Part 1- Hal tak terduga

38 7 30
                                    

"Pritttttt, Anak-anak semuanya
berkumpul dilapangan. Jangan mengulur waktu lama lama, bapak hitung 1 sampai 3, kalau tidak kalian semua kena hukum!!!" Teriak pak Agus yang sedari tadi ga berhenti ngomel.

"Gila ya ni sekolah, masa olahraga jam siang bolong kek gini. Yang ada bukan makin sehat, nambah penyakit aja, huh"

Sekarang para siswa sedang memasuki pelajaran olahraga yang biasanya di jam pertama dengan sinar mentari yang masih bersahabat menemani mereka.

Tapi ini sebaliknya, entah gurunya yang aneh atau karna kekurangan guru jadi jam olahraga mereka yang dulunya jam pertama sekarang diganti dengan jam terakhir. Sangkin panasnya kulit orang putih bisa jadi merah sejenak.. trus yang itam jadi? ...

"1"

"2"

"Kalau kalian ga kumpul, kalian akan bapak suruh salto satu satu"

"Dua stengah...."

Sebelum Pak Agus menghitung tiga, mereka langsung berlari sekencang mungkin menyusuri lapangan voli.

"Njir ,, kalo ga pake ancaman, gua ga bakalan mau nurut sama pak tua itu. Gue akan pura-pura jadi tuli" gerutu cewe-cewe sambil berlari menuju lapanhgan yang sudah kehilangan kesabaran.

"Oke anak anak, karna kalian sudah berkumpul. Kita mulai saja pelajaran olahraga kita, hari ini adalah permainan bola voli. Hari ini bapak kasih kalian kerenggangan dikit, kalian bisa main bola voli sepuasnya. Tapi ingat,, jangan ada yang keluar dari area ini . Kalau tidak kalian akan menanggung sendiri akibatnya"

Sama saja bual

Serly yang sedari tadi menguap karna bosan mendengar Pak agus ceramah yang pada akhirnya kabar baik Bapak membawa penderitaan bagi mereka semua.

"Serly main voli yuk.."
Ajak Rita dengan gaya centilnya yang merupakan sahabatnya disekolah SMK GERGIOBEST yang merupakan smk yang dia tempati bersama saat ini.

"Ayolah, sekali saja. Kamu kan ga pernah main voli sama gue"

Hadeh . Orang macam Serly mau main bola voli? Service aja ga bisa gimana mau main? Yang ada bola mainin dia.

Rita terus membujukny untuk bermain.. bahkan tampang memelas Rita keliatan seperti memohon kepada raja untuk mengabulkan permintaannya.

Sebenarnya Serly ga tega liat sahabatnya dengan tampang kayak gitu. Dengan berat hati Serly mengangguk kepalanya
" Huh.. C'mon guys . lets play"

Rita exited sekali, baru kali ini permintaan nya main voli dengan Serly terkabulkan. Senyuman Rita terus mengembang tak berhenti hingga terkesan seperti orang gila.

Service pertama. Rita dengan lihainya memukul bola ke arah lawan. Lawan kewalahan menangkap bolanya dan bolanya pun masuk. Makhlum lah, ketua voli gituloh.

Setelah sekian lama akhirnya giliran Serly. Serly ga mau mengecewakan sahabatnya karna ga bisa main voli.
Dengan kepercayaannya dan tingkat kepedean yg tinggi, Serly mengumpulkan semua kekuatannya di kepalan tangannya.
Ditatapnya bola itu bagaikan mangsa yang siap diterkam.

"BUKK"

Pukulan yang dipukul Serly terlalu kuat.
Higga bola yang di pegang tadi sudah menjulang dengan ketinggian yang tinggi. Bahkan mereka menggunakan tangan mereka yang ditaruh diatas kepala dekat mata untuk melihat bolanya jatuh kemana.

Dalam hatinya Serly ga berhenti memuji dirinya. Dia merasa pukulannya tadi merupakan pukulan yang terbaik diantara teman temannya.

"Tuh liat Ta.. jangan anggap remeh gue walaupun gue ga bisa main , tapi sebenarnya gue ada bakat terdalam yang udah gue simpan lama tapi ga gue tunjukkin ke,,"

"PRANGGGGG"

terdengar suara kaca pecah yang berasal dari koridor kelas yang ga jauh dari lapangan disertai umpatan seseorang.

"ASTAGA SERLY!! BOLANYA KENA KACA BAHKAN KENA ORANG JUGA!! TAMATLAH RIWAYATMU!"
teriak rita kearah Serly karna terkejut

Serly terperangah, dia merasa menyesal dengan apa yang sudah dia katakan tadi.

"Makanya jangan sombong Ser, moga aja tadi Rita ga dengar ucapan lo". Timpal Serly dalam hati.

"WOI!!"
"SAPA YANG MELEMPAR BOLANYA"
Semua murid yang ada dilapangan menoleh kearah suara tersebut.
Keliatan banget raut kesal ditambah marah dari orang itu.

Serly terkejut mendengar lontaran kesal plus marah dari orang tersebut. Serly menerjap-nerjap dan menyipitkan matanya untuk melihat siapa orang yang yang menjadi korban nya tadi. Seketika matanya melotot dan mulutnya ikutan terbuka secara reflek. Cepat-cepat dia menutup mulutnya dengan tangan.

"CEPAT NGAKU, ATAU GUE YANG TURUN TANGAN"ancamnya

"Aisshh.. matilah gue"

.
.
.
.


#slamat menikmati
Moga suka ya:)

GODRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang