(satu) awal

8 2 0
                                    

Seorang gadis tengah asik memandang indahnya pemandangan kota jakarta di balik kaca mobil, tak henti-hentinya ia mengagumi gedung - gedung menjulang tinggi yang dilewatinya sepanjang jalan ia tak henti-hentinya tersenyum bahagia.
Joya bagaimana menurutmu kota jakarta bagus bukan, banyak sekali loh gedung-gedung menjulang tinggi di ibu kota. Bahkan di jakarta banyak sekali tempat-tempat yang menawarkan pemandangan yang indah dan juga menarik.
Joya menghadap ke samping dan melibat wanita paruh baya yang masih kelihatan cantik itu dengan senyum lebar di wajahnya, benarkah tente, wah joya suka sekali dengan pemandangan yang indah dan juga menarik. Benarkah wah kalau begitu tante akan membawa mu kesana.
Ah tidak perlu tante saya sudah sangat bahagia dan bersyukur sudah ikut dan tinggal di rumah tante, itu sudah sangat membuat saya bahagia tutur joya sambil tersenyum. Tante juga sangat bahagia karena kamu akhirnya mau tinggal bersama tante di kota. Eh kita sudah sampai rupanya tante sampai gak sadar ini mobil udah nyampe depan rumah, ayo joya turun. Joya pun turun dari mobil dan alangkah terkejutnya joya saat tiba di rumah tante siska, rumahnya bak istana sangat luas dan sangat mewah sampai sampai joya tidak sadar mulutnya sudah terbuka lebar.
Eh joya ko diam aja di situ ayo masuk, eh iya tante kata joya sambil tersenyum.
Pak jo itu barang barangnya joya lansung di masukan ke kamarnya lansung aja yah, iya bu kata pak jo sambil berjalan ke belakang mobil. Joya ayo ikut tante, tante antar ke kamar kamu. Iya tante sambil berjalan di belakang tante siska. Wah rumah ini sangat besar dan juga mewah, tak henti hentinya diriku terkagum dengan rumahnya tante siska brukkk..... Ah walah...pakai acara jatuh dari tangga lagi memalukan sekali kau ini joya baru aja datang udah bikin ulah aja hhemm nasib selalu saja begini untung udah kebiasaan jadi gak merasa sakit, oh ya ini masih gak seberapa loh, dibandingkan di serempet mobil, jatuh dari pohon, jatuh di depan kelas, dan banyak lagi hal hal yang memalukan akibat kecerobohan ku ini. eh joya kamu gak apa apa kan nak astaga kamu ini sambil tersenyum membantu joya berdiri makanya kalo naik tangga itu harus lihat lihat biar gak jatuh ke bawah kata tante siska sambil tersenyum lebar ke arah joya. Iya tante hehe sakit gak mana yang sakit sini tente lihat eh gak kok te joya baik baik aja gak ada yang lecet.yaudah yu lanjut jalan lagi kata tante sambil berjalan di depan. Aku mengikuti tante siska sambil berjalan hati hati takut kecerobohan ku kumat lagi, nah joya sini masuk ini kamar kamu, oh ya di dalam lemari pakaian kamu sudah tante isi dengan baju baju semoga kamu suka yah dengan baju yang tante belikan khusus untuk kamu. Tente gak perlu repot repot beli baju segala kan joya juga bawa baju sendiri dari kampung, gak apa apa joy tante justru sangat bersemangat sekali membelikanmu baju maupun barang barang perlengkapan perempuan kamu tau sendiri kan tante gak punya anak gadis jadi tante sudah menganggap mu anak sendiri jadi jangan sungkan sungkan dengan tanteyah. Oh ya tante tinggal dulu yah joya istirahat dulu aja kalau perlu sesuatu lansung panggil tante aja yah, iya tante yaudah tente ke bawah dulu yah, iya tante.
Wah kamar ini sangat luas sekali, bahkan berkali kali lebih luas dari kamarku yang ada di kampung. Eh membicarakan kampung aku jadi rindu kepada sosok yang sudah merawat ku sejak kecil, almarhum oma, aku jadi rindu dengan sosok tegar, penyabar, dan tegas seperti oma. Tak sadar aku meneteskan air mata saat mengingat omaku keluargaku satu satunya yang aku punya tapi sekarang dia sudah tidak di sisiku.
Tok tok tok ........
suara pintu kamarku aku pun tersadar dari lamunan ku lansung saja aku hapus air mata yang sempat mengalir dan buru buru ku buka pintu kamar dan terlihat sosok lelaki tampan bak dewa yunani dengan postur tubuh tinggi berada di depanku. Astaga ini malikat ko ada di depan pintu kamarku apakah aku akan menyusul oma ku kesurga, deg deg deg astaga jantungku ada apa dengan jantungku kenapa jantungku berdegup kencang saat melihat sorotan matanya yang tajam ke arahku.
Cepat turun... Sssitttt seperti terkena cipratan air aku terkejut dari lamunan ku akan sosok di depanku saat suara kasar keluar dari sosok yang ada didepanku. Eh iya maaf, setelah mengucapkan kalimat itu dia lansung pergi meninggalkan ku yang masih syok dengan apa yang terjadi barusan sungguh membuat malu diriku bagaimana tidak aku melamun di depannya saat dia menyuruh ku turun ke bawah. Ah lupakan sebaiknya aku cepat terun kebawah saja.
Drab .... drab suara langkah kakiku saat menuruni tangga, eh itu joya sini sayang duduk ada hal penting yang inggin tante dan om bicarakan denganmu iya tante aku berjalan dan menuju ruang tamu dan duduk di sebelah tante siska, dan blam.... Lelaki yang menyuruh ku turun ke bawah kini juga duduk pas berhadapan dengan tempat duduk ku astaga lihat tatapan matanya sangat dingin bertemu dengan tatapanku yang terkejut sungguh membuat dadaku dag dig dug serrr..
Joya suara om irvan menghentikan tatapan terkejut yang aku berikan kepada lelaki di depanku ini. Eh iya om, begini joya om sudah mengurus semua kepindahanmu dari sekolah mu dulu dan besok kamu sudah bisa berangkat ke sekolah barumu. Iya terima kasih banyak om, iya terimakasih kembali kepadamu karena kamu akhirnya setuju dan mau tinggal berasama keluarga om di sini. Iya joya tante juga bahagia sekali kamu setuju dengan keputusan almarhum omamu untuk ikut dan tinggal di keluarga kami. Iya tante makasih sudah mau menampungku dan memperlakukanku seperti anak sendiri saya sangat bahagia sekaligus terharu karena saya kini tinggal sebatang kara tapi berkat om dan tante saya kini menemukan keluarga baru di sini kataku sambil tersenyum tulus kepada kedua pasangan paruh baya itu. Eh iya tante sampai lupa mengenalkanmu dengan anak tante satu satunya ini, nah ayo Elvan sini sayang kenalan dulu sama joya, oh ternyata lelaki dingin itu anaknya tante siska sama om irvan ternyata, pantas saja dia ada di rumah ini aku pikir dia itu malaikat yang inggin menjemputku untuk bertemu oma eh teryata aku salah. Lelaki yang ku tahu namanya baru sekarang itu, Elvan mengulurkan tangannya sambil memandang ku dengan tatapan mematikan seolah aku ini mangsa yang lezat saja. Joya kata tante siska menyadarkan ku dari lamunan ku, eh iya aku Joya kataku sambil tersenyum lebar ke arah lelaki itu tapi yang dia berikan padaku adalah tatapan dinggin seolah aku ini musuhnya saja. Sungguh disayangkan bukan lelaki setampan dia memiliki sikap sedingin kutub utara itu yang aku simpulkan saat pertama kali menginjakkan kaki di rumah besar megah mewah ini.

Maafkan bila masih berantakan dan juga banyak typo 🙏😀
Maklum ini cerita pertama ku 😀 jadi di maklumi aja heheh
Bagi yang baca ini cerita tinggalkan komentar dan sarannya ya 😁

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang