Ting...
Tong...
Ting...Suara bel terdengar sangat nyaring menggema di seluruh ruangan rumah Gebi yang sangat sunyi itu.
Gebi keluar dari kamarnya untuk membuka pintu, ia menatap sekeliling. Sunyi. Rumah yang tidak memiliki nuansa kehidupan, bagaikan sebuah rumah tanpa penghuni.
Gebi tersenyum miris melihat pemandangan yang sedari ia kecil tidak pernah berubah. Ia bagaikan tidak memiliki sebuah keluarga.
Gebi menggelengkan kepalanya lalu menghembuskan nafas pelan, lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju lantai satu untuk membuka pintu yang sedari tadi terdengar suara bel yang memekakkan telinga.
Cklek...
"Haih... Lama banget sih lo! Karatan kita nunggu." Gerutu Renaya dan langsung melangkah masuk tanpa permisi kepada sang pemilik rumah.
"Gue kira lo bunuh diri, Geb." Saut Nessa yang tentunya mendapatkan cubitan tepat disamping perutnya yang ramping.
"Au... Sakit bego! Lo gila?!" Teriak Nessa kepada Natasha.
"Kita nggak disuruh masuk nih?" Tanya Natasha kepada Gebi tanpa memperdulikan gerutuan Nessa.
"Datang kerumah gue, bawa cemilan kagak?" Tanya Gebi.
"Gak. Lagian buat apa? Gue tau kok, dirumah lo yang kek kuburan ini banyak menyimpan makanan." Saut Keny.
"Iya banyak. Cabe juga ada banyak, mau? Sini gue suapin ke mulut lo yang kek ember bolong!" Kesal Gebi. "Udah, masuk cepetan. Gue mau tutup pintu, udah malem ini." Lanjut Gebi.
Keempat temannya segera memasuki rumah yang luas tersebut, sedangkan Renaya sudah ongkang-ongkang kaki dihadapan televisi yang berada diruang tamu.
"Wih, Gebi! Lo punya nyonya baru? Sejak kapan!?" Teriak Nessa dari ruang tamu saat melihat kelakuan temannya yang satu itu.
"Bodo amat! Penting gue nyaman dan kenyang." Saut Renaya enteng.
"Dari mana lo dapat cemilan banyak gitu?" Tanya Keny menatap cemilan yang memenuhi meja yang berada dihadapan Renaya.
"Tuh" tunjuk Renaya menggunakan dagunya kearah kulkas.
Gebi berjalan mendekati teman-temannya, lalu menatap Renaya, "Anjir! Stok makan gue! Renaya! Lo bego atau gak punya modal makan sih?" Kesal Gebi.
"Dia kan abis dibuang sama orang tuanya." Saut Nathasa asal.
"Gue sumpal juga tuh mulut pake nih sampah, mau?" Saut Renaya menatap Nathasa kesal.
"Bentar deh, gue ambil minum dulu. Sirup atau air putih?" Tanya Gebi kepada teman-temannya yang telah duduk dengan manis diruang tamunya.
"Sirup" saut mereka serentak.
Gebi pergi menjauh menuju dapur yang tidak jauh dari ruang tamu, dan tidak lama kemudian ia telah kembali dengan tangan yang membawa nampan yang berisikan sirup yang bervariasi.
"Eh, Geb. Bu Wanda kenapa pulang?" Tanya Keny saat Gebi telah duduk bergabung dengan mereka.
"Anaknya pulang." Jawab Gebi sekenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Durasi Yang Singkat
Teen FictionJudul lama: My Possessive Badboy Gebi, bukanlah gadis yang memiliki riwayat hidup yang mengesankan, perjalanan kehidupan yang menyakitkan membuatnya terkadang lelah menjalani hidup. Bagaikan tak diizinkan bahagia, sebuah masalah silih berganti berda...