Sebuah Rasa

82 2 0
                                    

Kamu benar Aku tidak bisa memilikinya. Namun aku juga tidak bisa mengambilnya, karna kenapa?

Karna itu bukan hak ku untuk mengambil hak orang lain. Aku hanya bisa meminta. Meminta ke pada pencipta ku untuk memberikan kepadaku.

=====


Bagaikan gelas kaca di ujung meja.
Ketika jatuh, pecah dan akan melukai orang di sekelilingnya.

Begitu juga dengan perasaan ku, aku bisa jatuh cinta dan saat itu juga aku bisa terluka.


======

Tak lelah ku berdoa
Tak perduli sebanyak apa ku rindu.
Walaupun kau kini tertawa bersamanya
tetap saja kau yang ku tunggu.

=====


Bagaimana aku membencinya, kalau pada dasarnya aku menyukainya.

===

" Baik, lakukan sesuka hati mu. "

===


Antara sedih dan bingung.
Ketika aku berdoa untuk orang yang aku inginkan, tetapi kenyataanya yang di doakan malah berdoa untuk orang lain.
Aku yang salah berdoa atau apa?


===


Iya kamu benar fahri, aku menyukaimu tapi aku lebih suka menunggu daripada mengusikmu tiap waktu.
Terlintas di pikiranku bahwa kita akan bertemu.
Yaa.. apa salahnya jika kamu selalu ada di doaku untuk di pertemukan di lain waktu..



===

Bersabarlah seperti hujan di malam hari. Hanya bisa menurunkan air tanpa adanya pelangi.


===

Tetap saja kamu harus meminta kepada penciptanya bukan pada objeknya.


===

Maha membalikan hati
Bukalah hatinya
Jangan butakan hatinya

===

Warnamu mulai kekuningan
Batangmu mulai rapuh
Bahkan angin siap meniupmu untuk jatuh.
Tapi kamu tetap saja bersikeras untuk tetap bertahan untuk utuh dan tumbuh
Waupun Pohon yang ada di samping mu bersikap acuh tak acuh.

===

Bersinar di keheningan malam
menatapnya dari kejauhan
Siapapun yang melihatnya, rasanya ingin menggapainya.
Namun sulit untuk mencapainya

Ku sebut kaulah BINTANG


===

Kata RisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang