i. And So the Flower Blooms. Yea, Just Like That.

9.4K 827 290
                                    











"Aku menyukaimu, Jung-ah."











Apabila dalam suatu malam, Min Yoonji menemukan dirinya sendiri terbangun, menatap langit-langit yang kosong. Beradu pandang dengan dinding,  berusaha menelisik ribuan pertanyaan yang selama dua puluh tiga tahun meraung di dalam dirinya sendiri adalah suatu kesalahan?


Apabila iya, mohon, jawab Yoonji,






Nyaris seluruh orang yang pernah mengunjungi cafè Perspective tahu, bahwa Min Yoonji, si gadis dengan rambut kelam sebahu itu adalah sosok perempuan kuat yang terlampau keras kepala.

Ketangguhan tenaganya mengalahkan laki-laki. Tubuhnya tegap dan kuat; sekalipun masih terbilang ramping dari segi posturnya. Lekukan perempuan itu masih tetap ada, sekalipun tidak begitu tegas.

Pandangan matanya sering kali memicing tajam; tersembunyi dibalikan katupan kelopak sayu yang tidak jarang mengintip ingin tahu.

Senyumannya miring tipis. Sarat maksud tersembunyi. Sekalipun hanya ada dua hingga tiga kata saja yang mampu terucap di balik dua katup ranum yang melengkung pada kedua sudutnya.


Seperti kucing; ia anggun juga memikat. Disegani seluruh laki-laki. Begitu dihormati juga dipuja-puja kecantikannya.



Lantas, salahkah ia ketika sendirinya mampu mengikat maupun menawan ribuan pandangan haus para laki-laki akan sosoknya, ia justru mendamba akan sentuhan sosok yang lain?





























Punggung putih sempit; pemandangan pertama yang ia temui begitu ia membuka mata tepat pukul dua pagi.

Terbangun akibat mimpi yang menjadikan kewanitaannya mendadak basah, tubuhnya gemetar, juga tenggorokannya menegak kehausan.



Dengan rambut hitam panjang yang sama. Teracak begitu bebas.

Wajah indah itu memang memunggungi, tapi Yoonji sendiri terlampau hafal fitur parasnya hingga tanpa harus berhadapanpun, nafasnya masih mampu tercekat kala membayangi bagaimana tubuh yang bergerak teratur itu, merupakan hasil dari dua buah bibir yang terbuka sedikit untuk meraup nafas, dengan sepasang gigi kelinci yang mengintip malu-malu.






Sedikit bergetar, Yoonji memberanikan jemarinya menyentuh.




Dimulai dari bahu.

Merasakan nafasnya tercekat di dalam dada kala kulit keduanya bersentuhan. Menikmati halusnya kulit putih yang separuh telanjang. Tertutup sebuah baju tidur terbuka berbahan sutera warna merah muda. Dengan tali kecil tipis yang terjatuh nyaris di pertengahan lengan tanpa dalaman.


Kemudian dengan menggigit bibir, ia biarkan dirinya memeta. Seraya menggeserkan tubuh lebih dekat, hingga dadanya menempel pasti pada punggung sempit yang sama sekali tidak terusik.




Perlahan sekali, hingga lengannya tersampir utuh di sekeliling pinggang. Telapak mencela permukaan perut datar yang bergerak teratur. Mendekap begitu erat, hingga ujung hidung menyentuh ceruk bahu.





Menghirup dalam-dalam. Meresapi aroma sakura juga vanilla manis yang terlampau sama. Dengan jemari yang kian berani, melakukan gerakan memutar menggelitik hingga empunya mengeluarkan suara rengekan merintih,





Yoonji menahan nafasnya saat itu juga.





"Jung-ah," bisiknya, "Suatu saat nanti, jadilah milikku."





Girls like Girls (Like boys do) ㅡyoonkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang