//Stalkerr//

312 38 5
                                    

Jeonghan menutup laptop miliknya sesaat setelah ia selesai mengupload lanjutan dari cerita baru yang ia buat. Ia sedikit merenggangkan tubuhnya karena tentu saja ia merasa lelah duduk selama beberapa jam di depan layar laptop berwarna hitam itu demi menyelesaikan 'karya tulis'nya.

Jeonghan merebahkan dirinya di atas sofa yang tersedia di dalam kamarnya, sambil membaca apa saja yang teman-temannya telah bicarakan di grup kakaotalk milik mereka.

'Kita ada tugas dari Guru Kim, jangan lupakan itu'

Ah benar, hampir saja Jeonghan lupa tentang tugas itu. Terima kasih pada Wonwoo yang telah mengatakannya di grup. Setelah merasa cukup membaca percakapan teman-temannya yang tidak terlalu penting, Jeonghan meletakkan ponselnya di atas meja.
"Selain dari Wonwoo, pembicaraan mereka tidak ada yang berguna." Gumam Jeonghan
Ia memejamkan matanya sejenak.
.
.
.
Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Jeonghan bangkit dan mencari sesuatu di laci mejanya. Album foto, ia mengambil album foto yang sudah terlihat sedikit kusam. Itu adalah album foto yang berisi gambar-gambar saat ia masih kecil, bersama teman kecilnya, Joshua.

.
.
Jeonghan membolak-balik halaman per-halaman dari album foto yang berukuran tidak terlalu besar itu, memandangi setiap gambar yang terdapat disana. Disalah satu gambar, kedua anak lelaki terlihat saling merangkul dengan senyum merekah yang mereka tunjukkan. Jeonghan tersenyum, memori masa kecil yang menyenangkan.

"Apa dia tidak penasaran dengan keadaanku saat ini.?" Jeonghan mulai berbicara sendiri

"Atau dia bahkan sudah lupa padaku.?"

"Apa anak ini benar-benar sudah melupakanku? Cih sok sekali."

"Dia bahkan tidak menghubungiku sama sekali setelah 6 bulan tinggal di sana."

"Aku bahkan tidak yakin bisa mengenali wajahnya saat ini."

"Maksudku ini sudah sekian tahun sejak dia pindah dari Korea."

"Tapi bukankah zaman seakarang ini sudah canggih, kau bisa dengan mudah mencari seseorang jika memang kau ingin. Apa dia tidak berniat untuk mencari tahu nomor telepon atau akun sns ku? Hah."

Beberapa kalimat itu tidak henti terlontar dari bibir Jeonghan. Ada rasa kesal yang terdengar disana.
***

#flashback
"kau... apa?"
Joshua hanya menganggukan kepalanya dengan pelan.
"Hmm, 3 hari lagi aku akan berangkat. Ibuku datang untuk menjemputku"
"

"Aku merindukanmu bodoh."
Iya, Jeonghan merindukannya, ia sangat merindukan teman kecilnya itu. 6 bulan semenjak Joshua pindah, mereka putus komunikasi.

Jeonghan setiap hari akan bertanya pada ibunya, "apa ada telpon dari joshua? Apa ada kabar darinya? Ibu cobalah untuk menghubunginya", pertanyaan semacam itu tidak henti-hentinya ia tanyakan tapi hanya gelengan kepala yang menjadi jawaban atas pertanyaannya.

Entah kenapa, nomor telpon yang biasa digunakan untuk menelpon ke kediaman Jeonghan tidak pernah aktif lagi.
***

Hari ini Jeonghan dan teman-temannya berencana menemani Jihoon keruang musik untuk mengecek piano yang dibelikan oleh sekolah untuk ektrakulikuler musik.

saat sedang asik mengobrol, seolah mendengar lantunan suara gitar yang dipetik dengan sangat baik.
Suaranya begitu merdu dan begitu juga dengan seseorang menyanyikannya didalam sana.
.
.

Dengan rasa penasaran mereka mempercepat langkah masuk kedalam ruang musik yang dikelola oleh Jihoon, betapa terkejutnya Jeonghan saat tau siapa yang ia temui didalam sana.

"Sedang apa disini Jisoo?" Tanya Jihoon
"Ya sedang bermain gitar, tidak apakan Jihoon?"

"Tidak apa sebenarnya, tetapi seharusnya kau meminta ijin terlebih dahulu pada ku karna aku selaku penanggung jawab tempat ini"

"Ah masalah itu tadi kebetulan aku lewat, dan ruangan ini terbuka jadi aku masuk saja saat melihat ada banyak alat musik disini hehe" ujar Jisoo sambil menggaruk tengkuknya.

Jeonghan hanya melihatnya dari jauh, sungguh ia sedang tidak ingin sangat sangat berurusan dengan Jisoo.
Cukup beri ia waktu sehari ini saja untuk tidak berurusan dengan yang namanya Hong Jisoo.

"Tapi permainan gitar mu cukup menarik" tanya jihoon lagi

"Ah biasa saja kau berlebihan hahaha"

"Bisakah berikan satu permainan lagu lagi?" Pinta Jihoon.

"Of cours"

Na geuh de ga nuh mu jo eun de mal ha go shi peun de
Yong gi ga ahn na
Na doh geuh de ga nuh mu jo eun de mal ha go shi peun de
Yong gi ga ahn na

Sarang hae mal ha go shi peun de
Ee ruh ke sok man te oo da ga
Geuh de ga dduh na ga buh ril gga
Neul ba bo ga chi guk jung man ha neun oo ri

Accoustic collabo- you and i, hearth fluttering

Selesai Jisoo bernyanyi semua orang bertepuk tangan, kecuali manusia cantik yang sedang asik bersandar dipintu. Dia hanya memandang datar pada Jisoo dari kejauhan.

"Sepertinya tuan cantik diujung sana tidak menyukai permainan ku" Jisoo berdiri dan mulai melangkah.

"Oh tuhan apalagi ini, tidak bisakah sehari saja tanpa jisoo" gumam Jeonghan didekat pintu

"Apa kau tidak menyukainya tusn cantik? Padahal aku bermain khusus untuk mu. Kau suka bukan dengan lagu yang tadi?" Ucap Jisoo seraya mendekati Jeonghan.

"Sial, bagaimana bisa tau" batin jeonghan

" cihh! Sok tau sekali kau, lagu yang ku dengarkan sangat banyak" seraya berlalu meninggalkan ruang musik.

#flasback
"aku hanya sempat membelikan mu ini, aku harap kau suka dan jaga baik-baik seperti kau menjaga pertemanan kita. Karena suatu saat aku akan kembali menanyakan ini " ucapnya sambil tersenyum

"Baiklah tuan boss cerewet, kau juga janji yah untuk selalu menghubungi ku. Kalau tidak aku tidak akan pernah mau mengenal mu lagi"

"Hey jangan begitu tuan cantik, aku kan selalu akan menjadi teman terbaik mu selamaya"

"Yayayaya baiklah ku pegang ucapan mu, awas saja kau lupa dengan ku"

"Iya iya tuan cantik ku ini" keduanya berpelukan seakan tidak mau berpisah.""
.
.
.
.
****

"Shuaa bagaimana kabar mu disana tidak kah kau ingat dengan ku? Aku disini menunggu mu kembali. Seperti janji ku pada mu aku selalu menjaga gelang ini dengan baik. Tapi mana janji mu untuk menghubungi ku?" Ucap Jeonghan dalam hati.

Mood jeonghan hari ini benar-benar buruk hanya karena diganggu oleh seorang trouble maker yang sudah pasti jelas Jisoo lah orangnya. Sepulang sekolah ia hanya mengurung dirinya sembari melihat-lihat kembali album dan gelang pemberian Joshua padanya.

.
.
.
.
.

ini pepe nulis apa gak tau, baca aja kalo kalian suka :) dan jangan lupa tanda bintang pojok kiri teman-teman :)))))

Votementnya yah diharapkan ^_^

Jhjsxxy_
Umi_Eyang

Stalker~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang