part 1 & 2

294 16 1
                                    


Cerita berawal dari suatu pondok pesantren di kota Malang, cucu seorang kyai yang ingin sekali pergi mondok ke luar kota tapi tidak diizinkan oleh sang abi karena dia putri satu satunya, gadis cantik yang biasa dipanggil neng alfi  tersebut selalu berusaha membujuk sang umi agar mau berbicara pada sang abi tentang niatnya yang ingin pergi mondok ke luar.

*Ponpes al kahfi*

"Umi, aku liat di luar sana banyak cucu seorang kyai yang dipondokkan, tapi kenapa aku harus mondok di rumah abuyaku sendiri umi?" Tanya  seorang gadis cantik itu kepada uminya yang sedang mengaduk sayuran.

"Kan yang penting mondok neng, masalah dimana tempatnya kan tidak ada masalah." ucap sang umi tanpa menoleh ke arah yang mengajaknya berbicara.

"Ada masalah nya umi, kalau aku mondok di rumah abuya ku sendiri itu beda sama mondok di luar sana" balas sang gadis.

"Beda dari mana neng, pelajarannya dan kitabnya sama aja kok" ucap sang umi berusaha meyakinkan.

"Masalah nya itu umi, dari ustadzah yang jadi guru aku umi, temen2 ku kalau gk buat tugas langsung dihukum tapi aku enggak dihukum, dia cuma bilang jangan diulangi lagi yah neng, kan itu pilih kasih namanya" Ucap sang gadis seraya menirukan ucapan ustadzah.

"Emang ustadzah nya siapa"tanya sang umi seraya menatap putri kesayangan nya tersebut.

"Ustadzah hanifah, umi tau dia kan" tanya alfi pada uminya.

"Oh ustadzah hanifa, mungkin karena dia ustadzah baru jadi gak enak kalau menghukum kamu neng" alfi hanya diam.

"nanti umi yang akan bilang sama ustadzah hanifah kalau kamu minta dihukum" tambah umi seraya mematikan kompor

"Loh kok dihukum sih?" Ucap neng alfi Seraya memasang wajah heran dan berjalan mendekati sang umi lalu duduk di kursi makan.

"Umi bercanda neng, sekarang kamu balik ke pondok, sebentar lagi udah ashar" perintah umi seraya mencuci tangan.

"tolong bilang sama abi yah" ucap alfi seraya menampakkan senyum manisnya tapi tidak diliat uminya (Kan uminya lagi cuci tangan).

"Bilang apa neng" ucap uminya seraya berjalan mendekati sang putri yang duduk di kursi makan.

"Yah itu soal aku mau mondok di luar umi" uminya mengangguk paham.

"Insyaallah nanti umi bicara kan sama abi kamu" ucap sang umi seraya merangkul sang putri dan membimbingnya berjalan menuju pintu.

"Yah udah aku balik yah umi" ucap alfi seraya mencium punggung tangan uminya.

"Assalamualaikum" tambah alfi.

"Waalaikumsalam" jawab sang umi.

*Ponpes Nurul Qodim*

"Azmi tadi kamu kenapa gak dateng latihan" tanya seseorang seraya berjalan mendekati azmi yang tengah sibuk dengan buku di depannya.

"Lagi ada tugas besok lagi dikumpulin, bantuin lah kak tinggal setengah nya nih" ucapnya seraya memberikan buku itu ke aban.

"kenapa gak bilang dari tadi kalau pr nya itu matematika" balasnya sambil senyum gak jelas.

"Maksudnya" ucap azmi tak paham.

"Kalau tau kamu punya pr ini mah udah aku bantuin mi" ucap kak aban dengan memberikan buku tersebut kepada sang pemilik.

"Alah paling bantu dengan doa" ucap azmi meremehkan.

"Tau aja kamu mi, yah udah lanjutin aja sampai kamu bosen" ucapnya seraya berjalan keluar menuju pintu.

"Punya temen tapi gak mau bantu" aban hanya tersenyum mendengar perkataan azmi barusan.

*Ponpes putri al kahfi*

Alfi meninggalkan rumah abi dan kembali ke kamar ku di pondok milik abuya ku, dan seperti biasa hampir semua santri selalu menunduk jika aku lewat di depannya, seperti dia ini seorang preman saja

Mereka memang santri yang sama di tempat yang sama, perbedaannya santri disana hanya di waktu libur saja bisa pulang ke rumah, berbeda dengan neng alfi yang sesuka hati pulang kerumah, tapi itu karena permintaan uminya karena kesepian di rumah. Alfi berjalan menyusuri kamar disana seraya tersenyum menatap santri yang menyapanya

"Neng alfi" tengok alfi karena mendengar namanya dipanggil.

"Kenapa ukhty" tanyanya kepada ukhty yang memanggilnya barusan.

"Tadi kak nina cariin kamu" ucapnya lagi.

"Heem syukron yah, yah udah aku balik ke kamar yah, assalamualaikum" ucap alfi seraya melanjutkan jalan menjauhi ukhty tadi yang masih terdengar menjawab salamnya barusan.

kak nina adalah ketua kamar sekaligus pengurus jadi pantas saja dia mencari alfi karena tadi alfi lupa meminta izin padanya saat ingin menemui uminya.

"Assalamualaikum" ucap neng alfi seraya mendorong pintu kamar, yah karena di jam segini hampir semua santri masih tidur.

"Waalaikumsalam, kamu dari mana" ucap kak nina setengah marah, tapi neng alfi menyukainya karena hanya dia yang memperlakukan nya sebagai santri bukan sebagai cucu seorang kyai, mungkin karena dia santri lama sekaligus teman kak syafa(adiknya abi).

"Dari rumah umi kak, maaf kak tadi aku lupa minta izin ke kakak" ucapnya seraya berjalan ke tempat tidur miliknya.

"Lain kali kalau kamu mau pergi itu izin dulu ke kakak, kalau kakak nggak ada kan bisa bilang sama yang teman yang lain, biar kakak gk kebingungan cari kamu" alfi hanya mengangguk paham.

"Yah udah mandi sana bentar lagi adzan. Aku mau bangunin yang lain" tambahnya.

Nb : ini hanya fiksi belaka yah....
Butuh komen next or stop

By m_i_t_a

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAHAGIA MENJADI JOFISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang