14 Desember 2008

524 41 1
                                    


Jinki menghela nafasnya. Ia memperhatikan ke sekelilingnya. Orang-orang sibuk lalu lalang tanpa memperhatikan dirinya yang sedang berdiri di tengah jalan. Di bawah kakinya ada sebuah karton putih besar.

Jinki masih belum siap mengangkat karton itu tinggi-tinggi. Ia merasa kalau kelakuannya sekarang memalukan sekali. Tetapi, mengingat ini adalah keinginan yang ia inginkan di hari ulang tahunnya, ia nekat melakukannya.

Mata sipit Jinki kembali menulusuri daerah sekitarnya. Gedung-gedung bertingkat tinggi. Air mancur di depan Patung Sejong yang tidak diaktifkan selama musim dingin. Istana Gyeongbok yang berdiri megah di belakang Patung Sejong. Orang-orang yang berlalu lalang, kebanyakan di antara mereka adalah turis-turis dan masyarakat yang ingin menuju kereta bawah tanah.

Setelah rasa percaya dirinya terkumpul, Jinki pun mengangkat karton putihnya yang ternyata ada tulisan "Free Hug!"

Tanpa mengeluarkan suara sama sekali, ia sudah mendapatkan beberapa perhatian dari orang yang lewat. Ada yang memandangnya dengan aneh, geli, dan segala macam tatapan asing.

Matanya terus menulusuri tempat itu, berharap akan ada yang sukarela berpartisipasi dengannya. Beberapa orang juga mulai memfoto dirinya. Jinki hanya bisa tersenyum canggung dan berusaha ramah. Ia berharap saat ini tidak ada sekuriti yang akan mengusirnya karena ia bertingkah aneh di depan publik.

Selama 10 menit ia terus melakukannya. Masih tidak ada yang memperdulikannya. Mereka hanya melihat dirinya kemudian melakukan kegiatannya lagi. Jinki hanya bisa pasrah kalau selama setengah jam kemudian ia tidak dapat menyelesaikan misinya. Tapi, ia tidak mau menyerah begitu saja. Ini adalah misi untuk ulang tahunnya. Ia harus bisa.

5 menit kemudian berjalan. Beberapa gadis remaja tampak ketawa-ketawi melihat dirinya yang terlihat konyol. Jinki hanya mengangguk kepalanya sekali kemudian tersenyum.

Seseorang dari mereka maju kemudian berkata, "Free hug?"

Jinki melebarkan senyumnya. "Tentu saja!" sahutnya kemudian melebarkan kedua tangannya dan menyambut gadis itu ke dalam pelukannya.

Pelukan itu hanya berlangsung beberapa detik, kemudian keduanya saling melepaskan. Jinki pun berterima kasih kepada gadis itu. Tetapi, ketiga temannya yang ikut bersamanya justru ikut memeluk dirinya secara bergantian. Setelah itu beberapa orang mulai memperhatikannya dan bersorak karena Jinki telah berhasil menjalankan misinya.

Sebenarnya target Jinki adalah 100 pelukan. Tetapi, melihat antusias masyarakat yang semakin memperhatikannya, ia sudah tidak menghitung berapa pelukan yang ia lakukan. Sekarang ia tidak merasa malu lagi, justru dengan percaya dirinya kalau pelukan ini pasti bisa menghangatkan mereka. Jinki berharap orang yang memeluknya akan merasakan kalau mereka tidak akan pernah sendiri. Pelukan itu tidak hanya berlaku pada orang-orang itu, tetapi juga untuk dirinya sendiri. Dengan begini, ia bisa meyakinkan dirinya kalau ia tidak sendiri.

"Thank you!" kata Jinki pada seorang wanita turis.

Setelah melakukan pelukan itu, ia kembali mengangkat kartonnya dan tatapannya tidak sengaja terarah pada sebuah kursi panjang di dekat air mancur. Seorang lelaki yang sedang memperhatikannya. Tatapan mereka saling bertemu.

Tepat saat itu juga, Jinki merasakan seluruh dunia berhenti berputar. Jarak mereka yang hampir 10 meter tidak membuat Jinki mengalihkan pandangannya dari mata berwarna hitam legam itu.

Jinki pun melemparkan senyum ramah pada lelaki berwajah feminim dan berambut pirang itu. Tanpa disangka-sangka, lelaki itu membalas senyumannya. Sekali lagi, Jinki merasa dunia berhenti. Ia bisa mendengarkan suara nafasnya yang tercekat di tenggorokan, suara jantungnya yang mulai berdetak dengan cepatnya.

14 Desember - OnKey FICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang