🎼 01 🎼

1.6K 202 19
                                    

Karena Kim Taehyung, Jungkook jadi membenci rumah sakit

Kini Jungkook jadi mengetahui perasaan mereka,
Keluarga, kerabat ataupun pasangan dari penderita penyakit terkutuk itu

Penyakit yang merenggut mimpi orang yang paling Jungkook sayangi,

Kim Taehyung.


Setiap hari Jungkook melewati lorong rumah sakit ini hanya untuk sampai pada tempat tujuannya, yaitu kamar inap yang Taehyung tempati selama beberapa minggu. Jungkook menyebutnya lorong terkutuk, sama dengan penyakit yang diderita oleh Taehyung, terkutuk.



Penyakit itu membuat Jungkook menjadi si penakut, setiap kali pihak rumah sakit menghubunginya atau orangtua Taehyung. Takut kalau penyakit itu sudah berhasil merenggut Taehyungnya..












🎼 THE LAST PLAYLIST 🎼
CHAPTER 1
By BEGELLATAES









Jungkook berlari menyusuri lorong rumah sakit tempat dimana Taehyung dirawat. Napasnya sudah terengah, peluhnya juga menetes dari pelipisnya, namun Jungkook tidak peduli. Harusnya hari ini mereka tidak disini, tidak. Harusnya hari ini Taehyung memakai setelan jas putihnya dan berada di panggung bersama dengan Jungkook.

Jungkook sudah menunggu Taehyung selama hampir dua jam lamanya didepan pintu ruang praktik musik mereka, namun kekasihnya tidak kunjung datang. Lalu kabar selanjutnya yang Jungkook terima adalah Taehyung dirawat dirumah sakit. Tanpa pikir panjang Jungkook meninggalkan konser resital mereka, melewatkan kesempatan yang tidak datang dua kali dalam hidupnya.

Konser yang sudah Jungkook impikan sejak kecil.

Jeon Jungkook kecil yang lebih menyukai mendengarkan karya-karya Mozart's dan Beethoven dibandingkan lagu anak-anak pada umumnya. Disaat anak-anak lain bermain bersama dengan teman-temannya ditaman komplek rumah mereka, yang Jungkook lakukan hanya menonton video konser-konser musik klasik, terutama piano.

Piano bagi Jungkook itu hidup dan matinya, seluruh hidupnya hanya didedikasikan untuk bermain piano. Jelas sekali itu semua sebelum ia bertemu dengan Taehyung.





Ia bertemu dengan Taehyung dua tahun lalu, saat mereka sama-sama menjadi mahasiswa baru. Kim Taehyung yang memiliki sejuta pesona untuk membuat orang lain menyukainya, selalu menjadi happy virus untuk orang-orang disekelilingnya. Senyum Taehyung itu begitu menular, seakan-akan memang ia hidup untuk menyebarkan kebahagian pada orang lain melalui senyumannya.

Namun bukan itu yang membuat Jungkook jatuh teramat dalam pada pesona Kim Taehyung.

Jungkook jatuh hati ketika melihat Taehyung yang sore itu memainkan piano di ruang praktik musik mereka. Bagaimana jari Taehyung menari-nari diatas tuts piano. Seketika hati Jungkook terasa sakit, dadanya begitu sesak saat mendengar permainan piano Taehyung. Taehyung memainkan lagu itu dengan sepenuh hati, menyalurkan seluruh emosi yang ia rasakan melalui sentuhan jarinya pada tuts piano berwarna putih itu. Alunan melodi yang begitu sendu dan mengalir begitu saja, Taehyung begitu pintar menginterpretasikan lagu itu. Lagu yang begitu sederhana ia bawakan dengan penuh rasa.

Jungkook masih ingat jelas bagaimana perasaannya saat mendengarkan permainan piano Taehyung untuk pertama kali. Nocturne in E-flat major, Op. 9, No. 2, ia tidak akan pernah melupakan bagaimana rasa dari musik itu melalui sudut pandang Taehyung.





Dentingan-dentingan permainan piano Taehyung terngiang-ngiang didalam pikirannya, menemani Jungkook berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Begitu lembut dan tenang, namun terasa sakit. Pikirannya kalut, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa Taehyung bisa berakhir di rumah sakit ini. Padahal tadi pagi Jungkook menghubungi Taehyung, mengingatkan kekasihnya untuk santai saja menghadapi hari ini, hari konser resital mereka.

Selangkah..

Dua langkah..

Dentingan piano itu masih terputar dalam pikirannya, membuka kembali memori lama yang membuat ia jatuh hati pada Taehyung. Melodi yang begitu lembut dan menenangkan, menemani Jungkook untuk untuk tidur disetiap malamnya. Kini permainan piano Taehyung itu yang menemani langkah Jungkook menuju kamar rawatnya.








Langkahnya berhenti didepan pintu kamar Taehyung. Jungkook diam disana selama beberapa menit, menyaksikan wajah Mama dan Papa Kim yang penuh luka. Saat itu juga Jungkook yakin kalau semuanya tidak baik-baik saja, Taehyung tidak dalam keadaan baik-baik saja. Sedangkan kekasihnya itu tertidur pulas diatas ranjang rumah sakit. Wajahnya begitu damai dalam tidurnya seperti tidak ada hal yang terjadi.

Tangan Jungkook bergetar saat membuka pintu kamar rawat Taehyung. Memberanikan diri untuk melangkah, mendekat ke arah Mama dan Papa Kim. Belum, Jungkook belum sempat mengatakan apapun. Bahkan mengucapkan salam saja Jungkook tak sempat.

Tubuhnya sudah dipeluk erat oleh Mama Kim.

Beliau menangis dalam pelukan Jungkook.

Jungkook benar-benar tak mengerti apa yang sedang terjadi, namun dadanya terasa sesak saat mengantisipasi perkataan kedua orangtua Taehyung. Tidak, Jungkook tidak siap. Jungkook tidak ingin mendengar kalimat apapun yang hendak diucapkan oleh Mama Kim. Tapi melihat bagaimana cara Papa Kim membuang arah pandangnya, sangat menghindari untuk melakukan kontak mata dengan Jungkook ataupun tempat Taehyung berbaring, Jungkook semakin yakin kalau tidak ada kata baik-baik saja.







"A-ada tumor ganas ditenggorokan Taehyung. Tumor itu berkembang begitu cepat, Jungkook-ah."





Dan setelah Mama Kim mengatakan itu, tiba-tiba saja sekeliling Jungkook menjadi sunyi. Suara isak tangis Mama Kim tak lagi terdengar. Sunyi. Sampai akhirnya hanya ada dentingan piano lagi yang terdengar, lalu wajah Taehyung yang tersenyum bahagia dari balik piano. Jari indah milik Taehyung memainkan Moonlight Sonata, salah satu karya dari Beethoven yang Taehyung sukai.

Senyuman Taehyung..

Hanya itu yang dapat Jungkook ingat. Hingga akhirnya bayangan Taehyung yang tersenyum itu memudar, semakin pudar sampai akhirnya menghilang. Menyadarkan Jungkook pada kenyataan yang sedang terjadi.




🎼 THE LAST PLAYLIST 🎼

THE LAST PLAYLIST | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang