Bagian 2

10.8K 128 3
                                    

Sepulang sekolah Dini menggunakan kendaraan yang seperti biasanya ia pakai. Yah... Apa lagi kalau bukan taksi. Sebenarnya Dini sangat malas sekali untuk pulang ke rumah, tetapi mau diapakan lagi?
Saat ia berada didepan rumah, ia merasakan hal aneh. Ia mencoba membuka pintu rumahnya dengan perlahan, ketika ia membuka pintu rumahnya, Dini sontak berteriak dan menangis melihat ada sedikit ceceran darah dilantai rumahnya. Ia berpikir ada apa sebenarnya dirumah, ini darah siapa? Apa ayah dan ibu berantem lagi? Batinnya berbicara dengan cemas. 

"Ayah,,,, ibu,,,," teriaknya dari lantai bawah.

Tidak sahutan dari satu orang pun di rumah ini.

"Ayah,,,, ibu,,," teriaknya lagi lebih keras sehingga terdengar oleh tetangganya.
Mendengar teriakan itu, ad seorang tetangganya yang mendatangi rumah Dini.

"Dini,,,, permisi Din." Ucap seorang ibu paruh baya yang mengetuk pintu dari luar rumah.

Mendengar suara itu Dini langsung membuka pintu dan keluar. "Ibu,, ada liat ayah sama ibu Dini?" Tanya Dini dengan pelan sembari mengajak ibu tersebut duduk di teras rumah.

"Iya Din tadi pagi pas kamu sekolah ayah dan ibu kamu berantem lagi, ceritanya ibu juga kurang tau, waktu tadi pagi tiba-tiba aja ibu kamu ngetuk pintu minta tolong kerumah sakit."

"Ke rumah sakit?" Tanya Dini heran.

"Iya Din, soalnya ibu kamu saja kelihatannya udah parah, banyak bekas sayatan pisau ditangannya."

"Astargfirullah, sekarang ibu Dini di rumah sakit mana Bu?."

"Dirumah sakit umum Bersama."

"Oke makasih yaa Bu." Ucap Dini dengan gelisah.

"Iya sama-sama ibu pulang dulu Assalamu'alaikum." Pamit ibu sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Wa'alaikumsalam." balas Dini dengan sopan.

Dengan mendengar berita itu, Dini bergegas mengunci rumahnya kembali dan langsung berjalan kedepan komplek untuk mencari taksi.

••••

Saat di dalam taksi Dini tidak henti-hentinya menangis, karena ia tau bahwa ibunya sedang kesakitan. Dengan melihat Dini tersedu-sedu menangis, sopir taksi menanyakan tentang Dini.

"Neng kenapa nangis? Sakit ya?" tanya sopir taksi dengan melihat dari sepion dalam mobil.

"Tidak apa apa pak." ucap Dini dengan kebohongannya.

"Kalau tidak apa apa kenapa menangis?" tanya sopir kembali.

"Maaf, bapak bisa berenti bertanya?" bentak Dini dengan galak, yang membuat pak sopir kaget.

"Iyaaa.... Maaffff yaa neng." ucap pak sopir.

••30 minutes

Setelah sampai didepan rumah sakit, Dini langsung berlari dan menanyakan kepada suster temtang keberadaan ibunya.

"Sus,,, ibu yg bernama Melina, diruangan mana ya sus?" tanya Dini dengan nada yang tergesa-gesa.

"Tunggu yaa mba, saya lihat dulu."

------ "ibu Melina masih diruang UGD mba, soalnya ibu Melina baru saja datang."

"Oooo gitu yaa,, makasih ya sus."

"Iya sama- sama mba."

Mendengar ibunya masih di UGD Dini pun segera mendatangi ibunya.

••••

Saat ia melihat ibunya yang terbaring lemah diatas tempat tidur putih itu, dengan tabung oksigen disebelahnya, yang membuatnya sangat khawatir.

"Ibuuuu...." ucap Dini dan langsung memeluk ibunya.

Pernikahan DiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang