Ketika hari menjelang gelap, saat seperti inilah sebagian jalanan dipenuhi pelajar yang pulang dari sekolahnya.
Akan tetapi tidak semuanya langsung pulang, sebagian memilih pergi ke suatu tempat terlebih dulu. Entah itu ke kafe, toko buku, mall atau lain semacamnya.
Contohnya kedua pemuda ini yang lebih memilih untuk singgah di sebuah kafe.
"...rasanya aku ingin membolos besok."
"Sebaiknya jangan lakukan, kalau kau tidak ingin terkena bola api itu lagi."
Timpal Zeyra mengingatkan Renaz.
Sembari mengingatkan temannya itu, sesekali Zeyra memeriksa tablet-nya. Jarinya menggeser layar tablet hanya untuk sekadar menjelajahi dunia internet saja.
"Tapi tadi itu melelahkan−kau tahu itu, 'kan?"
"Iya, aku tahu."
Jawab Zeyra singkat.
"Hmm... aku merasa bosan dan malas akhir-akhir ini. Lagipula, aku bukan jenis Glader yang punya keinginan ikut pertandingan."
"Begitu, ya? Tapi kalau masalah jurnalis kau sangat semangat."
"Tentu saja, kota ini banyak hal yang mendukung kegiatan jurnalis."
Renaz bersemangat saat Zeyra membahas soal jurnalis.
"Dasar, maniak jurnalis."
Desah Zeyra melihat kelakuan Renaz.
Dimulai dari kelahiran beberapa anak dengan kemampuan unik, hingga akhirnya menyebar dan menciptakan generasi manusia baru dengan kemampuan unik yang disebut Glader.
Hingga akhirnya terciptalah pulau reklamasi yang berisi 5 akademi khusus. Akademi yang bertujuan meningkatkan kualitas Glader melalui beberapa hal termasuk pertandingan.
Namun tidak semua generasi baru menjadi Glader. Karena ada juga yang lahir tanpa kemampuan unik yang biasa disebut UnGlader.
Meskipun begitu kelima akademi tersebut masih mau menerima UnGlader, namun dengan syarat−mereka bisa lulus dari tes dan menunjukkan potensinya, walaupun tidak berbakat.
Seakan menyadari potensinya sendiri, para UnGlader lebih memilih melanjutkan ke sekolah biasa yang juga tersedia di pulau itu. Namun ada juga yang berhasil masuk ke salah satu akademi tersebut.
"Sepertinya besok akan ada murid baru."
Celetuk Renaz.
"Kau mengkhayal lagi?"
"Yang ini aku serius tahu."
"Tahu darimana kau kalau besok ada murid baru?"
Zeyra penasaran apa yang membuat Renaz berbicara seperti itu.
Setahu dirinya, Renaz suka mengalami mind blow saat dirinya benar-benar lelah dan melihat sesuatu yang menarik.
"Saat aku mau ke ruangan Bu Adimbia, aku tidak sengaja mendengar pembicaraannya dengan seseorang lewat telepon."
Renaz menjelaskan singkat.
"Dasar, penguping."
"Aku tidak menguping! Aku hanya tidak sengaja−"
"Mana mungkin aku percaya−kemampuanmu'kan berhubungan dengan suara, jadi kau bisa membuat suaranya terdengar olehmu. Ha... ha... ha..."
Ujar Zeyra dengan tawaan datar mengejek.
"−aku mengatakannya dengan jujur!"
Terlihat Renaz begitu kesal mendengar ucapan Zeyra.
Bukan salah Zeyra juga menuduh Renaz menggunakan kemampuannya, karena Zeyra sendiri menilainya berdasarkan fakta yang ia lihat sendiri.
YOU ARE READING
Awakened
FantasySamudra Zeyra, remaja yang tidak memiliki bakat supranatural atau disebut UnGlader. Setelah setahun semejak dirinya berhasil masuk ke akademi khusus Glader, kini semangatnya yang dulu perlahan mulai menghilang. Meski teman-temannya terus mendukung...