Part 2

420 49 0
                                    

"Ini, minum.."

Namjoon memberikan teh hangat kepada Jimin, yang sejak tadi tidak berbicara sepatah kata pun.

Jimin menerima teh hangat itu, mata nya terlihat kosong.

"Namjoon-hyung, apa hyung sudah berikan dia obat nya?" Tanya Jungkook dengan khawatir, Namjoon mengangguk dan mengangkat botol obat bertuliskan Anti-depressant.

"Kalau begitu sekarang harusnya sudah baik, kan?" Gumam Jungkook melihat Namjoon dengan memelas.

"Harusnya.. tapi aku juga tidak yakin." Kata Namjoon mengelus punggung Jimin dengan lembut.
"Hyung, hyung adalah dokter!!" Protes Jungkook.

"Jungkook. Kamu pergi ke kamar mu dan tidur, nanti kamu ada jadwal pagi di kampus kan?"

Jungkook menggerutu dan berdiri dari kasur Jimin.
".. ya sudah, aku pergi." Gerutu Jungkook dengan kesal.

Namun sebelum Jungkook benar-benar pergi, dia melirik Jimin dengan sangat khawatir lalu berjalan pergi.

"Chim, lihat aku." Perintah Namjoon, membuat Jimin langsung melihat Namjoon.
"Ya, Hyung?" Tanya Jimin dengan suara serak.

"Minum lah teh itu, setelah itu kita bicara." Kata Namjoon mengelus kepala Jimin, membuat perasaan Jimin menjadi tenang.

"Hmm.. terima kasih, hyung." Gumam Jimin, lalu dia menyisipkan teh hangat itu perlahan.
"Sudah tenang?" Tanya Namjoon pelan, Jimin tersenyum kecil.
"Iya, hyung.."

Lalu hening, tidak ada yang berbicara setelah itu.

"Mau menceritakan apa yang membuat mu seperti itu?" Tanya Namjoon mengambil kembali gelas yang kosong dari tangan Jimin.

"Hoseok-hyung, aku bermimpi soal dia lagi."

"Jiminie..." Namjoon memeluk Jimin dengan lembut, dan Jimin tidak dapat melakukan apapun selain menangis keras ke dalam pelukan Namjoon.

"Aku merindukan dia Hyung!!"

"Sangat?"

"SANGAT!!"

"Kamu akan melakukan apapun untuk mencegah.. kematian itu, kan?"

".. maksud hyung?"

Jimin melihat Namjoon dengan bingung, pikiran nya sudah sangat blank dia tidak bisa berpikir dengan jernih.

"Kamu, akan melakukan apapun untuk mencegah kematian Hoseok, kan?"

Seperti sebuah saklar yang dinyalakan, mata Jimin yang kosong kini mulai kembali menjadi cerah.
"Apapun."

"Minum obat ini."

--------

"Jimin!!"

Jimin berbalik dan melihat Hoseok yang berlari ke arah nya.

"Hyung?"

"Kamu terlihat bingung, aku kira kamu tau kalau aku mengikuti mu dari tadi!!"

"Hyung darimana.. saja.." kata Jimin dengan shock, apa yang dia katakan? Bukan, bukan!! Ini akan mengganti masa depan-- memang itu tujuan nya.

"Kamu mabuk di siang hari? Aku kembali dari Gwancheon, tidak merindukan ku?"

Jimin langsung memeluk erat Hoseok.

"Aku sangat sangat sangat merindukan hyung." Gumam Jimin, dan Hoseok hanya tertawa gugup.
"A-aku hanya bercanda.. tapi aku senang!! Chimmie ku merindukan Hwimang!!" Ujar Hoseok dengan pipi yang merona.

"Iya, hyung.." Jimin tersenyum pada Hoseok.

"Jiminie, aku- Jimin awas!!"

Jimin pun terdorong ke dinding, dan horror nya.. dia melihat Hoseok tertabrak sebuah truk. Ini bahkan lebih buruk dari yang sebelum nya. Ini sangat buruk.

Darah..

Darah dimana-mana..

Tolong..

JIMIN!!

TIME || JiHopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang