Aku terbangun oleh suara rintik hujan yang mengguyur kota Seoul di pagi hari ini. Aku mengucek mataku pelan-pelan dan melirik jam diponselku yang terletak di samping bantal.Menunjukan pukul 6 pagi. Masih terlalu pagi untuk memulai aktifitas hari ini. Kembali ku tutup kedua mataku mencoba tertidur kembali. Namun suara lenguhan lembut dari sosok yang kini melingkarkan tanganya memeluk pinggangku membuatku mengurungkan niat untuk tertidur kembali.
Choi Minho, kekasihku. Dia semakin mengeratkan tubuh kami berdua. Menciptakan kehangatan yang menjalar ke dalam tubuhku. Aku tersenyum. Kupandangi wajah tampanya yang selalu membuatku jatuh cinta. Wajah tidurnya yang sangat damai. Bibir merah tebalnya yang sangat menggoda beberapa kali menghembuskan nafas hangat. Hidung mancungnya yang terlihat kokoh. Rahang tegasnya. Semuanya sangat terlihat sempurna.
Selama beberapa menit aku memandanginya wajah sempurnanya tanpa kedip. Terkadang aku masih tidak percaya bahwa sosok yang kini tengah memelukku adalah milikku seutuhnya. Ya, Choi Minho adalah milikku seutuhnya dan aku telah berjanji untuk selalu menjaganya untuk menjadi milikku selamanya. Aku sangat mencintainya.
"Sampai kapan kau akan menatapku seperti itu?"
"Sampai kau terbangun"
"Aku sudah terbangun. Kenapa masih menatapku?" Dia pandai untuk menggodaku.
"Selamat pagi" aku tidak menjawab pertanyaanya, segera ku curi kecupan pada bibir tebal yang sangat menggoda itu.
"Selamat pagi, baby. Aku mau lagi" dia mempout-kan bibirnya lucu. Lihat, kekasihku ini sangat pandai sekali membuatku merasa malu.
"Aku hanya melakukan morning kiss sekali"
"Aku tidak merasa kecupanmu tadi adalah sebuah morning kiss?" Dia menyeringai jahil.
"Aishh" aku pukul dada kerasnya itu secara perlahan.
"Ayo~ berikan aku morning kiss" dia berkata dengan nada yang sangat manja.
"Kan sudah" kini aku yang mempoutkan bibirku lucu. Kembali ku pukuli dada bidangnya dengan gemas.
"Ayolah baby~ bibirku rasanya sangat kering T.T" sedetik kemudian dia memberikan tatapan yang sangat menyedihkan.
Gezzh. Kekasihku benar-benar seorang aktor yang hebat. Kalau begini aku akan mengalah.
"Choi Minho. Tutup matamu. Aku hanya akan melakukanya sekali" kulihat dia memberikan senyuman kemenanganya.
Aku bukanlah seorang kisser yang baik. Ku pejamkan kedua mataku sesaat bibirku bertemu kembali dengan bibir tebalnya. Aku tidak melakukan pergerakan selama beberapa detik. Menikmati bibir manisnya yang sangat memabukkan. Menit selanjutnya ku coba gerakkan bibirku, mengikuti apa yang biasanya Minho lakukan padaku. Aku menggigit bibir atas dan bawahnya secara bergantian. Dia rasanya sangat manis dan aku sangat menyukainya. Aku kulum bibirnya lagi dan lagi untuk menyesap rasa manis itu kembali. Dia benar-benar memabukkan! Tanpa kusadari tanganku sudah berada di belakang kepalanya dan meremas rambutnya secara perlahan. Kurasakan tangan minho yang semula di pinggaku kini beralih menekan tengkukku. Kami saling melumat satu sama lain dan menyesap saliva satu sama lain. Aku semakin meremas rambutnya kasar ketika lidah Minho mencoba memasuki rongga mulutku. Aku tidak akan pernah menang melawanya. Dia membawa lidahnya masuk dan melilit lidahku di dalam mulutku. Ini benar-benar hebat. Kami belum pernah melakukan sejauh ini sebelumnya."Nghh Min-hh" aku mulai kehabisan nafas dan mencoba menarik diriku dari dekapanya. Tapi Minho terlalu kuat. Tanganya kini menyelinap kedalam kaosku dan membuatku semakin bergairah akan sentuhanya. Dia meraba perutku, berhenti sebentar di pusarku dan kemudian membawa jari-jari panjangnya mengelus kedua nipple-ku secara bergantian. Aku berjengit dan kulepaskan bibir kami yang sedang bertautan saat kurasakan tanganya memplintir nippleku. Segera kutarik tanganya keluar dari kaosku.