Bagian 3

53 10 0
                                    

Alif sudah keluar dari kelas. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu.

Dia berencana ingin ke cafe belakang sekolah, nongkrong bersama teman-temannya.

Tapi ia dari kejauhan melihat seseorang perempuan sedang duduk dengan headset yang menempel di telinganya.

Senyuman jailnya muncul seketika. Dan ia berlari kecil menuju cewek itu.

Ia langsung melepas headset sebelah kanan yang menempel di telinga cewek itu. Merasa terganggu, cewek itu menengok ke arah orang mengganggunya.

"Sendirian aja, mbak? Mau abang temenin nggak?" goda Alif

"Siapa ya? Nggak kenal. Pergi sana." usir Vina

Alif tertawa kecil dan ikut duduk di samping Vina. Vina sedikit bergeser, tidak mau terlalu dekat dengan Alif.

Alif mengambil kembali headset yang dia lepas dari telinga Vina dan memasang ke telinganya sendiri dan ikut mendengar lagu yang sedang dimainkannya.

Vina langsung beranjak tetapi Alif menahannya. "Sebentar aja, temenin gua." ujar Alif dan Vina kembali duduk tanpa berkata sama sekali.

"Pacar lo mana? Tumben gak berdua." tanya Alif

Vina tidak menjawabnya, ia hanya asik mendengarkan lagu yang terputar di headsetnya. Merasa dicuekin, Alif melepas headset yang ada di telinganya dan di telinga Vina.

"Aish, mau lo itu apa?" decak Vina

"Gua ada pertanyaan,"

Alis Vina bertautan bertanda ia bingung sekaligus marah.

"Kenapa lo nggak mau di jodohin sama gua?" tanya Alif

Vina membuang napas meremehkan, "Lo nanya itu? Bukannya udah jelas, kalau Radit jauh lebih baik daripada lo."

"Image gua di mata lo udah jelek banget ya? Sampe lo beranggapan kayak gitu."

"Bukan gua doang kok, semua orang tau kalau lo itu buruk." balas Vina dengan sedikit menekankan kata yang terakhir.

"Siapa sih yang nggak tau lo? Alif yang berandal, Alif yang suka ngerokok, Alif yang suka bolos, Alif yang suka tawuran, dan Alif yang suka buat masalah."

"Gua heran sama orang tua gua. Kok mereka rela ngejodohin gua sama lo. Apa yang bisa di lihat dari lo? Ganteng? Kaya? Radit juga ganteng, kaya juga walaupun masih dibawah lo tapi seenggaknya dia nggak seburuk lo." Vina langsung mengambil headsetnya dan pergi meninggalkan Alif.

'Kok kayak ada yang sakit ya?' batin Alif

***

Vina Pov

Aku sudah berada di samping mobil Radit. Setelah tadi berbicara kasar pada Alif, aku langsung mencari Radit tetapi tidak ketemu-ketemu sampai aku memutuskan untuk menunggu di parkiran.

Aku sudah mengechat Radit untuk cepat datang ke parkiran tetapi sudah 10 menit, aku tidak melihat kedatangan Radit.

Mungkin kalian beranggapan bahwa aku bodoh. Karena masih bersama Radit yang jelas-jelas tidak jauh beda sama Alif, sama-sama brengsek. Yang suka main cewek tapi aku sayang dia dan salah satu alasan aku tidak mau mutusin Radit karena aku tidak mau dijodohkan sama Alif.

Dulu, menurutku Radit itu perfect. Dia ganteng, humoris, kaya dan tentu saja bahwa dia sayang sama aku. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini dia berubah. Dia nggak mau cerita, apa masalahnya. Kadang orang yang selalu ceria, menyimpan masalahnya sendiri dengan cara tersenyum.

"Hey! Ngelamun?" tanya Radit yang sudah di hadapanku

"Lama banget sih, cape tau nggak nunggunya."

"Iya, ya. Yaudah yuk, aku anter pulang." ujar Radit dan langsung masuk ke mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JODOH OR KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang