"Kemarilah nak. Kamu akan ikut bersama kami hahaha"
Guanlin kecil berlari sekuat tenaga, menyelamatkan diri dari kejaran makhluk-makhluk itu. Tidak, tidak bisa dikatakan kejaran, karena makhluk-makhluk itu hanya berjalan namun karena langkahnya yang panjang makhluk itu bisa mensejajarkan posisinya dengan bocah kecil itu.
"Mau kemana kamu anak kecil? Kamu tidak akan bisa kabur dan menolak" ujar makhluk itu dengan suara berat dan seraknya yang menggema, mengerikan.
Lagi, Guanlin tidak menghiraukan ucapan makhluk itu dan tetap berlari walaupun usahanya sia sia. Karena sekarang makhluk berwarna hitam dan berbadan besar, tinggi menjulang serta taring-taringnya yang tajam menyembul dari sudut bibirnya itu sudah berada tepat di depan Guanlin.
Makhluk itu berjalan mendekati lelaki kecil itu dengan suara tawa yang menggema. Dia mengangkat tangannya, dengan kuku jari yang tajam bersiap untuk mengoyak tubuh lelaki yang hanya sekepalan tangannya itu saja.
"Tidaaakkkk, tidaakkkk! Menjauhlah dariku! Papaaaa Mamaaa tolong Guanlin"
Deg.
Mata kecil yang sedang tertutup itu dengan cepat terbuka saat merasakan tepukan dipipinya. Keringat mengucur deras dari dahinya dan wajahnya yang pucat pasi. Mata itu tidak berani menatap kemanapun. Namun saat ia merasakan usapan di rambut dan sekitar dahinya, Guanlin mengarahkan pandangannya ke arah Ibunya yang tersenyum, tengah mengusap surai anaknya dengan penuh sayang.
"Guanlin mimpi buruk lagi ya nak?" ucap Ibunya sambil tersenyum sendu melihat keadaan anaknya yang selalu seperti ini setiap malam.
Tidak ada jawaban dari sang anak. Minki masih setia mengusap surai hitam itu, memberikan kehangatan yang menyiratkan 'ada Ibu di sini dan semua akan baik baik saja.'
"Pasti Guanlin lupa berdoa lagi kan sebelum tidur?"
Hening.
Kemudian hanya terdengar isak tangis dari bocah kecil berusia 5 tahun yang harus selalu mengalami mimpi buruk itu setiap malam. Guanlin bangkit dari tidurnya, dengan cepat memeluk ibunya sambil menangis sesegukan, lebih kencang. Menyiratkan bahwa bocah kecil ini takut. Guanlin sangat takut.
"Hiks. . Ma-ma. . Guanlin takut ma, Guanlin sangat takut" ujarnya terbata bata sambil menggelengkan kepalanya kuat, tidak ingin mengingat mimpi itu.
"Ssttㅡ Guanlin tidur lagi ya? Besok kan mau masuk sekolah baru. Jadi besok harus bangun pagi."
Minki mengusap lembut punggung si kecil. Sungguh. Minki sangat sedih dengan apa yang menimpa anaknya ini. Setiap malam, Guanlin selalu terbangun karena mimpi buruk yang selalu menghantuinya.
Si kecil hanya menganguk pelan namun tetap tidak melepaskan ataupun melonggarkan pelukannya terhadap sang ibu.
"Mama temenin Guanlin ya disini? Guanlin takut"
"Iya sayang, Mama tidur sama Guanlin disini. Jangan lupa baca doa dulu nak."
Minki mengambil posisi tidur di samping putra semata wayangnya ini. Memeluk tubuh kecil yang rapuh itu. Saat Guanlin sudah jatuh ke alam tidurnya, Minki kembali menerawang pada 2 tahun yang lalu saat dirinya dan suami mengadopsi Guanlin.
2 years ago.
PANTI ASUHAN PELITA
Begitulah papan nama yang tertera di depan dokter Kim Jonghyun dan istrinya Choi Minki. Jonghyun dan Minki memasuki panti asuhan tersebut, bertemu dengan Ibu panti dan menyampaikan niat mereka untuk mengadopsi salah satu anak disini
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eyes [ PanWink ]
FanfictionLai Guanlin, seorang anak indigo yang harus terjebak dalam permainan teman khayalannya, Park Jihoon. Akankah nasib membawa Guanlin pada akhir yang indah ataukah malah pada akhir yang tragis? Warn! Yaoi Area. bxb Maincast; Panwink Horror, fantasi-;