Bagian Ke Satu *
Senja di sore itu perlahan-lahan merubah warna menjadi hitam. Gelap sudah menunggu kepulangan senja. Burung-burung beterbangan pulang kembali ke rumah mereka masing-masing. Lampu-lampu jalan satu persatu sudah mulai menyala. Orang-orang pungunjung pantai itu sudah mulai pulang. Dari kejauhan tampak seorang laki-laki masih duduk di tepi pantai sembari ditemani suara deburan Ombak sore itu. Entah apa yang dia lakukan sehingga masih duduk di tepi pantai tidak pulang karena malam sudah akan tiba. Mungkin laki-laki itu sedang patah hati atau sedang mengalami masalah sehingga lebih memilih untuk duduk sendiri di pantai untuk menenangkan fikiran. Laki-laki dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi, Rambut pendek, Kulit kecoklatan, dengan songkok yang selalu berada di kepala. Ya, Dia Adalah Rama. Rama adalah seorang laki-laki yang jika memiliki masalah lebih memilih untuk duduk sendiri tanpa perlu ditemani orang lain. Dia lebih suka menyendiri, karena baginya sendiri bisa mengurangi beban fikiran karena tidak ada yang selalu berkomentar tentang hidupnya. Pria yang masih duduk di bangku SMK itu sangat asyik menikmati pantai sore menjelang malam itu. Sehingga lupa akan waktunya untuk kembali ke rumah.
Adzan telah berkumandang di salah satu mesjid terdekat di tempat itu. Rama pun langsung bergegas berdiri menuju ke sebuah tempat parkiran motor dimana motornya di parkir sebelumnya. Dia langsung bergegas pulang. Jarak antara rumah dengan pantai pun sangat lumayan jauh. Dengan mengendarai sebuah sepeda motor, dengan melaju kecepatan 80 KM/Jam karena takut akan tinggalnya waktu Shalat. Langit pun sudah berubah warna menjadi gelap, semua orang menghentikan aktifitas mereka masing-masing. Semua berada di dalam rumah untuk istirahat. Dengan perjalanan jauh, Rama pun sudah sampai di rumah. Dengan rumah yang seadanya, yang hanya dihuni oleh 4 orang tersebut. Rama yang kini tinggal hanya bersama Ayah, Ibu dan kedua Adiknya. Dulu dia memiliki Kakak perempuan, tetapi akibat tragedi 4 tahun silam yang telah merenggut nyawa saudarinya. Kecelakaan yang terjadi di sebuah jalan menuju kampus tempat kuliahnya. Disaat sepeda motor yang dikendarainya tiba-tiba mengalami Rem macet. Akibatnya takdir tak dapat dihindari lagi, sebuah mobil truk melaju kencang dari arah berlawanan menabrak dirinya hingga terpental sekitar 100 meter dari motornya dan jatuh ke jalanan dengan keadaan menggenaskan. Diapun langsung dilarikan ke rumah sakit, namun jika Allah sudah berkehendak semua pasti akan terjadi dan kematian sudah pasti terjadi, Entah kapan dan dimanapun kita berada. Rama yang langsung turun dari sepeda motor miliknya langsung masuk ke dalam rumah. Mengambil handuk langsung masuk ke dalam kamar mandi.
"Rama.. Kamu dari mana nak ?? ". Tanya ibunya
"Rama abis jalan-jalan Bu.." Jawab Rama menuju kamar mandi.
Kamar yang tersusun rapi seperti dihuni seorang perempuan. Tampak pakaian terletak rapi di tempat masing. Buku-buku tidak ada yang berserakan, semuanya menempati tempat masing. Rama langsung masuk ke dalam kamar bergegas melaksanakan shalat Maghrib. Dengan suasana yang sunyi, Dingin, Sejuk. Begitulah suasana tinggal di sebuah pedesaan. Jauh dari namanya suara kendaraan yang membuat bising dan ribut.
" Rama.. Sudah shalat nak, Yuk makan sama-sama ". Teriak Ibunya dari luar kamar
"Iya Bu. Rama keluar ".
Suasana malam yang begitu menyenangkan. Makan bersama keluarga walaupun merasa ada sesuatu yang kurang. Tetapi inilah hidup yang selalu jauh dari kata Sempurna. Hidup yang selalu adanya rasa kekurangan.
***
BERAMBUNG
YOU ARE READING
CERITA ISLAMI
RomanceKEMBALI PULANG Merupakan sebuah cerita bersambung yang bercerita tentang seorang laki-laki yang bernama Ridwan yang berasal dari keluarga kalangan bawah. Dan melalui banyak rintangan untuk bisa melanjutkan kuliahnya. Berada kalangan bawah dan sangat...