Dingin ...
Bintang berjajar dalam sudut-sudut gelap langit tanpa jingga. Menempati titik-titik sudut manapun mataku memandang. Cukup terang jelas, dan lampu jalanan beberapa radius jauhnya telah dipadamkan. Membuat nuansa beda dari biasanya, pada jembatan jalan yang terhampar diatas perairan pantai, dengan pilar-pilar penyanggah yang menembus ombak. Ombak yang berderu bergantian, menempati desir-desiran pantai. Membasahi tepi-tepi pasir. Seperti gelombang magnet yang saling menarik ulur.
Bulan Merah sudah terbuka sebagian. Super Blood Mood, malam ini menampakan dirinya. Angin berhembus semakin kencang tatkala bulan sudah menampakkan total dari dirinya. Merah kelam yang menyala. Aku diujung balkon diatas jembatan. Berada pada paling ujung lingkaran, aku diluar pembatas hingga kurasakan angin menerpa menggoyangkan panggung jembatan. Aku hanya ingin melihat jelas dari atas sini. Lebih dekat pada langit dan jauh dari keramaian. Lebih dekat pada langit berarti lebih dekat untuk kamu mampu memandangku dari bilik surga. Aku ingin kamu bisa jelas melihat kakakmu berdiri memandang dari jendela bulan. Melihat kakakmu yang berdiri tegak dihadapanmu. Agar kau tak merasakan khawatir dan sedih seperti dulu.
Kau tak perlu cemas lagi. Mentari yang menerpa kakakmu pagi esok akan lebih hangat dari kesedihan malam ini. Kau tak perlu khawatir soal club bahasa yang kau titipkan padaku. Penerusmu lebih mampu menjalankan dari pada kakakmu, kamu sudah membimbing mereka dengan baik.
Mereka bilang bulan merah adalah jendela yang menghubungkan dunia arwah dengan dunia manusia dibumi. Memungkinkan mereka yang telah menyebrang ke dunia arwah mampu melihat kita didunia ini lewat jendela-jendela bilik nirwana. Tepat ketika bulan penuh dengan cahaya merah, tirai suci jendela mereka akan terangkat bersama hembusan angin sejuk kencang. Lalu mereka yang didunia arwah dalam bilik nirwana akan mampu melihat diri kita. Melihat sebagaimana mereka bangun dari tidur nyenyaknya, melihat dari arah jendela kamar mereka dengan sinar terang yang tertutup sebagian oleh bayangan kita dari sisi balik jendela. Mereka akan seperti melihat mentari pagi yang hangat bersama dengan kita yang menunggu dibalik jendela itu. Begitu dekat bahkan hingga seakan ketika mereka membuka tirainya mereka seperti berhadapan kurang dari 5 senti.
Saat itulah berikan senyumanmu, kata mereka. Seperti yang kau lakukan ketika engkau lebih awal melihat pertama dirinya bangun dari tidur malam, menyambutnya dengan senyum kasih sayang. Kebahagiaan akan memancar dari sudut bibirnya dengan senyum sapa padamu. hadiah terbaik bagi mereka yang telah lama menyebrang didunia itu.
Dan malam ini saat bulan merah penuh, akan aku berikan senyuman terbaik yang tak pernah sempat kakak tunjukkan ketika bangun pagimu. Lihatlah, kakakmu masih kuat walau sejenak. Kakak hanya tak ingin kau melihatku dengan banyak beban dan kesepian. Sudah hampir 3 tahun kepergianmu dan tak akan aku biarkan dirimu melihat kakak seperti seorang yang gagal. Berdiri tegak dibalik jendela bulan sambil kupegang sketch book usang yang sudah terlipat bergaris, berkerut. Lihatlah hasil karya yang tak sempat kutunjukkan padamu. Lihatlah kesungguhan kakakmu yang mengejar mimpi-mimpinya sebagai hadiah untukmu atas mimpi-mimpi yang tak sempat kau raih. Semua semangat dan kerja kerasmu dalam mimpi-mimpi ketidak mustahilan sekarang merasuk pada semua orang yang sempat mengenalmu. Merasuk pada orang-orang terdekatmu. Semangatmu telah menjadi sebuah karya bagi orang lain, bagi kakakmu ini.
Dari balik jendela bulan, tetaplah pandang kakakmu ini. Sampai saat esok tiba aku menyebrang menghampirimu.
Mentari kini merangkak manggantikan bulan, dan petang terhempas sinar. Valentine tiba, dan mentari hangat menyelimuti sudut-sudut kota. Jalanan mulai padat menuju kota kelahiran dan tanah pemakamannya. Beberapa sudut bangunan disepanjang jalan – Mall, rumah kecantikan, gedung-gedung perkantoran dan lainnya – penuh dengan dekorasi warna merah muda, merah hati, dan simbol-simbol cinta. Bagi beberapa orang hari ini adalah hari dimana setiap orang berhak dan bersemangat untuk menyatakan perasaannya, menunjukkan kasih sayangnya, memberikan hal-hal yang melambangkan bagaimana perasaan mereka satu sama lain. Seperti Ied Fitri yang menyemangati setiap orang untuk saling memaafkan, maka valentine menyemangati tiap orang untuk menunjukkan kasih sayang yang lebih jelas dibanding biasanya. Semuanya bisa dilakukan kapanpun, tapi akan lebih kuat ketika serentak seluruh dunia melakukan hal sama. Seperti magnet pikiran yang mempengaruhi semangat yang sama satu sama lain.
Kedamaian ...
Dan aku memilihnya sebagai seseorang yang ingin aku tunjukkan seberapa sayangnya seorang kakak pada adiknya sekalipun telah berpisah dalam dunia yang berbeda. Kasih sayang yang tak sempat aku tunjukkan ketika nafas masih saling berirama. Dirinya yang bagiku adalah sumber semangat yang sudah ia tularkan sepenuhnya. Sudah selayaknya bagiku untuk memberinya simbol-simbol kasih sayang itu. Tak peduli bagaimana orang memandang tindakan konyolku atau ketidak-masuk akal-an yang kulakukan. Hanya menunjukkan bagaimana aku bersikap dihari khusus ini sebagai seorang kakak yang merindukan adiknya. Seorang kakak yang kehilangan sosok untuk dikasihi.
Aku sulit menemukanmu, tuntun kakak ke tempatmu. Ungkapku dalam hati. Papan nisannya telah berpadu lumut, menyamarkan ukiran namanya. Tepat disamping bawah kaki pohon terbelah ia tertidur pulas seperti bayi dengan wajah polos senyumannya, tatkala terakhir itu. Rerumputan yang mulai menjalar kini kugantikan dengan deretan bunga daun hijau kasturi, potongan helai mawar merah ungu, dan bunga madu merah. Kususunkan kepala bunga mawar putih utuh yang melambangkan kasih sayang tulus murni seorang kakak, kakak yang menjelma pula sebagai sahabat hidupnya. Beralaskan guguran bunga mawar merah muda dan melati putih utuh. Memberikan kontrasi warna indah yang menyimbolkan valentine kali ini. Kususun rapi layaknya menyusun sebucket rangkaian bunga valentine. Aku tahu dia menyukai detail yang indah, kakak tak mau kau perotes ketika kita sama-sama kembali disurga, Ujarku sendiri.
Semua telah selesai, kini tempatmu telah bersih, wangi, dan penuh keindahan bunga. Namun tak ada bandingnya dengan keindahan yang kau dapati di nirwana. Bersama para malaikat kau selalu tersenyum pada kami dari balik-balik awan, dari balik sayap mereka. Maafkan aku tak mampu membawa sahabat saudaramu datang bersamaku, maafkan kakak yang tak bisa menjaganya dengan baik. Mungkin kini ia diliputi kekecewaan padaku. Tapi janji tetaplah janji, aku akan tetap bersamanya dan menjaganya sekali lagi tanpa henti. Kakak menyayangi kalian berdua, dalam setiap untaian doa.
Kuberikan mawar dan rangkaian doa kedamaian sebagai kado valentine untuk dirinya di Surga. Semoga menjadi kado terbaik untuknya valentine kali ini. Kado yang tak pernah sempat kuberikan ketika tangan masih saling menjabat. Kutundukkan diriku dalam pejaman mata, khusyu' memanjat doa untuknya. Sambil kucoba merasakan hadirnya sekali lagi dalam sisiku. Happy Valentine adikku sayang.
Dari kakakmu yang selalu menanti datang menyusulmu ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystalez Moon D' Flower
Short StorySebuah karya memorial untuk adikku, sahabat kami, our chief. Alm. Yosua D.C