PROLOG

14.2K 362 38
                                    

Malam ini begitu cerah. Bintang dan bulan saling menemani untuk melaksanakan tugasnya tanpa harus terhalang kabut awan yang menjatuhkan hujan ke bumi. Seakan turut berkontribusi dalam acara penting Ify. Sejak semalam, tepat di pukul 00.01 WIB, usianya bertambah setahun. Usia yang sangat ia tunggu-tunggu, dimana ia tak akan lagi dianggap anak kecil, tak akan lagi diangkap kurang cukup umur saat ikut serta teman-temannya menonton film horror produksi Indonesia, ataupun series twilight, dan film semi biru yang lain di saat jam kosong.

Ify mengedarkan pandangan. Menatap para undangan yang mulai memenuhi halaman samping rumah. Rata-rata teman sekelas dan beberapa satu angkatan yang hanya dia kenal. Di atas panggung ukuran 3x3 meter, lilin 17 itu telah berdiri tegak di permukaan kue tart bentuk stich dengan ukuran besar. Panggung yang sekaligus digunakan untuk foto booth, berada tepat di atas kolam renang, dengan dekorasi bertema vintage. Selain itu, panggung juga dilengkap dengan alat musik keyboard dan gitar. Di acara ini, para sahabatnya bersedia untuk memberikan penampilan spesial.

"Duh.... yang jadi ratu malam ini cantik bener.”

Seruan seseorang yang sangat ia kenal, membuatnya mengalihkan pandangan ke sumber suara. Ketiga orang yang pasti masuk dalam daftar undangan itu langsung menyerbunya dengan pelukan sahabat. Sampai-sampai ia kewalahan sendiri menanggapi mereka.

"Kalian apa kabar? Gue kangen." ucapnya singkat dengan intonasi datar.

Ketiganya melengos. Itu tampang bisa berekspresi dikit gak sih si Ify ini? Lempeng aja. Pelajaran bahasa indonesia dapat jeblok kali ya, sampai intonasi kalimat tanya gak bernada.

"Gue baik donk.

“Apalagi gue.

"Kakak juga baik."

Senyum Ify terkulum sejengkal. Lantas mengajak ketiganya meninggalkan tempat ia berdiri di pintu penghubung. Sudah ada orang tua dari teman-teman dekatnya, termasuk orang tua dari laki-laki yang menjalin hubungan istimewa walau tanpa status dengannya.  Bagaskara Rio Bamuda Pratama, yang selalu ia panggil Rio.

Perhatian Ify yang tertuju pada Rio dengan senyuman manis menyambut dirinya melangkah memasuki halaman belakang, terputus oleh suara MC yang memintanya sekeluarga menaiki panggung. Berlari kecil Ify menghampir keluarga intinya untuk menaiki panggung bersama.

Ify sangat siap untuk meniup lilin angka 17. Senyumnya melebar dengan sendirinya. Suara MC mengomando para undangan untuk menyanyikan lagu ulang tahun sepanjang masa untuknya. Berseberangan dengan panggung, di barisan kursi paling belakang, Rio mengangkat jempol kanannya. Memberitahunya bahwa laki-laki itu senang melihatnya malam ini. Senyum Ify makin lebar oleh apresiasi dari kakak tingkatnya yang lulus tahun kemarin itu.

Saat nyanyian berubah dengan kalimat memintanya tiup lilin, Ify membungkuk. Ia panjatkan doa sebagai revolusi di usia sweet seventeennya ini.  Sejurus kemudian, api kecil lilin langsung mati diikuti tepukan meriah. Ify bahagia sekali. Akhirnya ia akan mendapatkan KTP, ia bisa ikut menyumbangkan suara di pemilihan umum, ia diperbolehkan mengurus SIM, dan yang paling penting dia dapat memperbaiki sikap-sikap buruknya selama masa remaja, karena dia berkesempatan untuk menjadi dewasa.

Potongan kue pertama diberikan Ify untuk kedua orang tua yang selalu memastikan dirinya hidup sejahtera hingga usia sekarang. Potongan kedua untuk Riko, kakak laki-lakinya yang protektif selayaknya pria memiliki adik perempuan cantik.

“For you Alyssa.."

Ify yang akan menyusul keluarganya turun dari panggung, langkahnya terhenti mendengar suara berat yang tak asing di telinganya. Tatapannya langsung menuju tempat Rio duduk tadi. Kursi sudah kosong. Petikan gitar sebagai intro lagu terdengar. Rio muncul dari balik panggung dengan senyuma yang membuat Ify lelah menyanggah tubuh. Laki-laki itu memang belum mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Mungkin ini cara romantis Rio untuk menyambut usia 17 tahunnya, dan Ify tak pernah bosan dengan keromantisan Rio selama dekat dengannya, karena ia adalah wanita pertama yang diperlakukan manis oleh Rio. 

Its a beautiful night,
Were looking for something dumb to do
Hey baby...
I think I wanna marry you...

Is it the look in your eyes
Or is it this dancing juice
Who cares baby...
I think I wanna marry you...

Well I know this little chapel
On the boulevard we can go
No one will know
Come on girl...
Who cares if were trashed
Got a pocket full of cash we can blow
Shots of patron
And its on girl...

Dont say no, no, no, no no
Just say yeah, yeah, yeah, yeah yeah...
And well go, go, go, go go
If youre ready, like Im ready...

Cause its a beautiful night
Were looking for something dumb to do...
Hey baby...
I think I wanna marry you...

Astaga ya ampunnn... Ify melayang tinggi. Gak kuat. Awas jatuh Fy. Awas.

Rio mengakhiri lagu yang dinyanyikannya dengan perlahan mendekati Ify yang masih berdiri dengan wajah shock. Indra penglihatnya meneliti penampilan Ify malam ini lebih detail. Rio menggelengkan kepala takjub mendapati Ify semakin dilihat semakin memancarkan pesona. Walaupun ia sering melihat gadis itu terlihat manis dan cantik dalam kesederhanaannya, tapi malam ini Ify membuat laki-laki manapun membawanya ke dalam halusinasi mereka. Dan Rio tidak menyukai itu. Tak jarang ia memelototi para undangan Ify yang berjenis kelamin sama dengannya.

"Alyssa... " panggilnya menyadarkan Ify yang turut terpaku memandangnya, "Mau gak jadiin aku suami kamu?"

Whattt??? Suami? Nikah berarti? Ya Allah gusti pangeran. Bisa-bisanya pria ini mengejutkan dengan mengajaknya nikah. Jantung Ify dag dig dug tak karuan. Dia masih umur 17 tahun. Baru juga tiup lilin. Terus dilamar katakanlah begitu. Astagaaa....

Mauuu.

Hallo... Watty sempet eror pas mau pos via PC. Untuk ABMP besok yak. Terima kasih atas vote dan komennya kemarin. Hope u like this story.

Nikah DINI? Why NOT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang