KEEMPAT

10 0 0
                                    


 bahkan untuk mengilangkan namamu saja dari otakku sangat sulit. Tapi demi kebaikan semua orang yang ku sayangi akan ku coba mengikhlaskan semuanya


"daddyyy" teriak ale menuruni tangga dengan cepat saat melihat daddynya sedang bercanda gurau dengan kakak-kakaknya

Sudah seminggu lamanya daddy yang ia sayangi pergi ke Belanda mengadakan meeting dengan kolega-koleganya disana membahas proyek yang akan mereka kerjakan. Dan setelah menyimpan kerinduannya pada sang daddy ale langsung saja menubruk badan dan memeluk erat daddy kesayangannya itu membuat kedua kakaknya menggeleng kepala.

" hmm kesayangan daddy. Daddy juga kengen sama kamu sayang" ucap louise mengelus rambut putri satu-satunya itu yang sedang memeluknya erat

" kayak nggk pernah ketemu seabad aja lo" sahut rafa yang ada di sebrangnya

" brisik lo. Ngikut ae kaya petasan." Jawab ale

"al kangennn. Dad sih pake acara seminggu disana. Oh iya dad barang pesanan aku mana?" cerocos ale menengadahkan tangannya di depan dada louise

"bawel banget sih. emang kamu pesen apa sih sayang. Daddy kayaknya lupa deh?" ucap louise menggoda sang anak

Sedangkan yang digoda sedang memanyunkan bibirnya mendengar ucapan sang daddy "ihh daddy, bodo pokoknya barang aku daddy"rengek ale meghentakkan kakinya

" sini-sini nanti kakak yang beliin aja. emang kamu pesen apa sih?" tanya kelvin pada ale yang sekarang berada dirangkulannya

" itu aku pesen guci khas belanda gitu loh kak" jawab ale yang memainkan kancing baju kelvin

" dih cuma guci doang. Besok deh kakak beliin sekoper" sahut kelvin lagi sambil menghirup wangi rambut sang adik yang sangat disenanginya

" ih tapi gucinya itu antik kak" balas ale lagi dengan suara manjanya

Rafa yang berada disebrangnya pun memutar bola matanya yang sangat mengetahui koleksi aneh kembarannya itu

" dimana-mana itu orang minta oleh-oleh sepatu,tas,jam tangan atau apa gitu yang keren lah lo cuma minta guci doang" celetuk rafa

"emang lo-nya aja yang matre" sahut ale mencibir perkataan rafa

" matre itu wajib woy" seru rafa lagi

" daddy ih mana" ucap ale lagi menghadap sang ayah dengan wajah memelasnya tanpa memperdulikan seruan rafa

"iya iya sayangku. ada tuh tapi masih dikamar daddy ntar aja ambilnya ya" jawab louise mencium puncak kepala anak perempuannya dengan sayang

Seruan dari arah belakang menghentikan obrolan ayah dan anak itu , dilihatnya mommy mereka datang yang menjadi pertanda bahwa makan malam akan segera dimulai

"dad makanannya udah siap. Yuk makan malem dulu" ajak amara

Merekapun beranjak dari ruang keluarga menuju meja makan yang dibatasi oleh mini bar dengan ruangan yang cukup luas itu.

******

warning !!! please kalian baca bagian ini sambil dengerin lagu afgan - bawalah cintaku

Disini sekarang ale berada di balkon kamarnya yang sangat luas dan diisi dua kursi santai dengan meja ditengahnya serta kursi santai gantung yang ada di sebelah kursi santai itu. Bahkan di pojok balkon ini terdapat teropong yang berdiri menghadap langit.

Ia duduk di salah satu kursi sambil memetik gitar putih kesayangannya dengan memandangi salah satu bintang yang sangat terang sambil tersenyum tenang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 28, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ENDELIGWhere stories live. Discover now