The Consignment A Love Part 1

3 1 0
                                    

Denis terbangun dari mimpi buruknya. Ia baru sadar kalau ia tidur sofa dengan sebuah selimut yang menutupi tubuhnya. Pandangan matanya tertuju pada gadis yang lelap tertidur di sofa di samping sofa yang ia tiduri. Denis membangkitkan tubuhnya dan menghampiri gadis itu.

"Sinta.. Terima kasih.."

Denis tersenyum lebar dan mengelus kepala gadis itu. Seperti ada reflek dalam tidurnya, ia meresponnya dengan tersenyum indah.

"Hahh.. Aku rasa ini terlalu rumit"

Denis meluapkan rasa kekesalannya dengan mengeluh. Sepertinya hari damainya telah berakhir kemarin. Sebuah kiriman tak terduga dari ayahnya sepertinya akan merubah harinya. Meskipun ia tak pernah mau hal itu terjadi.

"Seorang adik ya!! Aku rasa ini terlalu mendadak"

"Ayah sialan!!"

"Melemparkan tanggung jawabmu pada anakmu sendiri.. "

"Kau memang bodoh.."

Memaki ayahnya tidak membuat lebih baik. Itu malah memperburuk keadaannya.

"Hahhh.. Untuk apa mengeluhkannya?.."

"Ini memang sudah menjadi nasibku"

Setidaknya dengan menghela nafas bisa membuat Denis tenang.

Semua terjadi begitu cepat dan mudah. Denis tak terpikirkan akan mengalami hal seperti ini. Baginya ini terlalu mendadak.

"Malam tadi ya.."

Denis berupaya mengingat memori mengerikannya malam tadi.

Pukul 9 malam, Denis duduk manis di sofanya.Pandangan mata Denis terpaku pada televisi di depannya. Akhirnya masa santainya yang damai telah tiba. Lagi pun semua PRnya sudah selesai ia kerjakan.

"Hahahaha.. Aku rasa ini cukup menarik"

Denis tertawa berbahak-bahak melihat acara televisi yang di tontonnya. Sepertinya itu hal cukup menarik baginya.

"Sudah semestar dua ya? Aku rasa terlalu cepat..?"

Denis tak mengira perubahan begitu cepat dalam hidupnya. Ini seperti sebuah mimpi. Sekitar 5 bulan yang lalu ia harus pindah rumah dari perkotaan besar ke sebuah pedesaan kecil ini, sungguh berat.

Rasanya juga cukup kecewa ia harus pindah karena alasan ayahnya yang harus bekerja ke luar negeri. Ia merasa tak yakin mampu menjalani hidupnya dengan normal di rumah barunya. Namun, semua itu berlalu cepat seiring waktu bergerak. Ia dengan cepat menyesuaikan diri.

Hiruk pikuk perkotaan benar-benar berbeda dengan tempat tinggalnya saat ini. Udara segar, nyaman, asri dan damai. Tak terpikirkan olehnya ia mampu berbaur cepat. Lagipula ayahnya mengakomodasi semua kebutuhan hidupnya, meskipun dari jarak yang jauh.

Kembali ke topik utama.

Denis masih tak bisa mengalihkan pandangan dari televisi di depannya. Ia benar-benar menikmati malam indahnya.

"Ohh.. Ya mana HPku?"

Terlihat bodoh ketika ia bertanya pada dirinya sendiri. Sepertinya ia tidak sadar dengan sesuatu di depan pintu rumahnya.

Seorang gadis cantik bergaun hitam pendek berdiri di depan pintu rumah Denis. Ia menjinjing sebuah koper cukup besar di tangan kirinya. Nafasnya nampak memburu. Keringat yang bercucuran wajahnya menandakkan rasa letih  yang di alaminya.

Pipi gadis itu merah merona. Ia seperti ingin mengatakkan sesuatu, tapi kata-katanya selalu tersedak di tenggorokannya.

'Bagaimana ini? Aku terlalu gugup'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Consignment A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang