Part 2- Cruel Guy

12 6 8
                                    

Udah berbulan bulan.. sekarang baru nongol wkwk
sorry ya guys lama update
Jangan lupa vote dan comentnya

*
*
*
*

***

Sementara di lapangan yang tadinya hanya sekelompok anak anak bermain voli. Sekarang sudah dipenuhi dengan anak-anak lainnya sehingga menimbulkan kebisingan dimana mana. Meski bukan bener bener penuh, tapi setidaknya aga lebih banyak dari yang sebelumnya.

Setelah kejadian tadi, anak anak yang pastinya lagi jam kosong pada keluar buat liat apa yang terjadi. Ada juga yang melihat lewat jendela. Mereka celingak celinguk dan menatap satu persatu murid yang berpakaian olahraga untuk mencari siapa yang telah bikin kekacauan.

Serly syok ketika mendengar kata kata cowok itu. Dia hampir ingin menangis, tetapi dia berusaha untuk tidak menangis agar tidak menjadi pusat perhatian.

"Ta ta, gimana dong?" rengek Serly sambil bergelayutan di lengan Rita. Sementara teman-temannya hanya bisa menatap Serly dengan iba. Cihh, dasar teman ga belain teman.

"Gue musti gimana, masa gue harus samperin cowok itu yang tampangnya galak amat, bisa bisa gue dibunuh oleh dia."

"Mana ku tahu. Ini kan salah lo, sapa suruh tadi sok-sok an. Kalo ga bisa main ya ga usah main kali" bentak Rita yang sudah kehilangan kesabaran sekaligus kesal pada Serly . Tapi dia prihatin juga melihat temannya sekarang mendapat musibah.

Serly hanya bisa melongo mendengar jawaban Rita.

"Apa maksud lo dari pernyataan itu?. Tadi lo ngajak gue main voli sampai memohon mohon. Sekarang lo malah membalikkan omongan lo?"sembur Serly yang sudah emosi liat tingkah sahabatnya.

"Jahat banget jadi orang. Gue seperti dikhianati" Serly tersenyum miris. Dia kecewa terhadap sahabatnya.

"Sudah sudah" Rita terkekeh sendiri melihat Serly marah marah padanya.

"Biasa aja kali. Lagian tadi gue cuma becanda" ledek Rita sambil mengusap kepala Serly kayak anak kecil kehilangan ibunya.

"Untung gue mempunyai hati yang mulia. Dan juga mudah memaafin orang. Jadi kali ini gue maafin" Serly sudah terbiasa dengan kelakuan Rita kayak gitu. Maka dari itu dia ga mau mempermasalahkan terlalu panjang. Yang lebih penting sekarang nasibnya gimana?

"Kalo gitu sekarang lo urusin masalah lo sekarang."

"Tapi gue takut Ta"

"Ga papa , dia baik kok. Gue kenal orangnya. Cepat sana " Usir Rita sambil mendorong Serly agar segera menjauh dari lapangan.

"Benarkah?" Tanya Serly untuk memastikan Rita tidak menyembunyikan sesuatu

"Iya mbakkk. Udah cepat sana"

Rita bener bener tega ama Serly.

Dari kejauhan Serly sudah bisa merasakan aura pembunuhan. Didongaknya kepala ke arah gedung tingkat dua itu, yang kaca jendelanya sudah habis dimakan bola. Dari balik jendela yang sudah tiada kaca, dia bisa melihat cowok itu memberikan tatapan benci kepadanya.

Sebuah senyuman terukir di wajah cowok itu. Apa-apaan!! itu jelas bukan senyuman. Lebih tepatnya seringai .

Oh God. Serly bisa-bisa pulang tanpa kaki tanpa tangan kalo yang dia hadapi jauh mengerikan dari ekspektasinya.

'Tenang Ser tenang, tadi kata Rita dia baik kok. Malahan dia sudah mengenal Rita. Semua bakal baik-baik saja'

Serly hanya bisa memotivasi dirinya sendiri. Dia hanya bisa berdoa semoga gurunya bisa cepat cepat datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GODRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang