Bab 1

11 4 0
                                    

Disculpe, Kinan

Wahai Maryam

Aku heran melihat manusia mempertanyakan
Tentang siapa gerangan putramu
Hingga kami harus bersimbah darah
karena meributkan tentangnya

Wahai Bunda
Sampaikan salam kami, umat nabi saw,
Kepada belahan jiwamu
Seorang putra yang tercipta dengan kalimatnya
Bahwa kami sangat menghormati nya,
Beriman kepada ke Al-Masih annya
Tak ada ragu bagi kami mengakui nya
Bahwa kau mengandungnya atas Ruhul Qudus
dari Rabbul 'Alamin

Kesekian kalinya puisi ini aku baca. Puisi yang bercerita tentang wanita yang terbaik di zamannya, Maryam. Puisi ini membawa aku mengenal dan bersahabat dengan salah satu pengangum puisi agama.
  
   Aku masih duduk di bangku Cafe. Saat itu cafe dalam keadaan sangat sunyi hanya terdengar lagu favoritku. Aku menikmati musik favoritku dan ku tambah dengan membaca puisi tersebut. Setelah beberapa lama ku baca puisi tersebut, tanpa ku sadari aku melamun entah memikirkan apa. Lamunan ku buyar karena Aldo sahabatku sejak kecil, menepuk pundak ku sangat keras.

  "Kinaaaaaaaaaaaaan", teriak Aldo sambil menepuk pundak ku dengan keras
  "Aldooooooooooooo, dasar biang kerok. Udah Cimeng ngeselin lagi kamu itu. Kamu tau nggak pukulan kamu itu sakit banget", kataku dengan wajah kesal dan memalingkan wajahku darinya.
  "Sorry,sorry,sorry, aku kan nggak sengaja. Abis kamu ngelamun aja, nanti kalo kesambet sama Mumun gimana", katanya dengan memegang tanganku dan membujuk ku untuk memaafkannya.
  "Iya,iya, mbingggggggggggg, aku maaf in kok", kataku dengan mencubit pipinya yang tembem.
  "Ih, sakit tauuu", katanya dengan mengusap pipinya yang sakit.
  Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
  "Oh iya menggggg, aku sampe lupa, ayo temenin aku ke rumahnya temen ku ngambil tugas biologi yang besok harus dikumpulin", katanya dengan wajah yang memohon padaku.
  "Gak mau ah. Tapi kalo mau aku temenin ada syaratnya", kataku kepada nya.
  "Ya udah, apa syaratnya?", Tanya nya kepadaku.
  "Nanti habis dari rumah temen kamu, kambing harus nganterin Cimeng ke mall, mau apa gakkkkkkkkk?", Tanyaku padanya.
  "Iya,iya", katanya dengan wajah yang cemberut dan sepertinya berat hati.
Memang aku akui Aldo tidak menyukai syaratku yang satu ini dari dulu, karena Aldo bosan menunggu ku saat berbelanja di mall apalagi saat aku membeli pakaian.
  "Oke, Let's Go mbingggggggggggg", kataku dengan semangat.

Aku dan Aldo pun menaiki motor Ninja berwarna merah kesukaan nya yang di beri nama "Bombom". Gas pun ditancap Aldo dengan sangat cepat dan aku pun refleks memeluk tubuh Aldo.

  "Idihhhhh....Modusnya mulai lagi nih...", kataku sambil memukul punggungnya.
  "Hahahaha.... nggak papa lah sekali kali modus sama kamu...", katanya dengan melihat wajahku yang salah tingkah di spion motornya.
  "Udah, jangan ngeliatin aku aja, ayo berangkat nanti ke maleman lho sampe sana", kataku
  "Iya, menggggggggggggg. Cerewet banget kamu", katanya kepadaku.

Akhirnya, sampai lah aku dan Aldo di rumah temannya. Aku dan Aldo pun turun dari motor dan menuju rumah yang sangat sepi dan menyeramkan dan hanya ada suara burung yang terus berkicau seolah-olah memberi tahu pada pemilik rumahnya, tetapi sayangnya tidak ada respon dari dalam rumah tersebut.

  "Assalamualaikum, Dan...Dani", panggil Aldo sambil mengetuk pintunya.
Tak ada balasan dari dalam rumah.
  "Mana teman kamu ko nggak ada di rumah?, eh ngomong-ngomong ayo pulang aja, rumahnya bikin bulu kuduk aku berdiri terus....Ayo pulang aja!", Kataku dengan menarik tangan Aldo.
   "Sabar, tunggu, kalo sampe kita tunggu 5 menit nggak ada kita pulang", katanya dengan menenangkan ku.

Aldo pun mengambilkan ku kursi untuk aku duduk dan meminjamkan jaketnya untukku karena aku sangat kedinginan saat itu. Tanpa aku sadari aku tertidur pulas mungkin karena aku kelelahan.
Tak lama kemudian teman Aldo datang.

  "Lama banget datangnya Ni, sampe-sampe Kinan ketiduran nih", kata Aldo membuka percakapannya dengan Dani sambil menunjukkan ku yang sedang tertidur pulas kepada Dani.
  "Sorry,sorry, gue kira lo tadi datangnya jam 8 malem, akhirnya gue tinggal dulu pergi ke rumah pacar gue sebentar", kata Dani sambil menepuk pundak Aldo.
  "Ya, udah cepet mana tugas biologi yang gue mau ketik, CEPET GAK PAKE LAMA", bentak Aldo kepada Dani.

Dani pun segera mengambil tugas biologi dan keluar dengan membawa tugas tersebut.

  "Ini Do, tugasnya", kata Dani dengan menyerahkan tugas biologi kepada Aldo.
  "Oke, bakal gue kerjain dan bakal tepat waktu gue kumpulin oke", kata Aldo kepada Dani sambil menuju arahku untuk membangun kan ku.
  "Menggggggggggggg, ayo bangun kita pulang", kata Aldo dengan lembut membangunkan ku.
  "Iya,mbinggggggggg", kataku sambil mengusap mataku yang masih sangat berat untuk di buka.

Aku pun lupa akan syarat yang aku berikan pada Aldo karena aku sangat mengantuk dan mataku sangat berat untuk dibuka. Akhirnya Aldo mengantarkan ku pulang sampai depan rumah. Aldo pun mengecup kening ku itulah hal yang sering dilakukan Aldo kepadaku jika ia mengantar ku pulang.
 

Selamat membaca. Nantikan kelanjutan ceritanya. Jagan lupa vote ya!. Jangan jadi pembaca gelap oke!!.

Fatamorgana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang