CHAPTER 3

5.9K 605 11
                                        

Cairo akhirnya bisa bernapas lega setelah menemukan Elena, setelah mengobati kaki gadis itu mereka bergegas pulang karena Ethan sejak tadi terus menghubungi tuan Samuel karena khawatir saat mendapat kabar bahwa Elena hilang tadi.

"Sebenarnya kau tadi pergi kemana? kami tidak dapat menemukanmu di hutan sampai akhirnya kau datang bersama seorang pria," ujar Cairo yang penasaran. Kenapa pria itu bisa menemukan Elena sementara Cairo dan ayahnya sudah mengelilingi hutan tapi tak kunjung menemukannya.

Elena diam sejenak, ia mencoba mengingat kejadian awal sebelum ia bertemu tupai yang membuatnya berakhir seperti ini. Saat itu ia melihat pagar kayu usang di tengah hutan rusak, tampaknya ulah binatang buas karena rusaknya berantakan seperti sengaja di hantam. Maka dari itu Elena masuk, karena ia pikir akan lebih banyak burung-burung kecil disana.

"Ada sebuah pagar di tengah hutan yang rusak, itu makanya aku coba masuk ke dalam karena penasaran. Kupikir di dalam sana akan lebih banyak burung kecil karena hutannya lebih lebat dan banyak pohon-pohon tinggi." Elena menjelaskan, membuat dua orang di kursi depan reflek saling menatap satu sama lain.

Ada satu hal yang belum tuan Samuel sampaikan pada gadis itu. Tentang hutan terlarang yang tidak boleh di masuki oleh manusia. Hutan itu telah banyak memakan korban, banyak binatang buas dan makhluk yang tak dapat di jelaskan di dalam sana. Itu makanya penduduk desa bersama polisi hutan memutuskan untuk membuat pagar kayu dan di lapisi dengan kawan agar makhluk aneh yang ada di dalam sana tidak dapat masuk ke pemukiman warga.

"Apa kau tidak melihat papan peringatan di pagar? tidak ada yang boleh masuk ke dalam sana," jelas tuan Samuel yang membuat Elena tampak kebingungan.

"Kau tau, El. Tuhan masih melindungimu. Kau dapat kembali meski dengan sedikit luka," timpal Cairo yang membuat Elena kian bingung.

"Saat aku kesana, tidak ada papan peringatan. Mungkin jatuh, tapi ... ada apa dengan hutan yang di tutup pagar itu?"

Tuan Samuel menarik napas panjang, dia kemudian mulai menjelaskan alasan penduduk desa dilarang masuk kesana. "Semuanya bermula ketika aku menemukan jasad dua orang pria dengan tubuh yang tercabik-cabik di kawasan tersebut, mereka adalah pemburu liar yang suka beraksi tengah malam. Awalnya kupikir, mereka tewas karena di serang hewan buas, namun tidak lama setelah itu ada ada kasus serupa yang menimpa salah satu murid yang tengah berkemah. Murid itu hilang selama beberapa hari di hutan sampai akhirnya di temukan tewas dengan luka yang sama."

"Karena penduduk resah, akhirnya aku bersama teman-temanku melakukan patroli di kawasan itu, berniat untuk melumpuhkan hewan buas tersebut. Tapi ternyata, yang kita dapat sangat di luar dugaan ..." Tuan Samuel diam sejenak, sebelum melanjutkan kembali ucapannya.

"Kupikir selama ini memang ulah hewan buas seperti harimau, ternyata aku salah. Aku justru bertemu dengan makhluk mengerikan bertubuh manusia, wajah dan tubuhnya dipenuhi bulu, matanya menyala, kuku-kukunya tajam, telinganya tampak cekung seperti hewan." tutup tuan Samuel kembali fokus menyetir.

Elena mengerutkan dahinya, kini ia semakin penasaran. Makhluk apa yang di maksud?

"Makhluk apa yang dimaksud?" Elena mengerutkan dahinya bingung.

"Manusia serigala, orang-orang bilang makhluk itu adalah jelmaan serigala yang bersemayam di tubuh manusia," jawab Cairo yang berhasil membuat Elena termangu di tempat.

} {

Kini di ruang tengah, semua orang berkumpul termasuk tuan Samuel dan Cairo yang berniat mampir sebentar. Ethan yang melihat salah satu kaki adiknya di perban, siap menyidak sang adik dengan segala pertanyaan di kepalanya.

The WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang