Two - Her

4 1 0
                                    

Amber dan Dean telah sampai di salah satu pusat perbelanjaan terkenal di kota tersebut, mereka tengah berjalan menuju butik yang terdapat disana. 

"Kau yakin dengannya? maksudku, kalian baru saja bertemu hari ini" Kata Dean yang membuka  percakapan. Amber menoleh ke arah sekertaris sekaligus teman baiknya itu, lalu berkata, "aku tahu, tapi ada sesuatu tentang dia yang.... It felt so right" Kata Amber, Dean hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku serius! Dia sempurna! Badannya yang tegap, bahunya yang lebar, rahangnya, semuanya, ada pada dia" Ucap Amber dengan nada memuja.

"Kau harus tahu bahwa tidak ada yang sempurana, kecuali tuhan"

"Selamat malam nona, ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu pegawai butik tersebut. Dean merangkul bahu Amber lalu berkata, "Carikan gaun paling indah untuknya" Kata Dean. Sang pegawai pun mengajak Amber untuk melihat-lihat pakaian di butik tersebut.

"Bagaimana dengan yang ini?" Tanya Amber. Gadis itu baru saja keluar dari fitting room untuk mencoba gaun yang baru saja ia pilih. Dean yang tengah duduk sambi menatap ponselnya pun melihat kearah Amber, lalu berkata.

"Tidakkah gaun itu terlalu terbuka? Kau seperti jalang" Kata Dean. Amber hanya terkekeh mendengar perkataan sahabatnya itu. Amber segera mengganti gaun itu dan mencoba memakai gaun yang lain, setelah 4 kali ia berganti, akhirnya Dean merasa satu gaun itu cocok. "Perfect!" Seru dean.






👔❤👔










Adrian telah sampai di apartemen Amber, ia memeriksa penampilannya sebelum lelaki tersebut keluar. Menyugar rambutnya pelan, membenarkan letak dasinya, dan membenarkan jas mahal nya. Adrian tersenyum saat semua sudah selesai, ia turun dari mobil dan berjalan masuk ke loby apartemen Amber, jangan salahkan Adrian yang tidak menjemput Amber di Penthouse gadis itu, karena Amber sendiri yang memintanya untuk menunggunya di loby.


Aku sudah di loby -Adrian.



Begitu kira-kira isi pesan dari Adrian. Amber tersenyum menatapnya, ada sesuatu dari lelaki itu yang membuatnya terus ingin tersenyum, Sebelum turun ke bawah, Amber menatap tampilannya lagi di cermin kamar nya.

"Perfect, oke, you can do it!" Kata Amber meyakinkan dirinya sendiri. Gadis itu mengambil clutch berwarna hitamnya, lalu segera keluar dari penthouse nya. Seorang bodyguard nya hendak mengikutinya dari belakang tetapi dengan segera ia menghentikan langkah kaki pria itu.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Amber. Bodyguardnya yang bernama Andrew itu menaikkan satu alisnya, seakan bertanya.

"Are you kidding Me? Andrew aku akan pergi berkencan, tenang saja, aku percaya lelaki yang satu ini dapat menjagaku dengan baik" Kata Amber, Andrew menghentikan langkahnya lalu berkata, "Baiklah, tapi nona, jika ada sesuatu segera kabarkan saya" Kata Andrew. Amber hanya memberikan tanda ok dengan tangannya, lalu gadis itu menaiki lift untuk turun ke lantai dasar.




'Ting


Lift berdenting tanda bahwa Amber sudah sampai ke lantai yang ditujunya. Ia berjalan keluar dengan tatapan memuja dari para lelaki dan memuji dari para perempuan, ia terus berjalan hingga menemukan Adrian tengah duduk di sofa loby sambil memainkan ponselnya.

"Ku pikir kita akan bersenang-senang" Sindir Amber. Adrian mendongak menatap Amber. 'Shit. Ia membuatku panas!' Batin Adrian. Lihatlah Amber dengan gaun merah berbahan velvetnya itu, gaun itu sangat pas di tubuh Amber, kulitnya terlihat seperti butter yang membuat Adrian menginginkannya sekarang jua, gadis itu sempurna, dari atas sampai bawah. Adrian tersadar dari lamunannya, lalu lelaki itu bangun dari duduknya dan tersenyum manis, lagi-lagi senyum yang melelehkan Amber.

"Kau... sangat..." Kata Adrian menggantungkan kalimatnya, Amber menaikkan satu alisnya bingung. "Cantik" Lanjut Adrian. Amber membalas senyum Adrian. "Kau sangat jelek" Balas Amber.

Ia terkekeh lalu berjalan duluan meninggalkan Adrian, Adrian mempercepat langkahnya untuk mengajar Amber, lelaki itu membukakan pintu mobilnya untuk Amber. Lalu berputar mengelilingi mobilnya untuk masuk di balik kemudi.






👔❤👔






Amber dan Adrian telah sampai di depan hotel, mereka memasuki ballroom dengan Amber yang memeluk lengan Adrian. Lelaki tersebut tidak dapat melepaskan Amber barang sedetikpun, ada banyak mata lelaki yang sedang menatap buas ke arah Amber, lelaki tersebut terus menempatkan tangannya ke pinggang Amber saat gadis itu berhenti memeluk lenganya.

Adrian baru saja menyelesaikan pidatonya saat seorang lelaki tua menghampirinya yang sekarang sudah bersama dengan Amber.

"Mr. Agresuela" panggil seorang lelaki tua, keduanya menengo ke sisi kanan, sisi dimana lelaki tua tersebut berada. "Mr. Jhonson" Sapa Adrian lalu menjabat tangan lelaki itu. "Ah, sudah berapa kali aku menyuruhmu untuk memanggilku Ryan, dan wanita cantik ini pasti pasangan mu" Kata Ryan. Adrian hanya mengangguk meng-iyakan .

"Amberly Kiera Woodruff" Sapa Amber sambal menjabat tangan Ryan, lelaki tua itu tersenyum, lalu ia berkata, "Ya, aku tahu, istriku selalu bercerita tentang bagaimana ia sangat mengagumi mu, di usia yang sekarang ini, kau sudah sukses, aku harus berhati-hati" Kata Ryan, terselip nada bercanda di perkataannya, membuat Amber dan Adrian terkekeh pelan.

"Ah, bagaimana aku bisa lupa! Selamat atas ulang tahun perusahaan mu Adrian, aku yakin perusahaan ini akan semakin didepan" Ucap Ryan dengan baik. "Terimakasih banyak" Jawab Adrian. "Kalau begitu, aku harus pergi menemui istriku, ia sedang berbicara kepada temannya" kata Ryan.

"Kau mau wine?" tanya Adrian. Amber hanya mengangguk pelan sebagai jawaban, lelaki itu segera pergi untuk mengambil wine. Selama Adrian pergi, yang Amber lakukan hanyalah menikmati pesta ini, mendengar music klasik lembut yang mengalun di ballroom hotel itu.

"Mrs. Woodruff?" panggil seorang lelaki dari arah belakangnya, Amber menoleh dan segera menjabat tangan pria itu. " Mr. Posey" sapa Amber, tentu saja wanita itu tahu siapa lelaki dihadapannya tersebut, salah satu pengusaha sukses yang tampan juga. Lelaki itu menatap Amber seperti ingin menerkamnya, membuat Amber sedikit ketakutan. 

"Jack, please, kau sendirian?" Tanya nya. Baru saja kiera hendak menjawab tiba-tiba ada lengan kekar yang merangkul pinganggnya, lalu lelaki itu berkata, "Dia Bersama ku" Jawab Adrian ketus. "Kau punya selera yang sangat tinggi, Mr. Agresuela" Sindirnya. Adrian hanya mengangguk, lalu keduanya berjalan meninggalkan Jack.

"Itu tidak sopan" Kata Amber. Adrian menatap Amber yang berada disebelahnya, "Seharusnya kita mengobrol sebentar bersamanya" Kata Amber. Adrian menatap Amber dengan tidak percaya, "kau bahkan tidak nyaman berada di dekatnya" Kata Adrian. Amber menatap kearah Adrian tidak percaya, bagaimana lelaki ini tahu?
Oh tuhan, ia semakin tidak ingin melepaskan lelaki itu. 
























True Love or What?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang