Perkenalkan namaku minji lebih tepatnya yoon minji yang terlahir dari keluarga yang kaya jadi tidak heran jika hidupku serba berkecukupan apaun yang ku mau bisa saja aku dapatkan dengan mudah tapi? Hanya satu yang tidak bisa ku beli dengan kekayaan ku miliki? Yaitu takdir. Keluarga kami sangat harmonis?ya tentu... ckk,,tentu tidak!!! hanya orang bodoh yang menganggap kami keluarga yang harmonis, kami hanya menjadi keluarga yang harmonis jika didepan tamu atau rekan bisnis dari keluarga ku saja. Diluar itu semua?kami bagaikan orang asing yang tak mnengenal satu sama lain. Pada saat makan kami duduk dimeja yang sama tapi tidak pernah ada omongan yang terjadi diantara kami yang terdengar hanya suara dentingan sendok yang besentuhan dengan piring menyapa pendengaran kami ditengah kesunyian. Kenapa dia seperti itu?-pikir ku
"akankah ayah menganggap kehadiranku dikehidupannya?"
"Akankah takdir bisa kubeli dengan uang?jika bisa aku akan membelinya dengan kekayaan yang kumiliki agar takdir berpihak padaku saat ini juga"
Itulah yang selalu kupikirkan setiap saat, aku berharap ayah menyayangi ku seperti dulu?tapi kenapa rasanya sangat sulit untuk menggapai keinginanku? Apa keinginan ku terlalu sulit untuk digapai?
Hidup bagaikan buku kosong yang hanya ada sampul dan kertas bergaris didalamnya tapi tidak pernah ditulis oleh pemilik buku tersebut. sama saja percuma, buku itu tidak akan menarik jika dibuka karna hanya ada kertas kosong tanpa ada ukiran kata didalamnya. Buku itu akan dipenuhi debu lama kelamaan akan lenyap dimakan oleh waktu. Seperti itu lah kehidupanku yang kujalani hidupku sunyi walaupun aku memiliki semuanya tapi aku tidak mempunyai kebahagian yang bisa kupertahankan.rumahku dan keluargaku bagaikan sampul buku, sampul yang sangat cantik dan indah bagi siapa saja yang melihatnya banyak orang tertipu dengan sampul dan isinya tanpa mau mendalami isinya apakah menarik atau tidak? Yang mereka lihat hanya lah sampulnya tanpa mau melihat isi dalamnya lebih dalam. Sungguh aneh bukan? Tapi itula kehidupan yang sedang kujalani sekarang.
Takdir sedang mengujiku?ayah kandungku sendiri tidak pernah menganggapku sebagai anaknya sejak kepergian ibuku 10 tahun yang lalu disaat umurku baru menginjak 7 tahun dengan kebencian yang sangat mendalam. Entah apa salahku?ayah menjadi orang yang pendiam dan kasar kepadaku tapi tidak dengan oranglain. Kenapa? Akan ku ceritakan nanti untuk saat ini hatiku belum siap untuk menceritakan penyebab ayah membenciku?, karna aku harus kembali mengingat masa lalu yang membuatku selalu sedih jika mengingatnya?
"nona, tuan yoon tadi datang dan berkata bahwa nona harus bersiap-siap karna jam 7 malam nanti tuan akan mengirim supir untuk menjemput anda?"aku tertegun mendengar ucapan bibi kim 'ayah selalu saja seperti itu? Kenapa tidak dia saja yang memberitahunya kepadaku? Apa aku benar-benar tidak berarti baginya? Akhh memikirkannya membuat kepalaku sakit' pikiran ku sangat kalut kala mengingat kelakuan dan prilaku yang ayah berikan padaku.
"kenapa ayah tidak memberitahuku secara langsung?kenapa harus menyampaikannya melalui kau bi, kenapa?" ingin aku bertanya seperti itu tapi yang keluar dari mulutku justru berbeda
"baiklah, aku akan kekamar dulu" anggap saja aku pengecut tidak bisa meluapkan amarah dan kekesalan ku selama ini kepada bibi termasuk kepada ayahku yang telah kupendam selama ini. Aku sangat lelah, rasanya aku ingin berhenti sampai disini saja aku merasa hidupku sudah benar-benar hancur mungkin dengan kepergianku ayah akan sedikit tenang?" itu lah pikiranku untuk saat ini aku benar-benar merasa lelah dan ingin segera mengakhirinya
"nona, baju anda sudah bibi siapkan? Jadi nona bisa langsung memakainya nanti malam?"ucap bibi Yang hanya aku angguki sebagai respon dan melanjutkan langkahku menuju kamar untuk beristirahat memberi jeda kepada otakku yang selama seharian ini tidak ada henti-hentinya untuk berpikir.
~*~
Hiks ....
Hiks ....
Hiks ....
Suara isak tangis memenuhi sebuah kamar yang sangat gelap karna pemilik kamar enggan menghidupkan lampunya yang dia inginkan hanya menangis untuk meluapkan rasa kesal,kekecewan dan sakit. Terlihat seorang gadis sedang menangis sesegukan dikamar tanpa ada yang melihat ataupun bertanya. "Hey!!kenapa kau menangis?" Atau "kenapa kau menangis? "Atau paling tidak bertanya "apa kau baik-baik saja? "Maka gadis itu akan menjawab "jika ia sedang tidak baik-baik saja terlalu sesak rasanya" mungkin itulah jawaban yang akan dia lontarkan kepada si penanya. Sekarang gadis itu sedang meluapkan rasa kekecewaan selama ini yang selalu jadi beban hidupnya sejak 10 tahun lalu. Entah sudah berapa kali? Ahh bukan maksud ku sudah berapa ribu kali ia menangis karna orang yang sama? Yaitu karna ayahnya sendiri. Mungkin para gadis lain akan menangis karna ditinggal kekasihnya tetapi tidak dengan minji dia selalu menangisi ayahnya?menangisi sikap dan perilaku ayahnya yang selama ini dia rasa sangat tidak adil. disaat para anak seusia nya mendapat kasih sayang yang cukup dari orangtuanya maka tidak dengan minji. Hanya dalam mimpi mungkin minji bisa merasakan kasih sayang itu, jika didalam mimpi dia bisa merasa kasih sayang itu maka ia tidak akan pernah ingin bangun dari tidurnya biarkan dia tidur sampai ia merasa puas dengan kasih sayang yang telah ayahnya curahkan walaupun hanya dimimpi. Tapi itu hanya mimpi?mimpi yang jauh dari kenyataan. Sangat miris
Memimpikan untuk mendapatkan kasih sayang dari ayahnya saja tidak bisa? Apalagi ingin merasakannya secara langsung sangat tidak mungkin.
Gadis itu selalu bertanya "bagaimana rasanya kasih sayang orangtua? Apa sangat menyenangkan? Apa kau menyukainya? Apa kau sangat bahagia?" itula pertanyaan yang selalu minji tanyakan kepada temannya disekolah. Ketika temannya mendengar pertanyaan hanya bisa menatap minji dengan penuh keprihatinan.
~*~
"Nona, apa anda sekarang sudah bersiap-siap?supir suruhan tuan yoon sudah sampai untuk menjemputmu?"suara bibi kim mengintrupsi membuat minji yang sedang menangis segera menghentikan tangisannya dan bergegas bersiap-siap untuk pergi menemui ayahnya yang sangat ia sayangi. Ya hanya minji saja? Tapi tidak dengan ayahnya.
"y-ya bi" balas minji dengan suara serak khas habis menangis
"baiklah, bibi akan menyuruhnya menunggu nona 10 menit lagi?" setelah mengucapkan itu bibi langsung pergi dari kamar minji. Minji hanya menatap pantulan wajahnya dicermin, matanya merah dan bengkak karna terlalu lama menangis dan jangan lupakan hidungnya yang merah. Apa yang akan ayahnya katakan jika melihat penampilan minji seperti itu.
Setelah ia selesai membenah diri dia segera turun kebawah untuk segara pergi ketempat ayahnya
"ohh, nona?apa kau sudah selesai?"tanya bibi kim
"ya" balas minji dengan senyum
"emm, apa kau baik-baik saja?sepertinya kau sedang tidak sehat nona?apa kau tidak perlu pergi ketempat tuan yoon, mungkin kau membutuhkan istirahat?"
"ya bi aku sedang tidak baik-baik saja? aku memang sudah sakit sejaak 10 tahun lalu jika kau ingin tahu?aku tidak membutuhkan istirahat? yang kubutuhkan hanya ayah?ayah yang selalu menyayangi ku?hanya itu saja" ingin minji berkata seperti itu tapi sangat tidak mungkin jika dia mengucapkan itu
"tidak apa-apa bi, aku hanya kelelahan karna banyak tugas sekolah yang belum selesai?"jawab minji dengan senyum miris sangat banyak senyum kebohongan yang dia tunjukan kepada orang lain. Kemana senyum tulusnya? Jawabannya senyum itu hilang dimakan oleh waktu
"baiklah, ayo nona kita berangkat mungkin tuan sudah menunggu kehadiranmu?" ajak paman yang minji tahu suruhan ayahnya
'Aku juga berharap seperti itu' batin minji
"ya, bi aku pergi dulu?" pamit minji kepada bibi kim
"hati-hati dijalan" ucap bibi yang minji senyum
'andai ibu masih ada mungkin kata-kata itu akan keluar dari bibirnya?"
Mom, I MISS U SO BAD?'
TBC!!!
VOTE & COMMENT
Makasih buat @red_nana yang udah buat cover "Dad, I Need You So Bad"
Aku bakalan berusaha buat upload setiap minggunya,
Sekian....happy reading:)
YOU ARE READING
Dad, I Need You So Bad
FanfictionGadis itu selalu bertanya "bagaimana rasanya kasih sayang orangtua? Apa sangat menyenangkan? Apa kau menyukainya? Apa kau sangat bahagia?" itula pertanyaan yang selalu ia tanyakan kepada temannya disekolah. dia selalu berpikir apa dia tidak pantas...