kita teman (2)

611 14 0
                                    

Aroma tahan basah guyuran hujan tadi malam menemani perjalanan Ayla ke sekolah. Menggoes sepeda melewati hamparan sawah disepanjang kiri dan kanan jalan, menembus titik-titik embun yang bertebaran menutupi jalan. Sungguh petualangan yang sangat tenang untuk Ayla.

"Tin..tin.." suara klakson sepeda motor yang amblas dari pandangan Ayla namun sesaat pengemudi itu menoleh dan menghadirkan senyum tipis namun manis karena lesung pipinya itu.
Hah..? Itu siketua kelas? Sopan juga dia... ucap Ayla dalam hati. Tanpa sadar telah hadir juga senyum yang berkembang di wajah Ayla.

"Hey nih tugas! Cepet ganti sepuluh menit lagi udah jam pak yet" perintah Ayla dengan mengarahkan sebuah buku tugas Matematikanya ke arah Aldaka.
"Wah perhatiannya..." suara Daka lembut. Benar saja suara itu membuat wajah Ayla merah padam.
"Ya kan gua temen lo" Ayla berusaha menahan perasaannya. "Gua tau lu gak bakal sanggup ngerjain tugas seberat ini" tambah Ayla.
"Anjirr lu" balas Daka sambil melambungkan senyum yang memperlihatkan giginya itu
"Dasar gigi kelinci" ledek Ayla.
"Berisik lu pada! Sini gua lihat!!" Rama yang sedari tadi duduk cuek di sebelah Daka kini mulai ikut nimbrung dalam pembicaraan Ayla dan Daka.
"Nih bro.." Daka membagi buku tugas Ayla dengan Rama.
Dasar bocah ngomong kalau ada maunya aja!! Gumam Ayla yang sudah kembali duduk di bangkunya.

Saat pelajaran Pak Yet selesai jam istirahat pertama menjemput seluruh siswa. Serontak seluruh siswa langsung berhamburan dari kelasnya masing-masing. Seperti kaleng susu yang penuh semut itu tumpah.
"Ke kantin gak?" Tanya Rani pada Ayla yang sedang asik menggambar dibangkunya "males ah..gau titip air ya Ran... gua mau bersihin otak gua dari rumus-rumus matematika ini nih" terang Ayla panjang lebar dengan tangan memegang dahi seperti orang yang sudah keberatan pikiran.

"Bagus gambar lo" spontan Ayla mendongkak ke atas melihat orang yang saat ini berdiri di hadapan bangkunya itu. "Oh makasih, banyak yang bilang gitu" jawab Ayla sombong karena masih kesal dengan sikap Rama seenaknya nyoto jawaban yang diberikan Ayla ke Daka. "Semoga sifat sombong lo gak ngehancurin bakat lo" balas Rama santai dengan menyunggingkan bibir dihiasi lesung pipi. Setelah Rama membalas ucapan Ayla dia pergi meninggalkan Ayla di bangkunya sendiri dengan kondisi Ayla yang ternganga "what maksud dia apa sih.. lo kali yang sombong" refleks tangan Ayla menggaruk kepala kirinya yang tidak gatal tiba-tiba serasa gatal tapi? Manis dia... what..!! Sadar Ay sadar.. gerutu Ayla di dalam hatinya,tanpa disadari wajah Ayla di hiasa senyum simpulnya yang manis karena Rama.

"Nek aku mau ke warnet bareng Ita" Ayla keluat dari rumah sambil mendeteng tas ransel yang sebenarnya gak ada isinya sama sekali.
"Hati-hati ndok" tutur nenek Ayla dari dalam rumah.

Dibawah penerangan matahari yang sangat panas dihiasi asap kendaraan yang sangat tidak pantas untuk suasana desa Ayla menancap gas motornya itu dengan kecepatan yang lumayan tinggi panas...polusi udara...desa aja kaya gini apa lagi kota.... gerutu Ayla.
Dihadapannya saatni adasebuah truk yang melaju dengan kecepatan sedang tipi penuh debu di sekitar truck itu. Dan terlihat seorang pengendara motor di belakangny. Saat truk itu melewati Ayla ternyata Rama pengemudi di belakang truk menyunggingkan senyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Ayla. Apa-apaan dia??? Ayla terpana dia mati kata gak tau harus gimana yang jelas jantungnya berdetak lebih kencang.

"Minum dulu mbak" tawar Ita menyodorkan segelas minuman kepada Ayla.
"Ada air putih gak? Gua mau air putih aja dada gua sakit ta" balas Ayla dengan wajah yang tidak pantas disebut wajah hahahah...
"Pelan mbak.. gila satu botol sekali teguk" ita menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Terlalu manis" kata Ayla
"Hah itu air putih biasa kok manis" Ita semakin bingung dengan sikap Ayla.

Rama & AylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang