Jadi di siang yang terik ini
Hanya wajahku yang lembap
Dialiri air yang susah payah menerobos bendungan
Dengan suara serak tak jelas khas bocah cengeng
Berhadapan dengan lawan yang kesal tak sudi menoleh
Matanya memerah
Jari-jarinya ia kepalkan hingga terlihat jelas urat-urat disana bertonjolan
Menandakan si empunya sedang berusaha tahan amarah
Jika ia selalu jadi sungai inspirasi segala karyaku
Maka akulah yang jadi lembah amarah untuknya
Sungguh aku tak baik untuk kesehatannya
Dan dia, dengan senang hati merubah dirinya demi aku seorang
Tapi kini terasa seperti inilah ujung semua perubahan itu
Ujung yang paling dihindari setiap orang yang berhasil berubah
Kembali kepada titik awal
Karena buku sudah sampai di halaman terakhir yang isyaratkan "saatnya membeli buku baru"
Aku tak mau! Tentu saja tidak
Aku belum menyerah
Aku tak mau berhenti dan berakhir disini saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Kamu yang Datang Lagi
ПоэзияTentang dia yang tak pernah benar-benar pergi tapi selalu datang lagi. Juga karena rasa bukan datang dari orang baru saja.