Esok:
“Jangan lupa nanti ya, gue tunggu kalian di rumah,”aku mengingatkan mereka untuk datang ke rumah.
“Siap!”kata mereka serempak.
Setelah dua jam berlalu, aku sudah bersiap untuk belajar terlebih dahulu. Dan aku menyempatkan diri untuk membaca buku tentang medis yang dipinjamkan oleh Kak Diana.Kriiiinggg... Handphone ku berbunyi.
“Halo”
“Halo, Kimberly!”
“Ada apa kak?”
“Ini darurat! Tolong dong anterin buku gue di rumah sakit. Gue butuh hari ini, minimal jam tujuh udah harus sampek disini! Cepet Kim!”
“Duhh, iya iya, panik banget sih!”
“Gue lupaaa, gue harus ngerjain presentasi buat besok, dan gue perlu itu,”
“Iya aku berangkat sekarang kak, jam tujuh aku ada janji soalnya,”
Sebenarnya, alasanku berangkat sekarang bukan itu, hahaha! Biar bisa nyempetin fotokopi buku ini. Jadi nggak perlu pinjem-pinjem lagi ke Kak Diana. Dan aku bisa belajar sendiri tanpa Kak Diana.
Lama juga ya fotokopi buku setebal ini. Gue kira bentar. Dan aku hanya mengendarai sepedaku, mungkin akan sedikit terlambat mengantarnya.
Nggak tahan banget sama kehebohannya Kak Diana. “Kim!! Kok baru sampek, katanya langsung berangkat!”
“Tadaaa! Fotokopi ini bentar,”
“Ohhh, yaudah pulang, katanya ada janji,”
“Tunggu tunggu,”
“Ada apa Kim? Siapa sih yang lo lihat?”
“Axel!”aku menyapa Axel dari kejauhan. Sekarang tidak ada cowok yang mirip sama Axel, tapi itu benar-benar Axel. Buat apa dia ke rumah sakit?
“Kim!”aku langsung menghampiri Axel yang balik menyapaku.
“Lo ngapain disini?”
“Beneran kan, lo ketemu sama cowok yang mirip Axel lagi, alias itu gue. Sini sini ikut gue,”Axel menggandeng tanganku entah mengajakku kemana.
“Apa sih Ax?”tanyaku penasaran.
“Duduk duduk,”Axel menyuruhku duduk di kursi.
“Apa?”
“Karena gue udah ketahuan, jadi gue bakal kasih tau lo sesuatu,”
“Sesuatu?”aku semakin penasaran dengan apa yang akan dikatakannya
“Gue, harus sering-sering ke rumah sakit karena gue divonis kena kanker hati,”
“Hah! Sumpahh!”
“Ssssttttt nggak usah dibesar-besarin, biasa aja dong!”
“Yah, lo nggak ngeremehin juga dong!”
“Iya iya, gue nggak ngeremehin, yang jelas, cuma lo yang tau, nggak perlu ngomong ke siapa-siapa,”
“Kok bisa sih? Lo harusnya juga kesehatan dong!”entah kenapa aku ingin memarahinya.
“Ya, semua orang harus gitu dong!”
“Ya tapi lo...”
“Ssssttttt, udah, sekarang mending lo doain gue, bantuin gue, biar penyakit gue nggak nambah,”
“Huuuffftttt, ya pastilah! Gue doain temen gue, biar bisa lancar ujian-ujiannya, dapet nilai yang lo mau,”
“Amiiinnnnn... Gitu dong! Nggak usah marah-marah,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Actually Feel
Teen FictionPerhatian, seneng waktu ketemu, tapi nggak tau suka apa enggak? Mungkin seharusnya emang cinta itu tanpa alasan.