bagian dua

24 2 0
                                    

Seorang pengawal datang terburu2 menuju ke istana dengan bercak2 darah dan wajah yg sangat kotor. Sesampainya di istana tak perlu basa basi lagi diapun mengatakan maksud nya tersebut hingga setelah itu dia meninggal dunia.

Raja sangat murka dengan kabar itu seluruh orang di istana begitu risau dan panik luar biasa, tak jauh berbeda dengan varnia yg menutup mulutnya menahan kekagetannya walau air matanya terus menetes membasahi pipi tirus nya. Sekrang tidak ada lagi vernot dalam hidup varnia, tidak akan ada lagi saudara yg selalu bersamanya, menghiburnya, dan menjaganya.

Varnia langsung masuk ke kamarnya manangis tersedu-sedu memukuli tembok kamar dan mengacak2 kamarnya yg sangat luas itu, dia begitu kesal dan sedih dengan vernot.

" dimana janjimu kakak ?? " tekan Varnia menahan tngisannya.

Tubuh Varnia bergetar hebat, varnia bahkan tidak sanggup berdiri lagi hingga dia terjatuh diatas lantai putih dan dingin, dia tidak bisa menahan tangisannya lagi hingga tangisnya pecah membuat kamar luasnya membahana dengan tangisan kuat dan penuh kesedihan milik varnia.

"Gk ada yg bisa bersama ku lagi kakak hiks,, huuuu,,, km jahat,,, kakak aku merindukanmu,,, kakak JAHAT?!!" Teriak Varnia keras membuat dayang pribadi varnia serba salah diluar pintu.

Raja tak sengaja lewat didepan pintu kamar milik Varnia, walau masih dengan perasaan bercampur aduk beliau pun akhirnya datang menghampiri saat melihat dayang pribadi Varnia ketakutan.

"Dimana varnia ? "

"Anu,, yg mulia nona sedang,, didalam,, menangis tuan "

Raja pun masuk kedalam kamar varnia begitu kaget beliau saat melihat kamar varnia seperti sudah tak terawat lagi. Dilihatnya varnia terjatuh dan tidur dengan lemah diatas lantai kamarnya, gaun putih yg selalu membalut tubuhnya kini sudah berubah agak kecoklatan akibat debu yg menempel, rambut varnia acak2 kan matanya sembab akibat menangis dan tubuhnya sangat lemah.

Raja hampir ingin menangis lagi melihat putri bungsunya seperti itu dengan sigap dibangunkn putrinya dan dipeluknya erat.

"Ayahan,, ay,, ayah " ucap varnia terbata2 dengan getaran tubuh yg tak henti2 nya bergetar.

" maafkan ayah wahai anakku, ayah tidak bisa menjaga vernot "

Varnia terus menangis dipelukan ayahandanya. Makan malam pun tiba semua murung namun masih menyantap makanannya kecuali varnia yg enggan menyentuh makanan itu walaupun sangat lezat.varnia teringat vernot yg duduk di tengah2 tersenyum saat melihatnya saat makan, dia teringat vernot yg akan menengur nya ketika tidak makan seperti sekarang, dia ingat vernot akan membelanya dimeja makan ketika ibunda mencela varnia karena telat saat makan.

Karena tak bisa menahan tangisannya lagi, varnia langsung berdiri dari duduknya dan keluar.varnia tak menghiraukan panggilan saudara2 dan ortunya dari dalam tadi. Dia hanya ingin menikmati kesendiriannya, hingga membuat sayap varnia merasa gatal ingin terbang.

Varnia menyusuri setiap awan, bintang dan bulan yg ada di langit dengan sayap lebarnya yg berwarna putih bersih, sama seperti gaunnya itu. Varnia hanya ingin melepaskan rindunya kpada vernot yg dulu selalu terbang bersama nya ketika varnia tidak murung, vernot akan menjelaskan apa yg mereka temui hingga membuat varnia dapat mengetahuinya.

Sepulang nya dari acara terbang2 nya di udara, Varnia langsung dihadang oleh saudara2nya yg bernama Velin, Virene, Vanessa, Vazhra dan Viran disana juga ada ibundanya dengan wajah garang. Varnia tahu betul dia akan dihukum lagi, walau sebenarnya luka di kakinya belum sembuh dengan sempurna tapi dia harus merasakan sakit 2 kali lipat lebih sakit dari biasanya.

Diruangan ini lah Varnia disiksa dia ditampar suadaranya Virene dan dipukul di kakinya oleh ibundanya. Mereka mengatakan kalau kematian Vernot adalah salah Varnia, walau sebenarnya bukan Varnia yg melakukannya. Dia dituduh berkerja sama dengan penyihir yg mengincar bidadari demi kelangsungan hidupnya yg sudah tua retak itu, walau sebenarnya Varnia takut dengan penyihir itu. Semua kata pedas terus datang dari mulut kemulut saudaranya seolah2 tak akan pernah berhenti semuanya baru berhenti ketika sebuah tamparan datang lagi tepat di pipi kanannya membuat Varnia terjatuh.

Tak tahan oleh siksaan yg terus menghujaminya akhirnya Varnia angkat suara.

"Apa yg kalian lakukan sudah sangat keterlaluan saudaraku "

" jadi, kamu menyalahkan kami ? Hey, sadarlah kecil kmu yg sudah bekerja sama dengan penyihir itu kamu pantas dapat hukuman ini, masih untung kami tidak mengatakan itu kepada ayahanda " ujar Virene.

"Ayahanda pasti akan sangat kecewa dengan sikapmu itu " ujar Viran.

"Atau,, ayah akan mengusirnya dari istana ini hahaha,, pasti akan sangat menyenangkan ya " ujar velin.

" kita beritahu saja mungkin ya ? " ujar Vizhra

" jngan dulu wahai bidadari manis, kita aniaya dulu ini anak gak tahu diri baru kita laporin gampangkan ?" Usul Vanessa.

"Melaporkan ku ? Hah, aku yg akan melaporkan kalian terlebih dahulu " ancam Varnia tak tahan lagi.

"Sikecil sudah bisa berbicara " kagum Velin.

"Aku bukan anak kecil, aku diam karena aku tidak ingin sikap kalian diketahui oleh ayahanda kakak "

"Uuuhhh,,,, terharu sekali " kagum Velin lagi.

"Aku juga bidadari sama seperti kalian, aku bukan anak kecil, aku juga butuh kasih sayang ibunda bukan hanya ayahanda tapi, kalian menganggapku beda hanya kak Vernot yg peduli denganku ibu,, kenapa ?? "

"Aku sungguh tak menyukaiimu karna kmu itu tak sama "

" Apa maksud ibu ?? Aku juga bidad__"

" KAU BUKAN ANAKKU!!! "

Teriakkan itu membuat varnia dan saudara2nya terkesiap tak percaya.

"Ma,,mak,,maksud ibu ?? " kata Varnia merurai air mata.

"Kau bukan anakku, kau hanyalah bidadari buangan yg sangat tidak berarti dlam kerajaan ini, tapi,,, ayah kalian yg mengadopsimu, aku tak tau,, hanya itu " ibunda terduduk menahan sakit pada dadanya

Varnia berurai air mata mengetahui itu, varnia langsung keluar dengan menangis, gaunnya berterbangan mengikuti langkah kaki yg semakin cepat.

" hey varnia mau kemana kamu ? " teriak Vanessa pelan

Varnia mengepakkan sayapnya lebar2 berusaha meninggalkan kawasan istana yg terlindungi oleh kekuatan2 yg diberikan oleh bidadari2 lain. Sebelum pergi meninggalkan kawasan istana Varnia sempat melihat kebawah lalh berbalik dan pergi.

Lama Varnia terbang tanpa tujuan yg pasti sampai sebuah tembakan jurus itu mengenai lengan kanannya hingga membuat tangan Varnia terluka. Varnia berbalik hendak memarahi orang tersebut, begitu terkejutnya Varnia mengetahui itu adalah penyihir yg sudah mengambil vernot dari dirinya, tak ingin menjadi incaran akhirnya Varnia berusaha kabur dari matra2 yg diucapkan penyihir itu.

" KAU MILIK KU HAHAHA " teriaknya nyaring sambil terus mengeluarkan mantra dan kekuatan yg dimilikinya.

Keputusan untuk pergi kerahaan adalah hal yg sangat salah sekarang, Varnia tahu bagaimana keadaan diluar ini tanpa perlindungan, ternyata sangat mengerikan.

"Akhh!!! " jerit Varnia karena tubuhnya juga terkena serangan dari penyihir itu.

Sayap Varnia juga hampir patah akibat serangan besar penyihir. Varnia terus menghindar, dia terbang lebih cepat dan menoleh ke belakang sampai Varnia hilang kendali dan menabrak sesuatu sampai tak sadarkan diri.

"Aaaahhhh "

================================

Happy reading y guys,,
Masih bnyk kok ceritanya,,
Oya,, sorry gk bikin ngeh bnget gak tau cara bikin cerita sedih2 soalnyakan authornya ceria mulu hehehe,,,,,
Pamit moga suka guys.

VARNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang