bagian pertama

20 2 0
                                    

Bidadari adalah satu kata yg sangat ingin manusia lihat, konon katanya bidadari itu sangat cantik dan dermawan sekali dia anggun dan baik hati, disana diatas langit sana mereka hidup berdampingan dan berkumpul bersama tapi semua hal itu tak berlaku bagi keluarganya.

Varnia adalah seorang bidadari yg sudah berumur 130 tahun tapi masih awet muda dan sangat cantik. bagi mereka diumur itu mereka masih sangat kecil. Varnia menpunyai mata bulat biru terang, hidung mancung, dan bibir tipis yg sangat memerah, bulu matanya lentik dan bersinar, kulitnya licin sekali, mulus dan tidak ada satupun noda yg menempel.

Varnia adalah anak bungsu dari kerajaan oktavia yg dari mana disana bidadari itu berpakaian serba putih dan sangat baik tapi sayang itu hanya penilaian bidadari yg berasal dari kerajaan lainnya. Varnia paham betul sikap saudara2 nya yg sangat tidak menyukainya karena Varnia masih kecil dan ceroboh padahal Varnia tidak pernah ceroboh hanya saja apa yg dilakukannya selalu salah dimata saudara2 nya walau yg dilakukannya itu semua benar.

Setelah disalahkan dan di marahi habis2 oleh saudara2 nya Varnia harus berhadapan dengan sang ibunda yg juga sama galaknya dengn saudara2 nya Varnia selalu kena pukul di bagian kakinya dengan rotan yg tajam dan besar walau Varnia merasakan kakinya perih dan sakit tapi varnia tetap sabar tidak mau melawan dan berusaha untuk tidak menangis karena dia sudah dewasa bukan anak kecil lagi.

Selama ini yg dekat dengannya adalah ayahandanya dan juga seorang saudaranya yg berjenis kelamin lelaki. kakaknya itu adalah putra mahkota dikerajaan oktavia yg bagaimana pun pasti akan pergi ke kerajaan yg lain dan meninggalkan Varnia seorang dengan saudara2nya yg lain.

Saat makan malam tiba Varnia masuk ke ruang makan kerajaan dengan terburu2 pasalnya tadi Varnia ketiduran di bawah pohon taman penginapannya yg sangat nyaman itu. Saat masuk mata tajam ibundanya langsung menayapa Varnia, dengan langkah yg dipelankan dari larinya tadi, Varnia duduk di dekat saudaranya Velin yg melihatnya dengan sebelah mata. Ayahanda tersenyum melihat anak bungsunya bertingkah seperti itu, tidak ada rasa marah sedikitpun untuk anak bungsu nya itu.

Setelah makan malam Varnia langsung pergi tanpa suara sedang saudara lelakinya yg bernama vernot merasa bingung dengan sikap adiknya dengan rasa penasaran akhirnya Vernot berpamitan dengan ayahanda dan ibundanya. Vernot mengikuti langkah adik kecilnya itu semakin lama perasaan Vernot bercampur aduk takut jika Varnia melakukan hal2 yg membuat nya tidak bisa hidup tenang.

Akhirnya disini lah Vernot berdiri melihat adiknya Varnia duduk di atas bangku taman kerajaan seorang diri entah apa yg Varnia rasakan, Varnia hanya bisa memandangi langit gelap diatasnya. Merasa bahwa Varnia butuh sandaran akhirnya Vernot memberanikan diri duduk disamping Varnia, awalnya Varnia kaget tapi sedetik kemudian Varnia langsung tersenyum dan manyandarkan kepalanya di atas bagi saudara lelakinya itu.

" kamu kenapa Varnia ?? Tak biasa kamu bersikap seperti ini " tanya Vernot

"Tidak mengapa kakak, aku hanya tidak ingin berada lama2 bersama saudaraku yg lainnya " jawab Varnia datar

"Mengapa ?? "

" Tidak mengapa, aku hanya tidak suka " vernot tersenyum mendengar suara lembut dan serak adiknya, vernot tahu bahwa adiknya baru saja menangis.

"Wahai kakakku, apa benar kau akan menikah ?? Kau akan meninggalkan diriku seorang disini "

"Adikku, kau tak perlu risau aku akan selalu mengunjungimu dan membawakan sejuta hadiah hanya untukmu "

"Kau adalah saudaraku yg sangat kusayangi wahai kakakku, aku tak ingin kau pergi jauh karena aku pasti akan kesepian, kumohon kakak kunjungi aku setiap akhir pekan, aku akan mendandani diriku dengan sangat cantik agar bisa mengalahkan istrimu itu "

" hahaha, adikku aku akan menikahimu saat kau berdandan nanti " canda Vernot tertawa.

"Aku serius kak "

" iya wahai adikku "

Sejak kecil Varnia selalu mengatakan jika besar nanti Varnia akan menikahi kakaknya Vernot. Hal itu membuat Vernot tertawa karena bagaimana bisa mereka bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan sedangkan mereka hanya berada dalam ikatan persaudaraan.

Paginya, setelah sarapan pagi semua saudara dan juga raja dan ratu bersiap mengantarkan putra nya ke kerajaan lainnya. Varnia berada paling belakang sedang saudara2 nya ingin berada didepan, Varnia diam sedang saudara2nya ribut sekali sambil melambaikan tangannya kearah kereta kuda emas milik vernot.

Varnia sengaja tidak melakukannya karena Varnia tidak ingin dirinya juga akan pergi, varnia tidak ingin melakukannya agar dia tidak rindu akhir pertemuannya dengan sang kakak nya, varnia sengaja tidak melakukannya agar dia tidak pernha tau bahwa vernot telah pergi ke kerajaan lainnya mengantarkan dirinya ke keluarga istrinya. Varnia tidak ingin kehilangan vernot sang kakaknya, merasa sepi akhirnya Varnia menangis dalam diam hanya air mata yg jatuh membasahi mata bulat nya itu.

Kini hari2 nya tak berwarna lagi, hal yg dilakukannya hanya merenung dan merenung berharap dan menunggu akhir pekan dan berharap kakaknya datang memeluknya juga mengobati kesepian yg varnia rasakan. Tanpa varnia tahu suadara perempuannya, virene datang membuly varnia.

"Hey adik kecil! Merenung saja diriku ini, kau dipanggil ibunda untuk pergi kesana karena kau telah meninggalkan ruang nya tanpa pamit mungkin kau akan dipukul lagi atau bahkan lebih dari itu hahaha " ucap virene pedas membuat hati varnia memanas.

Tanpa menunggu akhirnya varnia masuk ke ruangangan khusus ratu, memang tadi varnia kesini untuk bertemu dengan ibundanya karena pesan dari seorang tabib kepada dayang kepercayaan ibundannya mungkin tak sengaja varnia mendengar perkataan tentang kesehatan ibundanya akhirnya varnia memberbaukan diri bertanya kepada ibunda sendiri tapi karena merasa kesal penyakit ibundannya d ketahui oleh anak bungsunya dia memarahi Varnia habis2 dan karena takut akhirnya varnia meninggalakan ruangan itu.

" masuk kamu !! "

Varnia masuk tanpa suara dari mulutnya hanya sepatunya yg bersuara. Varnia menunduk takut.

"Ampun rat____ "

"Memangnya kau siapa berhak tau penyakit ku ini ? "

"Maaf rat___ "

" angkat gaunmu ka harus menerima pukulan "

Varnia masih diam dan mengangkat sedikit gaunnya, tanpa menunggu lebih lama lagi akhirnya ibundanya memukul rotan itu tepat di kakinya membuat varnia meringgis namun tak menangis, varnia menggigit bibir bawahnya keras hingga membuat bibirnya berdarah.

Saat keluar dari ruangan itu, varnia berjalan pincang tak kuat menahan perih kakinya bibirnya juga berdarah tanpa menunggu akhirnya varnia pergi ke ruang tabib istana walau agak jauh varnia memaksakan diri untuk tetap bertahan hingga keruang tabib.

Sialnya varnia malah berjumpa dengan ayahandanya yg tadi tersenyum melihat putri bungsunya langsuk panik melihat keadaan nya.

"Varnia, mengapa dirimu sangat miris seperti ini ?? "

" Tidak mengapa ayahanda, saya hanya terjatuh dari kuda yg saya kendarai tadi "

" kami ini seorang bidadari, tak seharusnya dirimu melukai tubuhmu sendiri walau akan sembuh cepat "

" baik ayahanda, saya mengerti "

Setelah mengobati kakinya akhirnya varnia pergi mengunjungi taman yg dimana banyak sekali bidadari lainnya juga. Disana varnia bertemu dengan seorang bidadari yg bernama onaci seorang bidadari yg sangat lembut hatinya.

" lain kali kita akan bertemu disini lagi ya, aku akan pamit dulu sungguh wahai varnia aku sangat ingin bertemu lagi denganmu " varnia tersenyum kearah onaci dan juga pergi.

Akhir pekan hampir sampai, varnia tak sabar menunggu vernot datang menghampirinya, sampai kabar itu datang membuat semua orang dikerajaan risau dan panik luar biasa varnia menangis sesunggukan mengetahui berita itu jikaulau........

===============================

Nikmati aja ya ceritanya blom masuk dunia manusia nih,, baru ada di dunia bidadari
Thanks buat pembaca woke ??
Aku pamit,,,

VARNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang