RDNA #2 [AriNathan]

849 122 12
                                    

Pertemuan pertama Nathan dengan Ari?

Kalau pertemuan pertama Nathan dengan Ari sih, ketika MOS. Karena Mentari Senja itu senior Nathan ketika MOS.

Seorang Mentari Senja berhasil menjadikan MOS neraka bagi Nathan.

Tapi, pertemuan pertama mereka tidak menjadikan mereka dekat.

Bahkan ketika Mentari Jingga, perempuan kesayangan Ari ternyata sepupu Nathan, itu tidak menjadikan mereka menjadi dekat.

Hah? Tari sepupu Nathan? Jangan pura-pura terkejut.

Sebenarnya nggak perlu diceritakan sih. Tapi karena bukan aib nggak papa sih, buat diceritakan. Cuma, hati-hati nyesek aja sih.

.

.

“Ji. Cewek gue ngambek lagi.” Kalimat singkat yang dilontarkan Ari ketika tiga cowok itu sedang bersama disudut kantin.

Ada Ari, Oji, dan Ridho. Tahu sih, kalau Ari dan Oji itu nggak bisa dipisahkan, sudah seperti lontong dan daun pisang. Soulmate lah istilahnya. Nah, kalau Ridho? Dia diseret ikut ketika sibuk menyalin PR matematika milik Deva. Padahal PRnya belum selesai setengahnya. Nggak tahu deh nasibnya pas PRnya diminta dikumpulkan ketika dia belum selesai nyalin. Nasib.

“Ada masalah apa lagi, nih?” tanya Ridho sambil menyuapkan pecel lele ke mulutnya.

“Gue cium dia kemarin,” jawab Ari santai, tidak menggubris reaksi dua sahabatnya yang melebarkan matanya seperti orang kesurupan.

“Cium pipi?” pertanyaan bodoh keluar dari mulut Oji.

“Nggak lah.” Ari mengetuk bibirnya membuat sebuah kode. Dua pasang mata itu melebarkan matanya lagi.

“Keterlaluan kalau gitu, Bos. Pantas saja dia marah!” Oji tidak segan-segan menoyor kepala Ari. Sementara Ridho hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Entah kena ayan atau kena apa.

Ari malah terkekeh geli. “Dia cerewet banget kemarin. Jadi gue suruh diem. Dan kalian tahu sendiri gue paling nggak suka bikin dia bungkam pakai kata-kata.”

Ah, tentu saja. Ari itu tipe orang yang lebih suka bertindak daripada berbicara. Meskipun seringkali tindakannya terkesan nekat, yah, bukan hanya terkesan tapi memang benar-benar nekat sih.

Mentari Senja mencium Mentari Jingga sebenarnya bukanlah hal yang mengagetkan Ridho dan Oji. Apalagi di dunia media sosial yang semakin menggila ini. Hei. Bahkan anak SD sudah pacaran sekarang. Padahal seingat Oji, saat dia masih ingusan, yang diketahuinya hanya bermain gundu. Apa yang akan terjadi ketika dia dewasa nanti? Anak TK menikah? Hell no!

Ridho menyikut Ari. “Sepertinya ada yang mau ketemuan sama lo.”

Ari menoleh, seorang cowok berjalan menghampirinya. Budgenya warna kuning. Tandanya dia adik kelas. Penampilannya urakan. Sebelas dua belas sama Ari.

“Lo yang namanya Mentari Senja?” tanya cowok itu lima meter dari meja Ari. Suaranya nyaring. Tipe suara jenis tenor atau malah countertenor? Jangan tanya Ari, Ari bukan anak padus.

“Wah, dia nyari masalah bos.” Oji berbisik.

Ari menaikkan alisnya. “Gue. Kenapa?”

Cowok itu menghampiri Ari. “Oh, jadi ini... cowok yang sudah bikin sepupu gue nggak masuk sekolah hari ini?”

“Lo... siapa?” tanya Ari.

“Nathan!” Seorang cewek menghampiri mereka, nggak beda jauh sama Tari sih, sebelas tiga belas lah, tampang-tampang cewek alim gitu.

Cowok dihadapan Ari berdecak. Tapi selebihnya, dia tidak mengabaikan panggilan –dan tentu saja cewek yang menghampirinya– itu.

“Kenapa ngotot kemari sih? Sudah dibilang, kamu boleh pakai uangku dulu,” kata cewek tadi ke arah Nathan, cowok yang dipanggilnya.

“Nggak, Salma.” Nathan mendengus. Telunjuknya mengarah ke muka Ari. “Sialan ini harus tanggung jawab. Gara-gara dia hilang kesempatan gue buat minta traktiran ke Tari!”

Ari yang sebelumnya tidak menghiraukan sinetron di depannya langsung menoleh ketika nama Tari disebutkan.

“Memangnya harus Tari?” tanya cewek yang dipanggil Salma.

“Tari sudah janji ke gue sejak setahun yang lalu,” jawab Nathan membuat Salma menepuk jidatnya pelan.

“Apa hubungan lo sama Tari?” tanya Ari.

Nathan menatap Ari tajam. “Gue sepupunya Tari. Dan karena lo! Tari nggak masuk sekolah! Sekali lagi karena lo! Gue nggak bisa minta traktiran ultah gue ke Tari!”

.

.

TBC

Lumajang
Minggu, 25 Feb 2018
22.44

RDNA : Rangga-Dilan-Nathan-Ari [bromance ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang