Hanya Bunga Tidurkah...?
***
Beberapa kali mimpi menghadirkan HARAPAN yang terukir indah di dalam jiwa. Mimpi bersama yang terlukis elok di kanvas hati. Layar besar sang mimpi menyajikan harapan bersama, dan KITA hadir sebagai dua warna pelangi yang melengkung indah di birunya langit hati, berjanji untuk saling memberikan warna yang berarti, menyulam benang-benang cinta di atas kain kejujuran diri, menguntai mutiara-mutiara kasih sayang di atas perhiasan kesetiaan yang murni, menyemai buaian benih rindu di atas ladang ketakwaan pada Ilahi.
Kita berdua hadir sebagai dua keping hati yang dipersatukan oleh ikatan yang suci dalam bingkai cinta Ilahi. Saling ber'azam untuk melukis sketsa-sketsa kebersamaan, pada putihnya kanvas perjuangan. Bersama... berusaha memecahkan teka-teki kehidupan, pada luasnya muara kesabaran. Menjawab semua tanya kehidupan, menadah tetes-tetes embun keimanan, pada beningnya telaga keikhlasan.
***
Saat mata terbuka dari lenanya, hati bertanya lirih,
"Apakah itu hanya bunga tidur semata, ataukah sebuah isyarat tentang jawaban atas permintaan kecil hati saat dahi menyentuh sajadah biru yang terbentang di keheningan malam, dan lisan mungil menyenandungkan untaian do'a pilihan..?"
Entahlah, yang aku tahu, ketika mata kembali terjaga... keyakinan itu tumbuh dan semakin mengakar dalam jiwa. Keyakinan untuk sebuah harapan bersama. Harapan yang selalu menyemai cita dan mimpi.
"Saat aku datang di batas indahnya pesona kemuning lembayung senja, dengan selaksa cinta, untuk menjemputmu..."
Membangun sebuah rumah surga dalam hidup di kehidupan. Merangkai mimpi, merancang cita, mengukir cinta di belahan jiwa.
Dan SEMUA ADA WAKTUNYA... Pada akhirnya sang waktulah yang akan berbicara.
Karena saat ini, WAKTU memberi jarak untuk sebuah HARAPAN
*sketsa mimpi saat itu*