"Ayla!" Teriakan itu membuat siapa-pun yang mendengarnya seketika langsung menutup telinga.
Farah berjalan menghampiri Ayla.
"Udah kali, ah. Nutup telinganya!" Farah menjitak dahi Ayla.
Ayla tertawa puas.
"Habisnya lo kalau teriak kayak toa masjid sih," kata Ayla sembari tertawa lagi.
"Lagi ngapain lo?" Tanya Farah.
"Biasa," singkat, padat, jelas.
"Imajinasi lagi?" Farah mengangkat alis kanan-nya.
Ayla hanya sekedar mengangguk.
"BTW, lo kemarin liat ga Kak Faizal?" Tanya Farah.
"Kak Faizal yang ketua OSIS itu?" Ayla balik bertanya.
"He-em," jawab Farah.
"Liat, trus kenapa?" Tanya Ayla yang sedari tadi sibuk menatap langit.
"Sumpahh.. Ganteng banget tau, ga?!" Senyum Farah seketika merekah.
Ayla hanya terdiam.
"Rah, gue balik duluan ya," Ayla menjabat tangan sahabat karibnya itu. Kemudian berjalan meninggalkan Farah sendirian.
"Dihh.." Farah mengibas rambutnya.
Ayla hanya tersenyum manis.
18 Januari
Ayla menatap sepasang mata hitam kecoklatan. Mata yang membuat segala bentuk amarahnya memaksa keluar.
"Hah? Dia lagi? Cowok nyebelin itu? Dia sekolah disini? Ya, kali gue mau mati cuman gara-gara hipertensi?!"
Seabreg pertanyaan keluar dari bibir manis Ayla. Ia yang sebelumnya bahagia sebab guru IPA yang hari ini mengajar dikelasnya mendapat kabar bahwa putrinya sakit, sehingga beliau ijin pulang. Mendadak mati gaya sebab cowok yang ia bilang "NBD" alias Nyebelin Banget Deh, itu seketika muncul dari belakang tubuh kekar Pak Radit.
"Hehhhh! Diam!" Teriak pak Radit sembari mengetuk papan tulis.
"Dengarkan! Ini teman baru kalian, silahkan," pak Radit mempersilahkan cowok itu memperkenalkan diri.
"Perkenalkan! Nama saya Aditya Mahesa Reinanda, panggil aja Aditya. Saya murid pindahan dari Kalimantan. Saya harap kalian bisa berteman baik sama saya," kata cowok "NBD" itu yang ternyata bernama Aditya.
"Wahhh, namanya aja udah bagus. Apalagi mukanya!" Rizka memuji Aditya.
"Iya, ya," begitu juga dengan Jihan. Nampaknya, iya langsung terpana pada Aditya.
Sepertinya Aditya mendengar Ghibah-an anak-anak cewek. Terbukti, ia senyam-senyum sendiri sedari tadi.
"Dasar! Ge-er banget, sih? Emang, sih, lumayan juga ni anak!" Gumam Ayla dalam hati.
"And you!" Aditya menunjuk Ayla.
"Cewek absurd! Kayaknya kita pernah ketemu?" Aditya menyindir Ayla.
"Dihh! SKSD! Sok Kenal Sok Dekat!" Ayla membalas sindiran Aditya.
Aditya hanya tertawa.
"Aditya, silahkan duduk di sebelah Revan!" Kata pak Radit mempersilahkan.
"Saya permisi dulu, jangan pada ribut!" Lambat laun tubuh kekar pak Radit menghilang.
Aditya berjalan lambat menuju meja disebelah Revan. Ya, amat sangat lambat!
Ayla berusaha men-jegal kaki Aditya seperti yang diajarkan coach Edy pada saat latihan futsal minggu lalu.
"Cakep, nih. Buat asah bakat terpendam gue," Ayla tersenyum sinis.
"Eitsss!" Aditya menyingkir dari kaki Ayla.
"Kalau nge-fans bilang aja!" Kata Aditya penuh kemenangan.
"Cieee!!" Seisi kelas mendadak ramai sebab kelakuan mereka berdua.
"Dihhh!" Kata itu kembali terlontar dari bibir Ayla.
"Duh, gimana sih lo, Ay! Kok bisa meleset?! Padahal kemarin lo bisa! Malu - maluin aja!" Ayla berceloteh didalam hati.
-----------------------------------------------------------
Suasana ramai menyelimuti kelas XI-2. Ya, amat sangat ramai. Hingga membuat Aditya yang kala itu terlihat kebingungan sebab saat kelas X dulu kelasnya tak seramai kelas yang saat ini ia tinggal. Jelas, dia anak pesantren! "Dih, anak pesantren tapi kok liciknya minta ampun? Pesan Trend kali, ya? Hahaha.." Ayla tertawa geli dengan kalimat yang ia pikirkan tadi.
"Lo kenapa, dit?" Tanya Revan pada teman sebangkunya itu.
"Gue cuman heran," Aditya menyedekap-kan tangannya.
"Heran kenapa?"
"Kelas ini kok rame banget, ya? Apa pada ga takut dihukum?" Aditya kembali melontarkan beberapa pertanyaan soal kelasnya.
"Oo, itu yang lo heran-in dari tadi? Ga usah heran, ni kelas emang paling rame, paling sering cari masalah sama bk. Bahkan tuh, si Evan, dia pernah ketahuan pake narkoba. Tapi nahas, guru-guru ga ada yang percaya. Soalnya, dia kalau sama guru sopan. Nilainya juga bagus-bagus. Udah deh, lo ga usah heran," mulut Revan berkomat-kamit.
"Oo, gitu, ya?" Aditya menangguk.
"Eh, iya. Cewek absurd tadi siapa, sih?" Aditya mengerutkan alisnya.
"Oh, Ayla?" Revan menggaruk dahinya.
"Ayla?" Sekarang alis Aditya terangkat satu.
"Iya, Ayla. Dia cewek ter-berani di Sekolah ini. Lo tau gak, waktu MOS, tu cewek adalah satu dari sekian ribu orang yang ikut MOS yang paling berani sama kakak senior. Waktu itu ada cewek yang pingsan, dengan santainya dia bopong tuh cewek ke UKS. Dia bilang gini, "Gue disini mau Sekolah, bayar! Bukan jadi babu lo pada!". Dan akibatnya, kita semua kena hukuman berdiri ditengah lapangan, lima jam! Gila ga, tuh?" Revan menggebrak mejanya sehingga Aditya tersentak.
"What?!" Jawab aditya seolah-olah hal yang baru saja Revan katakan itu hanya imajinasi Revan semata. Tapi memang, banyak yang bilang kalau Ayla adalah cewek yang paling sering masuk bk, tidak pernah datang tepat waktu, suka balapan liar, dan suka tawuran. Meskipun begitu, Ayla adalah cewek yang memiliki segudang prestasi. Dia jago beladiri, suka mengutak-atik mesin, dan pandai merangkai kata. Menurut Aditya, cewek itu beda dari yang lain.
"Van, gue ke toilet dulu," Aditya berdiri dari kursinya.
Revan hanya mengangguk.
Aditya berjalan keluar kelas XI-2 yang penuh bising itu. Kemudian mencari-cari tempat pembuangan limbah manusia yang ia akan datangi tadi.
"Gubraakk!"
Suara benda terjatuh. Aditya melihat sekitar. Ia melihat seseorang terjatuh, seperti yang saat ini ia alami.
"Eh, sorry. Gue ga sengaja!" Aditya meminta maaf. Kemudian mengulurkan tangannya, maksudnya memberi bantuan. Gadis itu menerima bantuan Aditya.
"Nih," Aditya memberikan buku gadis itu yang terjatuh, sebab bertabrakan dengannya.
"Makasih," jawab gadis itu.
"Lo?" Aditya memulai obrolan.
"Viera," gadis itu mengulurkan tangan.
"Aditya," Aditya menerima uluran tangan Viera.
"Eh, gue duluan ya!" Aditya pamit dari hadapan Viera.
Viera tersenyum manis.
Update minggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITYA
Teen FictionAditya, cowok kelas dua SMA yang berambisi mendapatkan cinta seorang cewek manis dari kota Manis, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Cewek absurd yang ketika itu dengan santainya menampar wajah Aditya tanpa maaf. Seakan-akan dia tak terima Aditya men...