"Say Yes?"

1.1K 72 22
                                    

*Happy Reading

Tap... Tap.. Tap...

Dengan langkah terburu-buru aku menyusuri jalanan padat pagi ini. Aku harus bergegas karena kereta cepat yang akan mengantarku ke sekolah akan berangkat sebentar lagi.

"Aish, coba aja tadi gue gak kesiangan! Sial banget sih idup gue!" rutukku kesal dengan diriku sendiri.

Aku masih terus melaju, berjalan melewati banyak macam orang yang entah siapa saja mereka. Karena aku tak mengenalnya. Ada yang pakaiannya rapi sekali, dengan senyum mengembang di wajahnya. Tapi ada juga yang seperti gembel, dengan pakaian compang campingnya. Oops, maaf.. Bukan gembel beneran yang aku maksud ya, itu adalah mereka yang suka pake baju atau jeans sobek-sobek, sudah persis seperti gembel bukan?

Bruukkk...

Satu orang menabrakku dengan cukup keras dari arah belakang. "Maaf.." ujarnya cepat seraya menunduk sopan. "Ehm!" balasku dengan malas dan langsung berjalan kembali dengan kecepatan penuh.

Dari jauh aku sudah melihat kereta sudah tiba dan sedang menaikkan para penumpangnya. Maka aku pun berlari kencang sebelum pintu itu tertutup.

"Akhirnya.." legaku ketika sudah di dalam kereta tepat sebelum pintu itu tertutup.

Pesss

Bunyi pintu kereta sudah tertutup rapat.

Deg

Tiba-tiba jantungku berulah. Aku langsung mencari seseorang yang selalu bisa membuat deruan jantungku tak karuan begini. Tapi aku tak menemukannya.

Aku juga sekaligus mengedarkan pandangan mencari tempat duduk untuk ku tapi ternyata pagi ini memang bukan hari keberuntunganku. Kenapa? Karena semua kursi sudah terisi. Bahkan kereta pun sangat sesak karna yang berdiri pun berjejer tak beraturan dalam kereta saat ini.

"Huihhh!!!" kesalku sekali lagi.

Lagi-lagi aku mengoceh, menggumam sendirian, entah apa saja yang keluar dari mulutku saat ini. Sampai sebuah suara kekehan kecil dari arah belakangku terdengar sangat menganggu. Sontak aku langsung menoleh ke arahnya dan langsung melototi orang itu. Dia langsung terdiam tak lagi bersuara seraya bersikap sok cool sambil membenarkan letak topinya dan mengalihkan pandangan dariku.

"Apa-apaan!" kesalku sekali lagi.

Ah iya, kita belum berkenalan ya? Baiklah, kenalin nama aku Cinta. Cinta saja, tak ada nama belakang lain atau nama depan lain, just Cinta.

Hmm, aku kadang bingung kenapa orang tuaku kasih nama aku hanya dengan satu kata yaitu Cinta. Tapi ketika aku tanya jawaban mereka simple saja, katanya agar orang-orang selalu menyukaiku atau agar kehidupan ku ini dipenuhi cinta dan kasih sayang dari orang-orang disekitarku dimanapun aku berada.

Ya, baiklah.. Aku terima saja apa yang menjadi pilihan mereka. Toh, sampai saat ini aku juga merasa selalu dicintai oleh orang-orang disekitarku. Walaupun sikapku mungkin dan pastinya pernah membuat mereka jengkel tapi mereka selalu memberikan cinta tulus dan kasih sayangnya padaku. Dan buat aku itu sudah cukup.

Bicara soal cinta... Hmm menurutku, cinta itu sebuah perasaan yang paling sulit diartikan. Kenapa? Karena tak semua orang sudah merasakan cinta, cinta yang tulus ya yang aku maksud. Ataupun menyampaikan rasa cinta yang ada dalam hatinya. Persoalannya bukan hanya ketika kamu bilang, "Aku cinta kamu... Sungguh," lalu perasaan itu sampai langsung ke hati. No.. Bukan begitu cara mainnya. Dan aku yakin tak semua orang bisa menerima pernyataan cinta yang kamu sampaikan begitu saja. Banyak hal yang harus kamu buktikan selain hanya kata cinta itu sendiri. Ribet ya? Ah ya sudahlah.. Intinya kalo bahas soal cinta tak akan pernah selesai sampai kamu benar-benar merasakan cinta itu sendiri.

"Say Yes?" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang