Dalam gema di ruang empat kali empat meter persegi ini, aku dan kamu beradu pandang. Mencuri waktu untuk menyiratkan rasa yang terpendam.
Seringkali aku berpikir untuk mengakhiri segalanya, dengan kekasihku yang sekarang. Dipisahkan oleh tanah dan laut, aku dan dia tidak pernah berjumpa lagi. Apalah arti status ini, walau terdengar oke tapi tiada makna? Tetapi aku terus mengurungkan niat, mengingat betapa keras dia berjuang di sana, demi masa depannya. Dan aku tidak mau dianggap sebagai perusak hidupnya.
Namun kini, apa daya bila takdir menuntun kita bertemu.
Kamu yang berkilau di tengah kerumunan, menonjol dengan kaus bermotif alam, berdiri memandangku dalam diam.
Harus kuakui, kamu adalah lelaki terindah yang pernah kutemui. Dengan rambut hitam yang agak panjang menutupi telinga, mata bulat yang menyorotkan kasih, serta bibir tipis nan lembut...
Bibir yang telah mengulum bibirku kemarin, saat kita berpisah jalan.
Jelas bahwa kamu juga tertarik denganku. Caramu menggenggam tanganku, merangkul pinggangku, dan menyodorkan minuman di hari terik... Semua tingkahmu menjelaskan bahwa kamu menghargaiku. Menganggapku berharga dan ingin menjagaku. Aku bisa melihat dari tatapanmu, dan aku yakin akan penilaianku terhadap pribadi orang.
Kamu tidak berbohong.
Kamu tulus mencintaiku, meski kamu belum lama mengenalku. Kamu belum tahu tentang kekasihku yang tengah merantau. Kamu belum tahu tentang hatiku yang mulai berpaling padamu. Kamu belum tahu kerisaukanku di ujung malam karena memikirkan kamu.
Aku tidak ingin kamu tahu, karena aku takut kamu akan menghilang. Aku takut aku merasa sedih kehilanganmu. Aku tidak ingin mengkhianati kekasihku, tetapi aku juga menginginkanmu. Aku sudah tidak mencintai kekasihku dan sekarang aku mencintaimu. Namun bisakah aku menahan luapan emosi ini, yang makin menyiksaku?
Seakan mengoyak tubuh dari dalam, mengiris kulit dan mengisap darahku hingga habis, membuatku lemas.
Saat ini pun kamu menyorotku, memperhatikan ujung rambut hingga ujung kaki. Menyapu terusan biru yang kukenakan, menyelidik kakiku yang menyembul dari ujung gaun...
Kamu berjalan menghampiriku. Perlahan. Gerak tubuhmu mengalir, tampak elegan dan tak lama berselang lengan putihmu meraih tanganku. Kau dekatkan bibirmu ke telingaku dan berbisik lembut. Aku bisa merasakan hembusan nafasmu, membuatku salah tingkah dan merona.
Segala hal tentang dirimu membuatku jatuh cinta.
Aku serasa kembali ke masa yang sudah lama aku lupakan. Ya. Sudah lama sekali.
A/N: Ini cerita (super) pendek yang ditulis November 2012. Kuputuskan untuk dipublish karena... semua ide baru yang terpikir belum kelar, hehehe. Mohon komen dan kritiknya! Terimakasih ^^
Omong-omong, covernya Ueda Tatsuya~