SEKOLAH CHEF

10 0 0
                                    

Nanda POV

Malam itu sangat ramai, aula yang sangat luas itu dipenuhi dengan berbagai macam orang dari berbagai macam latar belakang dan keluarga. Semua seakan berusaha menjatuhkan mentalku. Tatapan mata itu seakan menyuruhku untuk menyerah. Tapi inilah yang harus saya lakukan untuk mengubah semuanya.

.

.

.

Pembawa acara pun membuka acara tersebut dengan penuh semangat. "Malam ini kita semua yang ada di sini akan menjadi saksi pertarungan seorang junior dan seniornya. Siapakah yang akan menang malam ini" kata pembawa acara.

" Apakah Kau sudah siap untuk pertandingan ini?" kata seseorang dihadapan Nanda.

"Ya... Aku sudah siap. Saya akan memenangkan pertandingan ini untuk mengubah semuanya" jawab Nanda sembari menatap panggung megah yang terbentang di depannya.

"Baiklah... semoga kau berhasil" kata orang itu sembari menepuk pundak Nanda.

"Amin... terima kasih atas doamu" kata Nanda. Nanda pun berjalan menaiki panggung itu.

.

.

.

6 bulan sebelum semua itu terjadi.

"Pagi Bu," sapa Nanda kepada seorang guru. "Pagi Pak," sapa Nanda lagi. Hingga akhirnya ia sampai di kelasnya. "Pagi semua," sapa Nanda lagi.

"Pagi Sob," balas anak sekelas. Nanda pun duduk ditempatnya dan bergabung dengan kelompok anak yang sedang asik bercerita di dekat tempat duduknya.

"Kayaknya asik nih, pada cerita apaan sih?" tanya Nanda dengan wajah penasaran.

"Oh.... Iya pas ada Nanda. Kau mau masuk SMA mana nih? Kalau Cici tadi mau masuk SMAN 1, Kalau Gita mau masuk SMAN 3, Bagus SMKN 1, Ayu SMKN 1 juga, Dewa SMAN 3, Dewi SMAN 1, dan kalau saya SMAN 3" kata Setya.

"Tentu saja SMA Bina Bangsa lah. SMA terkeren di seluruh jagat raya ini" Jawab Nanda sambil tersenyum.

"Kamu serius mau masuk situ? Kirain waktu itu cuma main-main. Kamu tahu kan apa yang kamu hadapi dan akibatnya nanti?" kata Dewa.

"Ya... tentu saja. Itulah tantangannya, kalian tahu sendiri bukan, kalau saya suka sesuatu yang menantang" Jawab Nanda dengan santai. Semua temannya hanya menggelengkan kepala dan melanjutkan percakapan dengan topik yang lain.

Hari itu Nanda menghabiskan waktunya di sekolah hanya dengan berbincang-bincang. Karena mereka telah selesai menjalani ujian nasional. Bel pulang pun berbunyi "kring...kring". Seperti biasanya, Nanda menunggu ibunya yang sedang mengajar untuk pulang bersama-sama. Tak lama kemudian ibunya pun keluar dari gerbang sekolah. Nanda dan ibunya pun pulang bersama. Sesampainya di rumah ternyata ayahnya sudah terlebih dahulu sampai di rumah.

"Jadi kamu mau lanjut di SMA mana?" tanya sang ayah.

"SMA Bina Bangsa pah. Seperti kata saya sebelumnya" jawab Nanda dengan tegas dan yakin.

"Kamu sangat ingin masuk ke SMA itu ya? Apakah kamu sudah siap dengan semua hal yang akan kamu hadapi di SMA itu. Kamu tahukan SMA itu seperti apa?" kata sang ayah.

"Tentu saja saya tahu. Yang ingin saya lakukan adalah mengubah semua kegelapan itu dan membuatnya menjadi sesuatu yang lebih terang. Saya ingin menyadarkan mereka" kata Nanda lagi.

"Baiklah jika tekadmu sudah bulat. Ingat ini adalah pilihanmu dan kamu harus bertanggung jawab dengan pilihanmu. Apa yang kamu mulai harus kamu selesaikan. Mengerti?" kata sang ayah.

"Iya, saya mengerti" jawab Nanda dengan senyuman.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 20, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AKULAH ORANGNYAWhere stories live. Discover now