Keyword.

13 1 0
                                    

Leya melihat jam diatas meja nakas sekilas sebelum berjalan keluar dari kamarnya. Apa luzel sudah bangun? Batinnya bertanya tanya sambil melihat dari kejauhan pintu kayu berwarna hitam disebrang kamarnya.

"Berangkatlah sekarang, regan."suara ny. Parkin terdengar dari arah dapur.

"Aku bahkan belum memakan sereal susu keju milikku, bu."suara regan kemudian terdengar. Leya berjalan kearah dapur dan menemukan mereka sedang berbicara dibalik meja bar.

"Selamat pagi."sapa leya ramah dan dengan spontan mereka langsung menoleh kearahnya.

Mereka menunduk sedikit lalu ny. Parkin membalas sapaannya."Selamat pagi, nona catleya."

"Apa aku mengganggu percakapan kalian?"tanya leya lalu berjalan lebih dekat.

"Tentu saja tidak, nona."jawab ny. Parkin sambil melirik regan yang berdiri disampingnya.

"Ah, boleh aku permisi sebentar nona?"ujar ny. Parkin sopan.

Leya mengangguk pelan sambil menahan senyum. Seakan tahu ny. Parkin meminta izin untuk apa.

"Berangkatlah sekarang, anak nakal. Makan saja dijalan nanti."bisiknya pada regan.

"Baiklah, baiklah."jawab regan pelan sebelum kekehannya terdengar.

"Aku permisi dulu, nona."ujar regan sambil menunduk sedikit kearah leya lalu meraih 2 buah sandwich dari atas meja bar.

"Apa kau akan berangkat kerja sepagi ini, tuan.. ehm.. maksudku regan?"tanya leya sebelum regan melewatinya.

"Ada sedikit urusan mendadak yang harus aku dan luzel urus pagi ini, nona."

"Lalu dimana luzel?"tanya leya lalu menoleh kebelakang. Melihat kearah kamar luzel yang tampak dari dapur."Apa dia masih dikamarnya?"

"Dia sudah pergi sejak pukul 6 pagi tadi, nona."

"Ah.. begitu."gumam leya dengan perasaan kecewa menyelimuti hatinya.

"Ini tidak akan berlangsung lama, nona. Percayalah."ujar regan yang membuat leya bingung namun ia memilih untuk tidak menanyakan apa maksud ucapan lelaki itu.

"Baiklah kalau begitu, aku permisi."ujar regan lalu berjalan melewatinya.

"Apa anda ingin sesuatu untuk sarapan anda, nona catleya?"tanya ny. Parkin setelah anaknya pergi. Leya menggeleng sambil berjalan menuju meja bar. "Terserah saja, ny. Parkin."lanjutnya saat ia sudah duduk disalah satu kursi tinggi meja bar.

"Sarapan anda segera datang, nona."

"Hm.. ny. Parkin."panggil leya setelah untuk beberapa detik yang terdengar hanya bunyi khas yang keluar saat sesuatu ditumis.

"Ya, nona?"

Leya tampak ragu sejenak dengan pertanyaan yang akan ia tanyakan sebelum ia dengan nekat menanyakannya."Apa luzel selalu pergi sepagi ini?"

Ny. Parkin tersenyum kecil."Tidak, nona. Tuan pergi sepagi ini mungkin hanya beberapa kali dalam beberapa bulan."

Leya mangut mangut sebelum kemudian bertanya lagi."Apa kau tahu apa yang ia urus pagi ini?"

"Regan mengatakan bahwa ada kontrak baru dengan perusahaan asing yang harus ditanda tangani, nona."

Ah.. ternyata dia orang yang sangat sibuk, desah leya dalam hati sambil menopang dagunya dan melihat jauh keluar pintu kaca besar yang memisahkan antara ruang makan dan halaman belakang.

"Apa anda merasa kecewa karena tidak melihat tuan luzel pagi ini, nona?"goda ny. Parkin sambil menahan tawa.

"Kecewa? Kenapa aku harus merasa seperti itu?"ujar leya salah tingkah.

Capital LettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang