14 Desember 2009

259 21 1
                                    

"Jinki! It's 14th December! Ayo, kita jalan-jalan! Cuaca juga lumayan bagus hari ini, otte?"

-Kibum-

Jinki mengulum senyumnya. Ia tidak bisa tersenyum lebar apalagi sambil menunjukkan wajah yang memerah saat ini. Beberapa pelanggannya pasti mengiranya orang yang tidak waras.

Ia berdehem ketika seseorang pelanggan memanggil untuk membantunya mencarikan barang. Dengan senang hati, ia pun membantunya. Apalagi pelanggan itu adalah wanita yang sudah lanjut usia. Ia tidak akan tega pada mereka. Meskipun partner kerjanya, Lee Joon, yang seharusnya bertugas seperti ini, ia tidak masalah. Ia malah membiarkan Joon sedang tertidur di dalam gudang.

"Terima kasih, nak," kata wanita itu. Jinki pun mengangguk dan membiarkan wanita itu menepuk-nepuk kepalanya. Well, sebagian dari mereka masih menganggap dirinya anak yang manis rupanya.

Suara pintu minimarket yang terbuka terdengar. Jinki segera berlari kecil menuju tempat kasirnya sekaligus menyapa pelanggan yang datang tersebut.

Tetapi sosok pelanggan yang datang itu membuat Jinki mengerutkan dahinya.

"Kau penguntit, ya?" ujarnya pada sosok Kibum yang ada di depannya.

Di balik kacamata hitam Kibum, Jinki pasti mengira lelaki itu berusaha mengejeknya lewat kacamata hitam itu. Tetapi, hanya dengan senyuman ejekan dan nada suara yang seolah tersinggung dari Kibum itu sudah membuatnya terganggu.

"Hebat sekali menganggapku seperti itu." Kibum melepaskan kacamata hitam bermereknya itu. "Aku di sini pelanggan dan tidak sengaja juga menemukanmu bekerja di minimarket ini."

Jinki menyipitkan matanya, "Jangan berbohong padaku, Kim Kibum. Aku sudah pernah berkata padamu kalau aku bekerja di minimarket di depan komplek. Tidak ada minimarket lain di kompleks ini. Kau-"

"Ya, ya, ya, sudahlah!" potong Kibum. "Bagaimana? Kau sudah menerima tawaranku?"

"Tawaran? Oh, sebentar. Aku melayani pelanggan dulu sebentar. Kau bisa tunggu di kursi di depan sana." Jinki pun mulai melayani pelanggan yang sempat mengantri.

"Apa maksudmu dengan tawaran?" tanya Jinki setelah ia selesai melayani pelanggan dan menyuruh Joon untuk menggantikan posisinya sementara. Jinki melirik ke dalam dan melihat Joon yang terkantuk-kantuk. Ia segera melotot kepada lelaki itu, Joon pun membalasnya dengan cengiran tidak bersalah.

"Kau tidak menerima pesan dariku?" kata Kibum dengan nada tidak percaya.

Bibir Jinki berubah menjadi huruf O. "Yang itu? Ya, aku dapat. Entahlah. Shift kerjaku masih ada 2 jam lagi. Kalau kau mau menunggu, silahkan saja. Tidak apa?"

Kibum menggeleng, "Tidak mau. Aku akan pergi saja dulu kemudian akan menjemputmu lagi di sini."

"Uh, okay. Tapi, sekarang aku sedang istirahat diam-diam. Joon yang sedang menggantikanku. Kau mau berbincang-bincang dulu di sini atau langsung pergi?" tawar Jinki sambil setengah berdiri dari tempat duduknya.

Kibum melihat ke arah jam tangannya. "Bisa. Aku punya waktu setengah jam."

"Baiklah," kata Jinki sambil berdiri dan mengambil satu botol kopi dengan satu botol jus buah.

Jinki sudah sangat mengenal Kibum. Selama ia mengenal Kibum, lelaki itu pasti menolak ketika ia ajak minum alkohol atau sekedar mencicipinya. Alasannya masih sama, ia sedang menjaga kesehatannya.

Apa Kibum sebegitu protektifnya pada kesehatannya hingga tidak mau menerima alkohol itu? Atau ada sesuatu yang lain misalnya penyakit yang membuat Kibum tidak bisa mengkonsumsi alkohol?

14 Desember - OnKey FICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang