Fly High

781 55 40
                                    

"Tuan sudah saatnya minum obat", ucap pelayan Park.

Jungkook menghela nafas lelah seraya duduk di kursi roda otomatisnya.

"Sudah ku bilang aku tidak mau minum obat paman. Percuma saja aku tidak akan sembuh, bahkan Hyung pun tidak akan peduli padaku", ucap Jimin

Park Jungsoo memandang tuannya dengan sendu, Seokjin selaku majikan sekaligus Hyung bagi Jungkook selalu sibuk mengurusi perusahaan peninggalan orang tuanya. Jarang di rumah, tak pernah meluangkan waktu bagi adik semata wayangnya.

Orang tua mereka meninggal karena kecelakaan pesawat saat melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Sejak itu pula Seokjin berubah menjadi seorang workholic, hidupnya hanya dihabiskan untuk bekerja. Berhadapan dengan tumpukan kertas berisi laporan seakan tak ada habisnya. Jungkook yang selalu merasa kesepian, berharap Hyung-nya memberikan sedikit waktu baginya.

Semua yang Jungkook butuhkan Seokjin penuhi teruatama dalam segi materi. Tapi, nyatanya Jungkook tak merasa bahagia akan hal itu. Dua hal yang tak bisa ia dapatkan kasih sayang yang tulus dan kebebasan.

Seokjin membuat dia menjadi seekor burung yang terperangkap dalam sangkar emas. Seumur hidupnya ia tak miliki teman atau pun merasakan dunia luar.
Seokjin hanya tidak ingin Jungkook terluka dengan keadaannya yang lemah fisik seperti itu jika ia berada di luar sana

Namun, itu yang menjadi penyebab Jungkook tertekan seakan-akan muak dengan kehidupan yang di jalaninya saat ini.

Memiliki fisik yang lemah dan kaki kanan yang lumpuh membuat Jungkook menjadi anak yang berbeda dari yang lainnya. Hidupnya hanya bergantung pada orang lain, segala fasilitas yang dibutuhkan oleh Jungkook sudah tersedia di rumahnya, dan selama ini lah Jungsoo yang selalu ada menjaga dan membantunya.

Seokjin sedari tadi menatap keluar melalui jendela besar apartemennya, ia memutuskan tinggal di apartemen karena jarak ke kantornya lebih dekat. Dan alasan lain, ia sungguh tidak sanggup jika harus selalu berhadapan dengan adiknya setiap hari, ada saja hal yang selalu diributkan dengan Jungkook. Kesibukan yang memakan waktu membuat jarak jaruh dengan Jungkook. Sebagai kakak ia tidak mampu untuk menjaga adiknya.

Pagi itu Jungkook duduk di kursi roda disisi jendela yang berhadapan langsung dengan tamanluas halaman rumahnya. Mata bulatnya serius membaca novel favoritnya. Pakaian tebal dan selimut di pangkuannya melindunginya dari hawa musim dingin.

Kayuhan sepeda serta uap dingin yang keluar dari mulut Taehyung refleksi suhu di musim dingin di bulan Desember . Setiap pagi ia bertugas untuk mengantar koran ke setiap rumah di lingkungan komplek. Senyuman dan sapaan ia lontarkan pada setiap orang yang tak sengaja berpapasan dengannya.

Ia dikenal dengan pribadi yang ramah dan bersahabat. Sudah dua minggu ia menjadi pengantar koran. Tujuannya ia ingin mencari tambahan uang selain bekerja di kedai mie tiap malamnya. Walaupun cukup melelahkan, setidaknya ia harus bertahan hidup untuk makan dan menyewa sebuah flat yang ia tempati. Ia hanya hidup sebatang kara, sedari kecil ia tinggal di panti asuhan. Umurnya sekarang 24 tahun, dan itu tidak mungkin untuk tinggal di panti asuhan lagi.

Satu koran ia lempar ke arah rumah demgan pagar putih tak terlalu tinggi. Namun sialnya koran yang ia lempar malah menghantam pot tanaman si pemilik rumah.

"Ah.. sial", umpat Taehyung

Taehyung terdiam kaku atas kesalahan yang ia perbuat. Ia tidak mungkin lari dari kesalahannya, setidaknya ia harus meminta maaf pada pemilik rumah.

Jungkook mendengar suara pecahan di luar jendela, tatkala ia melihat pot tanaman kesayangnya hancur tak berbentuk lagi karena lemparan koran. Taehyung mengigit bibir bawahnya masih dengan sepeda yang ia naiki , ia takut si pemilik akan memarahi dan memintanya untuk ganti rugi, dan lebih parah lagi ia akan di pecat dari pekerjaanya kali ini.

FLY HIGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang