartemen dengan mata yang masih berdenyut pasca operasi . Aku nggak mau dibilang anak aneh karena banyak berkedip kayak orang kelilipan.

"Ayolah, gue yang traktir" ia menarik lenganku cepat.

Akhirnya aku menyerah dan mengikuti langkah cepatnya keluar rumah. Terkadang aku bingung kenapa aku selalu berhasil dibujuk oleh Adelia. Padahal aku sudah berkata tidak, namun pasti ujung ujungnya aku akan ikut kemanapun Adelia ajak. Pernah suatu kali, kami ikut kemping musim panas di sebelah barat Hutan Ozkerberg. Awalnya kami aman aman saja dan bermain main, sampai Adelia mengajakku megejar kupu kupu cantik berwarna hijau terang dengan sedikit warna hitam ke arah selatan hutan yang notabene berbahaya dan angker. kalian perlu tau kalau aku ini introvert dan tidak pernah mau mengambil resiko. jadi, tentunya aku nggak mau dan tegas menolak bujukan Adelia yang berbahaya itu. Namun tetap saja aku berhasil dibujuk Adelia dan ikut mengejar kupu kupu itu. Dan hari itu berakhir dengan tersesatnya kami di sebelah selatan Hutan Ozkerberg dan ditemukan dalam keadaan pingsan penuh lumpur dengan banyak luka lecet di bagian siku dan lutut -_- mengenaskan bukan?

Kami pun berkeliling taman dan membeli ice cream sembari mengingat cerita lucu. Dia mencebik dan menyangkal saat kuceritakan kejadian musim panas kami yang tersesat itu. Muka dan telinganyanya langsung merah padam mengingat kejadian itu. Akhirnya setelah puas ngobrol dan mengelilingi taman, kami pun pergi ke toko buku di tengah kota untuk mencari komik edisi terbaru. Ya, bukannya mencari buku pelajaran atau ensiklopedia, kami malah berlari ke rak komik dan memborong komik kesukaan kami. Dan hari itu berakhir dengan aku yang kelelahan karena terlalu banyak tertawa sehingga langsung tertidur saat sampai di apartemen.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 14, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dark SoulWhere stories live. Discover now