Dia Adalah Hembusan Angin

Menunggu

Langit biru menjulang tinggi, Awan putih yang berlari seiring hembusan angin secara berjejer membentuk bentukan yang sangat indah dipandang. Seperti seekor kelinci bergigi panjang memakan wortel, benua amerika, pulau jawa, bahkan ada juga seperti seorang nenek tua yang memegang tongkat sedang tertawa sadis. Aaahh... semua itu hanya lamunan ku ketika asik memperhatikan awan.
Matahari siang yang menyilaukan kala itu, membuat mataku segera berpaling ke arah lapangan sekolah. Seperti biasa aku senang duduk di depan kelas berpemandangan lapangan luas, sembari menunggu sosok laki laki yang sangat aku cintai berjalan dengan tegap nya yang berbadan tinggi berhidung maju seperti pinokio melewati koridor kelasku, salah satu hal dimana tempat dan kebiasaan favorite akhir akhir ini ketika jam kosong ataupun jam istirahat.
Entah kemana dia pergi, jam siang begini waktu istirahat semua guru dan murid yang berinteraksi mengajar dikelas IPA, IPS, KEAGAMAAN terpaksa dihentikan. Biasanya si dia selalu melewati koridor kelasku, tapi nampaknya di hari ini aku tidak melihat batang hidungnya sekalipun. Meskipun jutaan kali dia lewat koridor kelas ku, aku yang sedang berada di luar segera masuk dan hanya mampu diam melihatnya dari balik jendela, atau balik punggung temanku bahkan dari balik tembok sekalipun.. aku sangat malu, malu akan sosok dia. Entah lah kenapa semua bisa menjadi seperti ini.
Pernah sekali aku melepas penatku, aku berjalan membeli sesuatu di kantin sekolah untuk mengganjal dan memuaskan mulut dan perutku. Tampak dari kejauhan terlihat jelas dia berjalan lurus ke arahku. Dengan debaran jantung yang tak berirama dan jeritan mata batinku pipi yang merona aku luluh dengan bibir kecilnya yang menarik nya kebelakang membentuk senyuman yang sangat manis dan membuatku terpesona, tapi sayang aku hanya mampu menunduk kan kepalaku sambil batin menjerit dan segera dengan cepat aku berjalan menjauhi nya.