Part 3

983 36 11
                                    




          

"I want you...hyung" aku berkata sangat pelan dan menggigit bibir bawahku dengan sangat grogi

"Are you sure this is a good idea?"

Aku mengangguk. Hening kembali hadir diantara kami berdua. Kemudian dia menangkup kedua pipiku

"If you are not ready. I can wait."

"No...I'm ready. Please take me now.."

Dia menatap kedua mataku dalam, seperti mencari keyakinan atas ucapakanku. Dia mengangguk, kemudian detik berikutnya bibir tebalnya mendarat di dahiku, menciumnya lama dan aku segera menutup kedua mataku, kemudian dia membawa bibirnya ke mataku, menciumnya secara bergantian, beralih kedua pipiku, kemudian hidungku. Bisa kurasakan napas Minho hyung menderu, aroma Cappucino masih terasa dalam napasnya. Dan terakhir, dia membawa bibirnya menyapu kedua bibirku. Ku raih bibir kekasihku dan kami saling melumat dengan tempo yang semakin lama semakin cepat.

Tanganku yang masih berada diantara pahanya meremas gundukan itu secara pelan. Minho hyung mengerang dalam ciuman kami dan aku semakin meremasnya gemas. Kemudian Minho hyung membawaku ke atas ranjang untuk duduk diatas pangkuanya, membuat remasakanku terlepas dan kini tergantikan dengan buttku yang duduk diatas gundukan itu. Aku mendesah tertahan, menggesekan buttku maju mundur dan tanganku kini melingkar di lehernya.

Kami melepas ciuman kami untuk mengambil beberapa oksigen. Aku tersentak ketika Minho hyung menyerang leherku. Dia mencium seluruh leherku dan menjilatnya dengan lapar. Kemudian dia berhenti sensitive spotku, menciumnya dan menghisapnya secara dalam.

"Minho...hhh"

Aku tak dapat menahan untuk tidak mendesah, aku masih menggesek-gesekan buttku di selangkanya. Bisa kurasakan gundukan itu semakin membesar. Setelah puas dengan leherku kini bibirnya beralih menciumi telinga kiriku, sesekali menggigitnya dengan penuh nafsu. Dan bergantian untuk memuaskan telinga kiriku.

Setelah dia selesai dengan kedua telingaku, aku menangkup wajah tampanya di kedua tangan kecilku. Dia menatapku dengan penuh nafsu, aku menjilati bibirnya dan beralih ke dagunya. Kupenuhi dagu lancip itu dengan salivaku, menjilatnya berkali-kali.

Kami kini sudah bertelanjang dada, Minho hyung membaringkanku di ranjang dan berada diatasku. Matanya menatap kedua nippleku secara intens sebelum dia membawa mulutnya untuk mengecup nippleku.

"Aku sudah menunggu ini sangat lama.." dia mencium nipple kananku sedangkan jarinya dia bawa untuk memijit dan memilin nipple kiriku.

Dari sebuah ciuman kini berubah menjadi hisapan, Minho hyung menghisap nipple kananku seperti seorang bayi yang sedang menyusu. Aku membusungkan dadaku kepada wajahnya, memberikanya lebih. Sedangkan kedua tanganku terus menekan kepalanya agar semakin dalam menghisap nippleku. Aku menjambak rambutnya ketika dia melakukan hal yang sama kepada nipple kiriku.

"Ahh ahh..Minho ahhh"

Aku mendesah namanya, memancingnya untuk menghisapku semakin dalam.

"I love your nipples, baby"

Aku berseru atas kenikmatan yang dia berikan kepada nippleku. Kini mulutnya beralih kepada pusarku, menjilati dan menciumnya berkali-kali, menciptakan rasa geli di sekujur tubuhku.

Kami berdua masih mengenakan boxer. Dan secara perlahan-lahan Minho hyung menurunkan boxerku hingga aku benar-benar telanjang sekarang. Aku menutup kedua mataku dengan telapak tanganku takut melihat reaksinya.

"Don't close your eyes. You are all so beautiful" dia menarik kedua telapak tanganku turun dan aku dapat memastikan mulutnya menganga takjub melihatku totally naked.

For the first timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang