Setelah memasuki gua dan menemukan para petualang yang hilang, Kagami berhasil menjumpai Sakura Aigiri yang sebenarnya menjadi target dalam penyelamatan kali ini. Gadis itu sekarang tengah terbuai oleh belaian Kagami, dia menolak untuk melepaskannya saat laki-laki itu hendak pergi. Tetapi setelah beberapa saat berlalu, tangan Kagami dapat kembali bebas.
“Apa kau lapar?”
“Ya ....”
Gadis tersebut menjawab lirih, seolah suaranya ditekan dan tak mau keluar. Tatapan matanya memperlihatkan seakan dia adalah seekor serigala yang ditinggalkan kawanannya. Hal tersebut tentunya membuat Kagami sedikit khawatir.
Dia mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna hijau dari Device, lalu cahaya terang bak lampu menghapus kegelapan di sekitar. Kagami melepaskan kotak itu di udara dan membiarkannya melayang. Semua petualang yang melihatnya dari kejauhan menjadi tertegun.
Kagami kembali mengotak-atik Device-nya, dan kali ini dia mengeluarkan sebuah kotak makan. Dia lantas membukanya dan memberikannya kepada Sakura.
“Makanlah ini.”
“A-Apakah boleh?”
“Tentu saja.”
Gadis itu lalu memakannya dengan lahap, seperti belum pernah merasakan masakan itu. Ruangan itu menjadi hening, beberapa petualang yang lainnya masih saling menghangatkan tubuhnya di depan api unggun yang terbuat dari arang.
Namun Kagami tidak perlu membuat api unggun untuk mendapatkan kehangatan yang sama, berkat kotak kecil yang mengeluarkan cahaya dan panas, hal itu sudah cukup sebagai penghangat di sekitar mereka berdua.
“Makanlah dengan tenang, aku akan mencari informasi dari mereka.”
Sakura mengangguk-angguk dengan mulut penuh makanan. Pipinya yang mengembang membuat Kagami sedikit menahan tawanya. Laki-laki itu kemudian mendekati para petualang tersebut.
“Apakah kalian sudah mencoba keluar dari tempat ini?”
“Sudah, tetapi sangat sulit.”
“Kami berkali-kali mencoba untuk kabur, tetapi hal itu sangat sulit dilakukan.”
“Apa yang membuat kalian kesulitan?”
“Kau tahu, ada Dewa Kematian di tempat ini, itulah yang membuat kami kesulitan untuk kabur.”
“Selain itu, ada juga Hunter di gua ini.”
Kagami mengangkat sebelah alisnya, dia bingung dengan kedua hal yang baru diceritakan oleh para petualang laki-laki. Di pikirannya mungkin Dewa Kematian lebih mirip seperti Grim Reaper, sedangkan Hunter adalah pemburu. Tetapi dia masih tidak mengerti maksud itu semua.
“Dewa Kematian? Hunter? Kira-kira seperti apa mereka?”
“Dewa Kematian adalah makhluk misterius yang membunuh banyak orang-orang dengan niat jahat, tetapi jika kita memohon ampun kepada mereka, tentu mereka akan membiarkan kita hidup.”
“Lalu dengan si Hunter ini?”
“Itu adalah monster tingkat tinggi. Mereka berbentuk seperti manusia gemuk dan menyerang makhluk apapun yang ada di depan mereka.”
“Oh, itu mengerikan. Apakah kalian tahu jumlahnya?”
Mendengar pertanyaan yang mustahil itu, semua orang menggeleng pelan. Bagaimana mungkin mereka sempat menghitung jumlah Hunter yang pada kenyataannya melawan satu Hunter saja telah cukup sulit bagi petualang bintang empat.
Kagami membuka peta pada Device-nya dan melihat seberapa luas gua ini. Setelah peta berbentuk tiga dimensi itu timbul di udara. Semua petualang yang melihatnya kembali mengeluarkan kalimat ‘ouh' dan tertegun lagi. Mereka benar-benar melihat sebuah alat canggih yang dengan mudah memetakan sebuah gua yang rumit untuk dilakukan dengan cara konvensional.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Irregular Lifeforms [Volume 2]
FantasySILAKAN BACA VOLUME 1 TERLEBIH DULU. Sinopsis: Setelah terlempar ke dunia lain dan menyelamatkan serta menikahi gadis kuil, Kagami melanjutkan petualangannya dan dimintai bantuan oleh pihak guild petualang untuk menyelamatkan beberapa petualang yang...