P I L E K

5.4K 451 38
                                    

Jihoon menyumpalkan sebuah gulungan tisu di lubang hidungnya karena hidungnya kerap mengeluarkan ingus yang berlebihan.

Saat ini ia tengah menyesal karena tidak mendengarkan sang ibunda, Jeonghan, untuk tidak ikut bermain salju di luar tanpa syal dan sarung tangan.

Dia merutuki mengapa tubuh mungil miliknya membuat ia memiliki imunitas yang cukup rendah di bandingkan dengan lainnya. Maksudnya, Jihoon membandingkan dirinya dengan saudara-saudaranya. Kak Jun dan adiknya, Channie.

"Bunda datang!"

Seorang pria berparas cantik berambut hitam, melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar dengan sebuah nampan ditangannya. Diatas nampan itu tersedia semangkuk sup ayam hangat kesukaan Jihoon di kala sakit, dan segelas air putih dan juga beberapa butir pil pereda pilek dan batuk.

"Ayo Jihoonie, makan! Tidak ada penolakan atau bunda tidak akan menyuruh Soonyoung datang hari ini"

"Aaahhh bundaaaa! Aku ingin bertemu dengannya~ Jihoonie rindu dengan Kwon bodoh itu~"

"Hush! Sedang sakit tapi tetap menghina ya kamu! Lagipula dia lebih tua darimu, Jihoonie!"

Jihoon mengerucutkan bibirnya dan menghembuskan nafasnya kasar — ups, sebuah kesalahan. Ingusnya jadi semakin keluar bersamaan dengan hembusan nafas seorang Choi Jihoon.

"adududuh sayang, jadi kemana-mana ih, kamu itu sudah kuliah semester akhir kok kelakuannya masih sama seperti Chan yang duduk di bangku SMP"

Jeonghan mengambil tissue kemudian membersihkan ingus Jihoon yang kemana-mana itu — bahkan sudah mengenai selimut yang Jihoon pakai!

TING TONG!

"Eomma sudah, biar Jihoon yang urus. Bunda buka saja ya pintunya?"

"Tapi kamu harus makan ya? Tidak usah menunggu bunda!"

"Iya bunda —"

TING TONG!

"— sudah sana bunda buka pintunya!"

"Anak durhaka ya kamu"

Walau mulutnya mencebik kata-kata sarkas kepada anak keduanya, Jeonghan tetap mengacak rambut Jihoon dengan sayang sebelum ia turun meninggalkan kamar anak keduanya itu untuk membukakan pintu rumah kepada sang tamu tersebut.

Jihoon meraih mangkuk sup ayamnya, hendak ia suapkan kedalam mulutnya namun batal karena tiba-tiba pintu kamarnya kembali terbuka dengan menampilkan sosok yang Jihoon rindu, karena sudah 3 hari tidak bertemu dengannya.

"3 hari kutinggal sebentar dan kau sudah sakit? Apa-apaan kamu Choi Jihoon!"

Pemuda itu meracau sambil terus melangkahkan kakinya ke arah kasur Jihoon dan mendudukkan dirinya di tepi. Tangan pemuda itu ia silangkan di depan dada, dan jangan lupa tatapannya kepada Jihoon yang terlihat super ganas (ya.... sebenarnya seram sih namun terlihat cute juga menurut Jihoon)

"...ugh, hello... Soonyoung"

"wrong honey!"

"ugh, *cough* , hello daddy"

Soonyoung menampilkan senyum terbaiknya kemudian mengambil nampan yang berada di pangkuan Jihoon kemudian meletakkan di nakas samping kasur Jihoon.

Pemuda mungil itu hendak melayangkan protes namun Soonyoung memeluknya terlebih dahulu. Memeluknya dengan erat agar Jihoon-nya menjadi hangat dan tidak kedinginan karena flu yang menyerang tubuh mungilnya.

"Kenapa kau bermain salju tanpa sarung tangan huh? Apa kau seorang anak taman kanak-kanak yang penasaran dengan tekstur salju?"

Soonyoung menatap kedua mata Jihoon dengan tajam, kemudian beralih ke hidung mungilnya yang memerah karena terlalu sering di tekan agar ingusnya keluar, dan juga pipi Jihoon yang sedikit memerah seperti bakpao yang baru keluar dari kukusan.

"Sudah tahu memiliki imun rendah tapi tidak mendengarkan bunda! Sudah tahu punya sedikit alergi dingin namun —"

"Soonyoung cukup"

Jihoon membekap mulut Soonyoung dengan tangan kanannya, membuat Soonyoung membulatkan matanya terkejut.

"Iya, aku tahu kalau aku kekanakan, maafkan aku. Aku hanya ingin bermain karena terlalu lelah menulis tugas akhir"

Jihoon menundukkan pandangannya, walau tangan kanannya masih membekap mulut Soonyoung. Jihoon terlihat sangat menggemaskan bagai anak anjing yang hilang ketika merasa bersalah seperti ini. Biasanya sih galak, seperti chihuahua yang sedang mengejar mangsa. Tapi kalau sekarang sih, seperti anjing puddle milik Seokmin, anak jurusan musik sahabat Jihoon.

Ketika tangan Jihoon yang membekap Soonyoung sedikit lemah, ia menurunkan tangan itu kemudian ia genggam dengan sayang. Bahkan sesekali Soonyoung memberi usapan dengan ibu jarinya di punggung tangan Jihoon.

"Kau lelah ya Ji?"

"Hmm, begitulah. Kau kan sudah tahu bagaimana rasanya ketika menulis tugas akhir, ya walau pada akhirnya lulus sebagai lulusan terbaik sih, tapi kau mengerti kan?"

Soonyoung mengangguk. Ia sudah tahu bagaimana rasanya menulis tugas akhir itu, memang melelahkan dan menyita banyak pikiran. Namun setidaknya setelah selesai, itu akan membuat dirimu lega setengah mati.

"Kau ingin pergi denganku ke kuil untuk membunyikan lonceng tahun baru, Jihoon? Mungkin setidaknya membuat otakmu sedikit fresh dari tugas akhir"

Jihoon mengangkat kepalanya, menatap Soonyoung dengan tatapan berbinar seperti puddle yang diberi dog snack oleh Seokmin. Ah! Menggemaskan!

"AKU MAU SOONYOUNG! MAU! MAU SEKALI!! *cough* *cough*"

Saking semangatnya, Jihoon sampai terbatuk-batuk. Soonyoung mengambil air putih di nakas kemudian ia memberikan kepada Jihoon.

"Baiklah, kalau begitu kita akan berkencan pergi ke kuil ya?"

Jihoon kembali mengangguk. Senyum manis nan cerah itu terpatri pada wajahnya. Entah kenapa, saluran pernafasan pada hidungnya menjadi lega ketika Soonyoung mengajak kencan.

Ah, sepertinya Jihoon memang butuh liburan!

"Nah, ayo makan dulu. Kemudian minum obat, dan tidur. Aku akan memelukmu hari ini Jihoon, kau senang?"

"Tentu saja!" Jihoon mengangguk lucu, "aku juga mau makan kalau Soonyoung yang menyuapi!"

Soonyoung terkekeh kemudian menyanggupi permintaan sang kekasih.

"Makan yang banyak Jihoon, sehingga kau lekas sembuh dan kita bisa pergi keluar untuk berkencan"

Sebelum Soonyoung menyuapkan kuah sup kepada Jihoon, dengan gerakan cepat, Jihoon mengecup pipi gembul Soonyoung dengan sayang.

"Terima kasih Soonyoung, kali ini pipi dulu ya? Karena kalau bibir aku takut kau tertular"

Dan Kwon Soonyoung?

Ah, tolong tahan dia agar tidak memeluk juga menciumi Jihoon karena gemas dengan tingkah lakunya!








END








AUTHOR NOTES:

Demi apapun, ini first BL pertama aku hahaha astaga! Still lack of anything, so mind to review guys? Aku takut fic ini gak ada feelnya sama sekali :")

But yeah, thank you for coming! Love u!

short AUs Compilation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang