[ID] Hide or Seek

36 2 0
                                    

Oke, bacot bentar.. jadi ini daku bikin 2 versi. Yang satu indo, yang satu inggris. Ya karena aslinya ini cerita punya OminouslyAnonymous yang pastinya dalam inggris wkwkwk, jadi biar dia juga bisa baca sekapur sirih fanfic uneg-uneg ane
//apadah

Disclaimer: cerita ini sepenuhnya milik mbak/bang/om/tante OminouslyAnonymous yang berjudul Lab Partners.
Fanfic abal ini punya daku, dah gitu aja.

So, yeah, here you go..

Rambut dark brown bergelombang itu bergerak perlahan ketika empunya mendongak, menatap langit-langit putih diatas bath tub nya.

Jordan memang sedang berendam saat itu.

Mata biru kehijauannya sedikit berpendar dalam gelap, mengamati sekilas keramik motif warm marble di dinding kamar mandinya. Bath tubnya memang dibuat membelakangi jendela luar yang sengaja dibuat blur.

Mungkin beberapa orang akan bertanya mengapa dia memasang jendela di kamar mandi, yang tembus langsung dengan balkon. Itu karena dia menyukai hangat matahari, namun bukan tipe orang exhibitionist karena baik orang luar maupun dirinya tidak bisa saling melihat lewat kaca buram itu.

Jarinya menyapu rambut semi basahnya ke belakang, mengabaikan beberapa helai yang menempel di dahinya. Lelaki itu menempelkan punggungnya pada dinding bath tub, mengangkat bokongnya, kemudian menarik badannya kebawah. Menenggelamkan tubuhnya ke air bersabun kebiruan kecuali kepala, kedua tangan, dan ujung lututnya.

Mulutnya mendesah lega ketika perasaan nyaman menyapu inderanya, membuat beberapa uap hangat bergerumul di depan merah muda kenyal itu.

Aroma earthy khas cypress dan copaiba mampir ke indera penciumannya, menstimulasi saraf olfaktori- membuatnya rileks.

Dia melirik jam berangka merah menyala dengan tulisan water resistant dibawahnya, 05:59 PM. Dia telah berendam sejak 10 menit yang lalu.

Jordan menutup kelopak matanya, pikirannya kembali berputar pada kejadian saat dirinya memenangkan Olimpiade Sains- yang menurutnya mudah, karena mata pelajaran yang menurut orang lain adalah mimpi buruk itu merupakan panggilan alami untuknya.

Jordan menghela napas pendek dan memijit keningnya, ia hanya berharap agar partner lab nya kali ini tidak seanjir yang dulu. Seorang 'partner' yang tidak ambil 'part', kecuali 'part' titip nama. Jordan sendiri sebenarnya tidak mempedulikan hal itu. Yang dia cemaskan hanyalah jika saat ujian, partnernya tidak akan bisa mengerjakan samasekali.

Yah, sangat Jordan.

Semenit berlalu setelah Jordan merasa air hangatnya berangsur-angsur menjadi dingin. Dirinya pun bermaksud untuk menyudahi kegiatan berendam sorenya, namun ketika orbs biru kehijauan itu terbuka, yang dilihatnya adalah air kebiruan bergalon-galon yang mengalir dari bath tubnya. Dan segera memenuhi ruangan, mempertahankan bentuk sesuai wadahnya, mengabaikan fakta bahwa terdapat sedikit lubang diantara kusen pintu maupun jendelanya.

Mendadak dadanya menjadi sesak, seakan ia lupa caranya bernapas di darat. Dia merasa tenggelam di dalam udara. Lelaki bermarga Hughes itu tersedak karena paru-parunya konstriksi tiba-tiba. Membuatnya refleks menggapai-gapai pada apapun itu, hingga salah satu telapak kakinya memijak sisi bath tub yang licin, membuatnya terpeleset kebelakang dan terendam seluruhnya oleh air.

Jordan terbatuk, membuatnya spontan menarik nafas di dalam air. Yang anehnya malah menstabilkan paru-parunya, mengingatkan kembali cara bernafas padanya. Ia yakin akan terlihat sangat konyol sekarang jika saat melihat ke bawah kakinya berubah menjadi bagian tubuh ikan, atau belut, atau anemone.

Hide or SeekWhere stories live. Discover now