002

261 12 1
                                    

"Aya...perutku sakit banget sumpah. Huaaaa........"

Jam masih menunjukkan pukul 10.15 pagi,tapi rasanya Naya sudah pusing sekali hari ini. Ini karena bayi besar yang sedang memeluknya manja terus merengek kesakitan sejak tadi. Siapa lagi kalau bukan pacar tercinta sekaligus terlaknatnya,
Natha.

 Hari ini minggu pagi,seharusnya Naya saat ini sedang tiduran manis dikasurnya sembari menonton drama korea. Tapi,tiba-tiba Tante Mo,mama Natha menelponnya pagi-pagi meminta agar Naya segera datang. Naya pikir ada apa jadi begitu mandi seadanya dia langsung menuju rumah pacarnya itu. Sesampainya disana ia malah langsung ditubruk oleh badan kekar dan tinggi kekasihnya. Dia hampir terjengkang ke belakang menerima pelukan mendadak dari Natha itu.

Usut punya usut ternyata yang meminta Naya agar datang adalah Natha sendiri. Menurut penuturan Tante Mo, Natha dari bangun tidur mengalami diare. Dirinya terus bolak balik ke kamar mandi. Diduga penyebab diarenya adalah  karena tadi malam ia dan Naya melakukan samyang challenge. Natha yang dasarnya tidak bisa makan pedas akhirnya langsung diare pagi ini.

"Ayyy...sakitt. Perut aku sakit Ay...muless," cicit Natha lagi dengan wajah memelas menahan sakit.

Kalo lagi sakit aja ngomongnya aku-kamu.

Naya mendengus dalam hati. Natha ini memang kalau lagi sakit doang akan merubah manis dan manja. Dirinya akan terus menempel dan merengek pada mama atau pacarnya, Naya.

Naya merubah posisi tidurannya menghadap Natha. Dirinya langsung mengelus rambut hitam nan halus milik pacarnya. Natha menyambut dengan baik hal tersebut,ia memeluk Naya dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Naya.

Keduanya bertahan diposisi itu hingga Naya merasa tangannya kebas karena terus terusan mengelus surai Natha. Diliriknya jam weker diatas nakas belakang Natha.

Anjiir..sudah setengah jam. Pantes tangan gue mau copot rasanya.

"Atha,makan dulu yuk. Lo dari pagi belum makan kan?" Natha hanya bergumam menanggapi Naya. Dirinya malah makin mengeratkan pelukannya.

"Perut aku mules nanti kalo makan percuma...dikeluarin lagi."

Ck

"Salah sendiri. Ngeyel si lo orang ngga bisa makan pedes tetep ngotot sok-sokan makan pedes."

Mendengar omelan Naya,Natha langsung mengangkat wajahnya menatap Naya cemberut.

"Kamu sendiri yang ngehina aku,ngatain aku cemen karna ngga bisa makan pedes," ucapnya dengan mengerucutkan bibir.

"Yee..lo nya aja yang sensitif kayak cewe. Baru diomongin kaya gitu langsung baper."

"Aya ihh...aku itu lagi sakit perut harusnya kamu manjain aku dongg," rengek Natha membuat Naya mengernyit jijik.

"Makanya kalo gue ngomong itu denger dengeran." Natha hanya bergumam dan kembali memeluk tubuh mungil kekasihnya.

Keadaan kembali hening sebelum akhirnya hidung Naya menangkap bau tak sedap.

"AATHAAA BAUUU GOBLOOKK"

"Sorry Ay kelepasan.."

*****

Naya mengerjapkan matanya ketika merasakan tepukan ringan di pipinya.

"Naya sayang,bangun yuk makan dulu." Terlihat Tante Mo sedang duduk di tepi ranjang dekat Naya dan tersenyum ke arahnya.

Anjiir gue ketiduran. rutuk Naya dalam hati

Sontak ia langsung bangun dan mengambil posisi duduk. Tersadar akan sesuatu,Naya menoleh ke samping,tempat seseorang yang tadi berbaring bersamanya. Naya menggeram ketika mendapati tempat di sampingnya ternyata sudah kosong.

Sialan!itu kutu ninggalin gue.

"Natha udah turun di bawah,lagi makan katanya laper banget," ucap Tante Mo seperti mengetahui pikiran Naya.

Naya hanya bisa tersenyum kikuk dan mengiyakan ketika dirinya diajak turun untuk makan siang bersama. Iya,dia ketiduran di kamar Natha sampai waktu makan siang tiba dan parahnya si kutu beras satu itu bukannya membangunkan malah meninggalkannya sendirian disini.

Setelah cuci muka dan memperbaiki penampilannya,akhirnya Naya turun ke bawah bergabung dengan Tante Mo dan Natha di meja makan. Ayah Natha sendiri sekarang sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis. Sama seperti papanya,ayah Natha ini memang workaholic.

Sampai  di ruang makan,dilihatnya Tante Mo dan Natha yang sedang lahab memakan nasinya dengan beberapa lauk dan satu lauk spesial yang harus selalu ada saat dirinya makan dirumah,kulit ayam goreng. Ya,kulit ayam goreng adalah lauk yang harus selalu ada saat dirinya makan di rumah. Natha akan memilih makan di luar daripada tidak makan dengan kulit ayam gorengnya itu.

Menyadari ada yang datang,Tante Mo mendongak. Dirinya tersenyum saat melihat pacar anaknya sudah turun dengan penampilan yang lebih baik di banding tadi. "Eh Nay,sini sayang kita makan siang bareng," ajaknya pada Naya yang masih berdiri. 

Naya duduk di depan Natha setelah sebelumnya mencicir kekasihnya yang hanya meliriknya sekilas. Ia yakin sekali,yakin sekali kalau Natha pasti sudah sembuh makanya sekarang ia kembali ke bentuk semula,acuh tak acuh terhadap dirinya.

*****

Setelah makan siang selesai,kini Naya kembali berada di kamar Natha. Tadi begitu makan siang selesai Natha langsung memintanya untuk kembali ke kamar. Sebenarnya tadi ia ingin pulang namun,bukan Natha namanya jika tidak bisa memaksa. Akhirnya dengan dongkol Naya mengikuti keinginan Natha.

Kini dirinya sedang duduk di atas kasur sembari memainkan handphone nya,sedangkan Natha dia duduk di karpet bawah dengan stik psp di tangannya. Jadi intinya dia di tarik kembali ke kamar hanya untuk menemani Natha bermain ps.

"Atha..." panggil Naya.

"Hm.."

"Keluar yuk,bosen gue di kamar mulu."

"...."

"Atha lo bolot ya?!" geram Naya karena ucapannya tidak ditanggapi.

"Ck. Apa si Ay?gue lagi main ini,jangan ganggu." Fix,dia udah sembuh.

"Keluar ayuk,jalan kemana kek. Bosen gue di kamar mulu ..." rengek Naya lagi.

"...."

"ATHAA BUDEEEGGG!!!" teriak Naya.

"Brisik Ay!Jangan cerewet kayak cewe deh."

Anjirr. Ngajak gelut dia!!

"Gue emang cewe begoo!!" ucap Naya tidak terima.

"Eh,kok tadi waktu gue peluk rata ya?" jawab Natha dengan wajah yang minta ditonjok.

"ATHAAA MESUMM!!!"

Dan terjadilah kekerasan fisik yang dilakukan oleh pihak perempuan pada pihak laki-laki. 



TBC

Tanpa revisi T_T

Makin gaje?

TE AMO  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang