4 - Cinta itu apa?

1.4K 245 6
                                    

Apa sih Cinta itu?

Cinta itu rasa.

Sakit.

Kebahagiaan.

Bagaimana menerima.

HAHAHA NGOMONG APA SIH ROS.

Tapi gue sendiri ga pernah bener-bener paham soal itu. Percintaan di masa SMA gue juga ga bagus-bagus banget. Siapa juga yang nerima cewek petakilan kaya gue?

Impian sebagian besar cowok itu punya cewek anggun dan feminin, dan impian sebagian besar cewek pun punya cowok bad boy kalem bleketek segala macem.

Ribet emang namanya juga mimpi.

Walaupun, ya Ros sendiri juga punya impian yang sedikit lebih berbeda.

Sore itu gue jadi balik sama Juna. Daritadi pun dia diem aja, ga ngebuka perbincangan selama gue duduk anteng dibelakangnya.

Awas aja kalo gue dikira tas belanjaan mamanya jadi ga dianggep dibelakang.

"Jun."

Hening.

"Woy."

Dan belum ada jawaban.


Semenjak Juna ngajak gue pulang dia belum ngeluarin sepatah katapun. Sedingin-dinginnya dia, dia ga pernah bener-bener nyuekin gue.

Kecuali pas gue ga sengaja nyelupin ponselnya ke kolam ikan.

"WOY-"

"Diem dulu bentar."

Kali ini gue menutup mulut gue rapat-rapat. Masih ga paham apa yang ada dipikiran Juna sampe nyuekin bahkan ngetusin gue kaya gini. Ya dia emang bukan tipe sahabat yang manis di depan, dia sering juga ngebully gue tapi kali ini rasanya beda aja.

Kaya bukan Juna yang gue tau sejak lama.

Laju motor yang sedari tadi dibawa lelaki jangkung tersebut mulai melambat. Bahkan tak lama kemudian ia memarkirkan motornya diparkiran depan warung mi instan yang sering didatengin mereka.

Cih.

Padahal baru kemarin dia bilang buat gue jangan kebanyakan makan mi instan. Sekarang malah mancing nafsu duniawi gue!

"Turun lo."

YA IYA INI MAU TURUN SIAPA JUGA YANG BETAH DIBONCENG LO JUN.

Dan gue pun turun, ngikutin ucapan dia sambil berjalan dulu mendahului. Memasuki warung tersebut yang biasanya memang ramai saat malam aja.

Gue menduduki kursi terdekat dengan sang penjual. "Bang, pesen mi reb--"


"Yang bilang lo boleh makan mie siapa? Pesen susu putih aja."



KOK SETAN.


GIMANA GUE GAK TAMBAH TINGGI KALO GINI.


Gak tau apa ya kasian cowok pada minder liat tinggi gue yang kaya tongkat pramuka.

Dan kembali lagi, gue ga bisa ngelawan. Daripada dia ngadu ke mama gue karena gue makan mie instan lagi, jadi gue mau cari aman aja.

Juna pun duduk disamping gue. Tas miliknya diletakan diatas meja bersamaan dengan ponsel, seakan tidak ada rasa tertarik untuk kedua barang tersebut.

Gue memicingkan mata. Menunggu penjelasan dengan keanehan yang sejak tadi diperbuat Juna sembari menunggu pesanan susu dan mie rebus Juna.

"Ros."

"Apa?"

"Elah jutek bener."

Hm, ga ngaca.

"Iya iya apa Jun sayang?" Ucap gue terdengar lebih niat, bersamaan dengan datangnya susu pesanan gue.




"Cinta itu apa sih?"


Gimana gimana?


"...Hah? Apa deh lo. Alay ah jangan pamer kalo taken." Gue menyeruput susu tadi, tidak mengindahkan ucapan serta pertanyaan Juna barusan.


"Katanya dia cinta sama sayang sama gue, kenapa dia minta putus?"



"......"




Sama seperti sebelumnya, suara lelaki yang sudah sejak lama bersahabat dengannya tersebut terdengar tak bertenaga. Seakan lemas mengucapkan hal tersebut.

Tapi memang cinta itu apa? Gue ga pernah paham apa itu cinta. Tapi kenapa gue ikut ngerasain sakit yang cowok ini rasain? Secinta ini kah Juna dengan Sarah?

Cinta memang putih dan hitam.

Kebahagiaan yang juga menyakitkan.


Tapi disini gue hanya terdiam, memandangi cowok itu yang terlihat lemas tak berdaya. Siapa yang kira, cowok setanggung Juna akan semudah ini dipatahkan?

HIM [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang