Pagi hari adalah saat yang tenang untuk memulai hari. Dimana kota masih belum menangis karena bising suara kendaraan dan ramai akan pejalan kaki yang mondar mandir, bersama-sama memenuhi setiap sisi jalan.
Namun, pagi di hari minggu adalah saat yang berbeda. Dimana biasanya suara bising kendaraan sudah terdengar dimana-mana, kini tak terdengar suaranya dan jalanan yang biasanya dipenuhi oleh para pejalan kaki, kini tak terlihat pejalan kaki yang mondar mandir kesana dan kemari.
Hal inilah yang membuat seorang Rendi sudah terjaga di pagi buta. Rendi sangat menyukai pagi dan senja, karena menurutnya di kedua waktu itulah dia dapat meng-ekspresikan apa yang sedang dia rasakan, dan kemudian dia menulisnya ke dalam bait puisi-puisi yang indah.
Renaldi Bagus Sastronegoro, Seorang pemuda yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada sebagai seorang pelajar yang mendapatkan beasiswa dari Negara. Ren, secara tak terduga mendapat beasiswa untuk belajar di salah satu universitas bergengsi di Indonesia ini. Hanya bermodal Hoki dan do'a kedua orang tuanya,
Hari itu adalah hari minggu ke-4 di bulan Januari, Yang menurut Rendi adalah hari yang membahagiakan dirinya karena di hari itu dia akan mendapat kan kiriman bulanan yang biasa ia dapatkan setiap akhir bulan.
Dengan begitu Rendi akhirnya dapat membeli hal yang telah dia inginkan sejak lama yaitu, sebuah novel karangan Dena Dwi Prihandy yang berjudul 'Jingga' . Ini adalah novel kedua kelanjutan cerita dari novel pertama yang berjudul 'Merah'.
****
Rendi sedang bersiap untuk pergi keluar. Ia berencana akan pergi untuk mencari inspirasi dan juga bersantai untuk menenangkan hatinya. Saat ia berjalan ke pintu, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
Tok tok tok
'siapa ya, yang dateng pagi-pagi gini?' Tanya Rendi pada dirinya sendiri.
YOU ARE READING
Everyday is Holiday
Teen FictionAku ingin menjadi pagi dan malam mu, agar aku dapat selalu hadir saat kau terjaga dan terlelap
